Chapter 5.

0 0 0
                                    


Teng!!

Teng!!!

Teng!!!

Bel sekolah berbunyi menandakan waktu pembelajaran telah usai.

Para siswa dan guru pun bersiap siap akan kembali ke rumah mereka masing masing.

Begitu juga Laura, semenjak kejadian kemaren, seharian ini Sara dan gengnya tidak pernah kelihatan mendekati dirinya lagi.

Bagi Laura, hari ini adalah hari yang membuatnya banyak mengucapkan rasa syukur karena dapat kembali pulang dengan damai tanpa harus mengorbankan energinya untuk menerima tindakan para pembully.

Kini Laura yang tengah bersiap siap keluar dari kelasnya, tidak memperdulikan tatapan dan perilaku aneh teman teman sekelas yang langsung menghindar ketika dirinya berjalan di dekat mereka.

Dengan santai Laura berjalan keluar dari kelasnya dengan memeluk beberapa buku yang memang sengaja tidak ia masukkan ke dalam tas.

"Huft~ sambutan seperti apa ya di rumah nanti?" Batin Laura menerka kejadian apa yang akan menyambutnya ketika sampai di rumah.

Laura yang baru melangkahkan kaki melewati pintu kelasnya itu pun tersentak kecil ketika melihat Jimmy, yang seakan tengah menunggu nya untuk keluar dari kelas. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah Zayn yang juga berada disana dengan menggunakan pakaian santai.

"Zayn? Kenapa dia ada disini? Sedangkan dari tadi ia tidak masuk kelas" batin bingung Laura menatap Zayn.

"Ekhm! Sudah tatap tatapannya nanti saja lanjutkan" Goda Jimmy pada kedua temannya ini.

Laura yang telah sadar dari keterkejutan nya itu segera membuang tatapannya dan ragu ragu menatap Jimmy  "Ada apa?" Tanya Laura.

"Ada seseorang yang ingin berbicara pada mu, tapi dia takut menghadap berhadapan dengan mu sendirian" jawab Jimmy dengan sedikit menggoda Zayn.

Zayn tentu tidak terlalu mendengarkan ucapan Jimmy karena ia tengah menatap rumit wajah Laura.

Namun sebelum Laura menjawab ucapan Jimmy, tiba tiba dirinya di dorong kasar oleh sesosok yang ia belakangi.

Push!

"!!!"

"Jangan menghambat jalan!!" Teriak siswa itu tanpa mengetahui di depannya telah berdiri dua pilar kebanggaan sekolah itu.

Laura yang sempat di dorong itu kini telah jatuh dalam rangkulan Zayn, karena pada saat itu terjadi Zayn dengan sigap menahan tubuh Laura agar tidak terjatuh ke lantai.

Raut wajah khawatir kedua pemuda tampan itu seketika berubah menjadi gelap ketika mendengar kan suara pelaku yang mendorong Laura.

"Makanya jangan berdiri di... di-- ?!!!! Wa-wakil ketua--?! A-ada keperluan apa anda kemari?" Tanya panik siswa yang mendorong Laura ketika sudah melihat dengan jelas siapa yang berdiri di depannya.

Kepanikan nya seketika bertambah, ketika melihat gadis yang ia dorong tengah berada di pelukan siswa yang paling di segani di sekolah itu.

"Jim" panggil Zayn dengan nada serius.

Jimmy yang memahami panggilan itu pun merubah ekperisi wajahnya menjadi sumringah.

Dengan wajah sumringah namun sangat membuat siswa itu takut, Jimmy segera mengajak siswa itu untuk mengikuti nya. Yang sebenarnya terjadi bukan lah mengajak melainkan menarik paksa siswa itu ke ruangan OSIS.

Melihat Jimmy dan siswa itu telah pergi, Zayn segera melepas rangkulannya dan mengecek kondisi Laura.

"Kamu tidak apa apa?" Tanya Zayn meminta kepastian.

Dear, Your My Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang