Chapter 4.

3 1 0
                                    


Awal baru suasana baru itu yang tengah dirasakan Laura saat ini. Rutinitas sekolah yang selalu kelam dan suram kini mulai sedikit menampakkan sinar hangat.

Laura yang biasanya tidak memiliki teman belajar maupun bermain kini sudah memiliki dua orang pemuda yang selalu menempel padanya.

Awalnya Laura sedikit risih dan takut membuat teman sekelasnya cemburu, namun dengan sifat keras kepala dua pangeran sekolah itu, akhirnya hanya helaan napas pasrah yang dapat di keluarkan Laura.

Anehnya sudah satu minggu berjalan semenjak Zayn masuk ke sekolah, dirinya hampir tidak mendapatkan perlakuan mengerikan dari teman teman sekelasnya.

"Laura, sini!!" Panggil Jimmy dari arah gerbang sekolah.

Untuk Zayn, sampai saat ini Laura belum menyadari bahwa pemuda tampan itu adalah seseorang yang pernah ia temui di masa lalu.

Laura yang tengah berjalan kaki menuju sekolah nya itu dapat melihat dua pangeran sekolah telah menunggu nya di gerbang depan.

Membalas panggilan Jimmy dengan senyuman kecil, ia pun segera berjalan menghampiri kedua pemuda itu.

Tap! Tap! Tap!

Dugh!!

Suasana damai dan bersahabat itu buyar ketika seseorang dengan sengaja mendorongnya dari belakang, membuat tubuh gadis itu jatuh tersungkur hingga lutut nya terpukul cukup keras ke tanah bersemen.

"Uh maaf" ucap si pelaku sebelum lari meninggalkan Laura.

Zayn dan Jimmy yang melihat kejadian itu secara langsung di depan mata segera berlari ke arah Laura.

"Laura?!" Panggil khawatir Zayn.

Untuk Laura sendiri ia tidak merespon ucapan Zayn karena saat ini ia fokus untuk menahan rasa sakit di kakinya.

"Darah?!" Ucap terkejut Jimmy melihat darah mulai ngalir dari sela jari tangan Laura yang di gunakan untuk menutup lututnya.

Tanpa menunggu lama, Zayn pun segera menggendong Laura ala bridal style dan membawanya ke klinik sekolah.

Seluruh pasang mata yang melihat pangeran mereka tengah mengendong seorang monster itu hanya bisa terdiam dan menahan emosi.

Sedangkan untuk Laura sendiri ia tengah berpegangan kuat pada Zayn karena ia masih terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Zayn.

Laura dapat melihat dengan jelas ekpresi muka khawatir pemuda di dekatnya ini.

"Tidak apa apa, aku baik baik saja" ucap tenang Laura menyembunyikan rasa sakitnya.

Mendengar hal itu Zayn hanya melirik sekilas pada Laura dan kembali fokus berjalan ke arah klinik.

Laura yang tidak mendapatkan respon dari Zayn hanya bisa tersenyum pahit "Bukan luka besar. Tidak sebesar dan sesakit luka kehidupan anak bernama Laura Neville Easton. " Batin ejek Laura pada dirinya.

Hingga akhirnya mereka sampai di depan ruang klinik.

Szret!

Ketika pintu di buka, menampakkan sang petugas yang berjaga di ruang kesehatan itu akan bersiap siap keluar.

"Ada apa kalian kemari?" Tanya petugas bingung menatap pemandangan di depannya itu.

"Kakinya terluka" jawab Zayn datar  dengan menunjuk menggunakan mata pada kaki Laura yang terluka.

Sang petugas pun segera menyuruh Zayn membawa masuk Laura dan meletakkan nya di atas matras tempat tidur klinik.

Petugas tersebut segera mengecek luka di kaki Laura "Lukanya tidak terlalu dalam tapi untuk memar ini...apa kaki mu telah membentur sesuatu yang keras?" Tanya memastikan sang petugas pada Laura.

Dear, Your My Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang