Chapter 3.

4 1 0
                                    

Dua bulan berlalu, dan kini Laura telah memasuki bangku kelas dua di sekolah menengah atas.

Untuk ujian kemaren ia mendapatkan peringkat pertama di kelas dan di sekolah nya.

Dan juga sudah hampir dua bulan ia tidak mendengar keributan dari orang tuanya. Bagaimana tidak, permasalahan itu semakin lama semakin buruk.

Ayah dan ibunya kini sudah mulai jarang pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan kantor, dan Laura juga pernah kedapatan melihat sang ibu sering pulang malam dengan keadaan mabuk bersama dengan teman temannya.

Untuk ayahnya sendiri akan pulang sekali tiga minggu ke kediamannya hanya untuk mengganti baju kotor yang ia bawa.

"Hehehe dibilang broken home orang tua masih utuh, dibilang tidak tapi orang tua selalu bertengkar di depan anaknya dan kini malah seperti tidak memiliki orang tua" batin ejek Laura.

"Nona, sudah saat nya anda berangkat. Jika tidak hari pertama anda akan terlambat" ucap sang maid yang tengah membersihkan piring serapan Laura.

"Mm. Laura berangkat dulu ya bi" pamit Laura berangkat sekolah.

.
.
.

Teng!!

Teng!!

Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan segera di mulai.

Di jam pertama ini, seluruh kelas akan di buka oleh pembelajaran dari wali kelas mereka.

"Baik, anak anak semuanya duduk. Bagaimana liburan semester kalian?" Basa basi sang guru yang dijawab antusias murid muridnya.

"Sebelum itu ibu mengucapkan selamat pada kalian semua karena telah berada di kelas dua. Dan satu lagi, kali ini kita telah kedatangan siswa baru dari luar kota. Dan ibu harap kalian bisa membantu dan menerimanya dengan baik di sekolah kita ini" ucap sang guru sambil mempersilahkan murid baru itu masuk.

Bertepatan saat pintu kelas terbuka, seluruh pasang mata menatap kagum dan berbinar pada siswa baru tersebut. Begitu pula dengan para siswi yang sudah menatap lapar pemuda itu.

"Wahh tampan sekali~"

"Tinggi, cowok idaman ku"

"Akhirnya kelas kita kedatangan cowok tampan, kyaa~"

"Wahh bukannya itu pewaris perusahaan yang terkenal itu ya?"

"Apa dia tuan muda dari keluarga Damian?"

"Kyaa tidak ku sangka kita kedatangan pangeran tampan"

Pemuda tampan itu pun segera berdiri di depan kelas dan bisa merasakan tatapan memuja orang orang yang akan menjadi teman sekelasnya.

Namun dari awal ia masuk, matanya tidak pernah diam untuk mencari seseorang hingga interupsi sang guru memecah fokus pemuda itu.

"Perkenalkan dirimu" perintah sang guru.

"Zayn, Zayn Damian" ucap singkat Zayn.

"Baiklah, kita lihat di mana kamu bisa duduk.... Kenapa kita memiliki dua bangku kosong? Siapa yang tidak hadir?" Tanya tiba tiba sang guru ketika melihat dua kursi pojok belakang kosong.

"Biasa si monster--"

"Anak anak" Ucapan para siswa di tegur oleh sang guru.

"Bangku bagian belakang memang kosong sedangkan didepannya di tepati oleh Laura, Bu. Kurasa dia terlambat atau pun bolos karena ia sudah terlalu pintar" ucap sang ketua kelas.

"Hah anak itu... baiklah Zayn kamu bisa duduk di bangku depan. Karena dirinya terlambat--"

Cleck!!

Dear, Your My Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang