VOC (warning 🔞)

861 56 7
                                    

Warning!!!
Chapt ini mengandung penyiksaan, pelecehan, dan hal hal keji sejenisnya. Apabila bagi anda yang tidak kuat melihat indo tersiksa, boleh anda skip saja fanfic ini.

Namaku Indonesia. Aku adalah seorang country human. Yah, aku adalah gambaran dari bendera negaraku yang entah kita diberi suatu mukjizat untuk hidup dan menjalani kehidupan ini. Kami para bendera yang dihidupkan dalam bentuk manusia, menjadi sebuah keberadaan yang sangat berpengaruh dalam negara kami masing-masing.

Dan saat ini aku tengah disekap dalam sebuah kamar yang aku sudah sangat hafal. Bagaimana aku tak hafal, sudah hampir 3 bulan lamanya aku berada disini. Tersiksa melihat rakyatku dibantai, diperbudak, dan ditindas dengan tanpa ampun oleh para penjajah itu. Dan disini, dikamar ini iapun sering menyiksaku secara fisik dan mental. Yah...dia, personifikasi dari negara yang tengah menjajahku.

"Sudah...cukup hiks" Aku hanya mampu sesegukan merasakan cambukan dipunggungku saat ini.

"Hahahaha oh astaga, jangan menangis manis...kau semakin menggoda saat kau menangis seperti itu~" ucap dia dengan kejamnya masih melanjutkan kegiatannya mencambuki tubuhku.

"Aaarghh!!!" Teriakku tak tahan akan perihnya luka yang diakibatkan sabuk kulit itu "kau pembohong! Hiks...kau bilang jika aku mau menjadi milikmu...akan kau bebaskan rakyatku!" Ungkapku mengingatkan ia pada janjinya dulu.

"Hahaha aku juga menyukai sisi polosmu ini manis" ucapnya dengan wajah yang sangat menyeramkan bagiku. Dia mencengkram pipiku cukup kuat membuatku terpaksa menatap langsung ke wajahnya. "Inilah yang membuatmu menjadi incaran banyak negara sayang"

"Nghhh~" aku benci ini! Aku benci situasi ini. Ia menyiksa dan melecehkanku semaunya. Dan aku yang tiada daya untuk melawannya. Ini sangatlah ironis. "J-jangan hiks...bagian sana masih sakit" ucapku ketakutan saat tangannya mulai meraba area belakangku.

"Ssssttt~ tak ada budak yang boleh melawan tuanya paham!" Ucapnya dan langsung memasukan 3 jarinya tanpa aba-aba ke lubang analku. Sungguh tiada kenikmatan disana. Hanya rasa sakit yang menghancurkanku secara fisik dan mental.

"Hiks...tuan VOC...saya mohon"

"DIAM!!"

"AARGHHH!!!! S-Sakit...tuan hiks...tuan ampuni saya"

"Ini hukuman karena kamu tidak menjadi budak yang baik!"

"Akhh!! Tidak ..hiks...siapapun nghhh~ tolong..."

"Ah~ aku sangat menyukai tubuh indahmu ini indo~" ucapnya sembari mulai menyetubuhiku seperti hari hari sebelumnya. Oh tuhan, tolong sudahi siksaan ini. Aku sudah muak. Aku sudah tidak tahan lagi! Tolong aku ya tuhan. Tolong kami yang tersiksa ini.

Author POV

"Apa kau dengar suara itu ?"

"Suara apa ?"

"Yang sering terdengar di kamar tuan VOC!"

"Yah aku dengar. Dan itu sangat erotic sekaligus mengerikan. Aku bisa membayangkan betapa sakitnya personifikasi yang tuan VOC sekap itu"

"Yah kita hanya bawahan. Kita tidak bisa berbuat apapun. Kita hanya harus mematuhi perintah"

"Yah kau benar"

Percakapan para penjaga yang mengungkap betapa kejamnya tuanya itu. Dan dipojokan dekat tembok terdapat sosok remaja yang tengah mengepalkan tangannya dengan erat menahan amarahnya. Sosok dengan warna hampir senada dengan ayahnya itu merasa iba dengan negara yang tengah ayahnya sekap.

"Indo, maafkan aku tak dapat menolongmu"

Yaah dia adalah Netherland. Ia memang mengikuti jejak ayahnya. Namun ia tak pernah berpikir untuk berbuat terlalu jauh seperti ayahnya itu. Baginya inipun sudah sangat keterlaluan. Negara kecil nan cantik itu tidaklah berdosa. Hanya karena kerakusan negaranya, ia menjadi korban nafsu bejat ayahnya.

Love Is Pain(CH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang