Disclaimer :
Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan sejarah yah...jadi buat yang nanti janggal sama Alurnya mohon dimaklumi. Ini aku terinspirasi dari sejarah saja bukan terus ku samain plek ketiplek dengan sejarah yah ngohe ? 👌
Ok lanjut cekinbrot!
===============000===============Suara ayam berkokok mulai terdengar, cahaya matahari dari timur mulai menampakan dirinya. Disinilah Indo dan si bapak penolongnya tengah berada di rerimbunan membelah hutan menuju markas para pejuang.
"Masih jauh ya pak ?" Tanya indo dengan sangat bersemangat. Ia sangat menantikan pertemuannya dengan kakak-kakaknya setelah sekian lama.
"Dikit lagi den....nah itu den udah kelihatan kan ? Ada rerimbunan itu. Itu tenda mereka den" kata si bapak semakin mempercepat laju jalanya.
"Ah iya pak" indo juga mempercepat jalanya. Senyumnya mengembang tak dapat menutupi binar bahagia dimatanya menatap didepan sana terdapat keluarganya yang sangat ia cintai.
.
.
.
.
.
"Bagaimana rupa adik kita yah ? Lama tidak melihatnya. Dia tumbuh seperti apa ? Terakhir dia kecil dulu dia sangatlah imut" kata PKI dengan panjang lebar. Ia sungguh sangat merindukan adik bungsunya itu."Hahaha sebentar lagi PKI. Dia mungkin sudah dekat" balas TNI. Mereka tengah duduk didepan tenda utama menyesap kopi paginya sembari menunggu kedatangan sang adik dipagi buta itu. Membayangkan waktu yang mereka habiskan dulu
Flashback
Dikeraton Majapahit tengah dihebohkan dengan lahirnya anak bungsu sang raja dan ratu. Dikamar luas nan mewah itu, beberapa anak laki-laki yang berbeda umur tengah berkumpul didekat kotak lebih tepatnya ranjang bayi disana.
"Dia adik kita ?" Tanya anak pertama kerajaan itu yang bernama TNI.
"Apa ini aman ? Dia tampak sangat rapuh" kata anak kedua bernama Petrus menatap khawatir saat melihat adik kembarnya mulai berulah mencoba meraih sang adik di ranjang bayi yang lumayan luas itu.
"Dia seperti yuppy~" kini anak ketiga, PKI yang sudah berhasil menggapai sang adik dan tengah asik memainkan pipi chubby adik barunya.
"Uhm~ " si bungsu nampaknya sedikit terusik akibat kelakuan sang kakak.
"Ish kau ini! Lihat adiku jadi terganggu" kata kakak ke empat bernama PFI yang langsung menepis tangan kembaranya itu.
"Eh enak saja...dia adiku!" Bukanya mengalah malah dengan brutal PKI memeluk dan menempelkan pipinya ke pipi sang adik dengan gemasnya.
"Hey!! Astaga kau akan membuatnya bangun!" PFI mencubit pipi PKI untuk menjauh dari adiknya dengan susah payah.
"Astaga, sudah sudah kalian ini! Jangan bertengkar terus, kasihan adik butuh istirahat!" Tekan TNI menjitak kepala kedua adik kembarnya itu.
PKI+PFI-"aduh!!!"
"Ughh....oeeee~ oeeee~" dan benar saja sang bungsupun terbangun dan menangis karena kebisingan disekitarnya.
"Haaaah, kalian ini. Cep cep jangan menangis adek manis~. Kamu jangan tumbuh kayak mereka ya dek" kata Petrus sambil asik mengelus kepala sang adik lembut. Dan itu berhasil membuat sang bungsu berangsur-angsur tenang dan kembali tertidur pulas.
"Apa aku termasuk ?" Tanya TNI dengan tampang polosnya yang sedikit menyebalkan untuk sang adik, Petrus.
"K-" belum sempat berucap kata-kata Petrus dipotong oleh si kembar.
PKI+PFI-"kemu nenyea~ kemu bertenyea tenyea~" dengan wajah tengil khas mereka. TNI langsung kebakaran, dan menyerang si kembar yang lari kabur mengelilingi kamar luas itu meninggalkan Petrus yang hanya bisa geleng geleng kepala dengan kelakuan kakak dan adiknya itu sembari masih menjaga bungsu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Pain(CH)
Fanfictionkisah fiksi dari hasil otak bejad saya. Upload gak nentu karna ini hasil karya iseng doang wkwk Sampul art by : me tentang personifikasi Indonesia yang saat itu masih muda dan dijajah oleh banyak negara. Berbagai siksaan tengah ia hadapi, indo yang...