ʚ 𝑻𝒘𝒆𝒏𝒕𝒚 𝑻𝒘𝒐 ɞ

265 8 0
                                    

⌗ HAPPY READING! ⌗

───────────────────────

"Kalau sama-sama gengsi gini gimana tau perasaan masing-masing?"
━━━Mama Lily.

🪐🪐🪐


"Iya, nolongin kalian biar cepet diambil
Tuhan."

"Hah?! Maksud kamu apa, Rey?" tanya Azalia yang tak paham dengan ucapan Rey.

"Budek apa gimana sih lo?!"

"Di bumi udah gak butuh cewe licik kayak lo berdua."

"C-cewe licik gim-mana si, Rey?" tanya Kalea dengan nada yang gugup, apa ia ketahuan?

"Pura-pura lupa, ya?"

"E-enggak kok, Rey." Kalea menatap manik Rey yang tajam, sorot matanya benar-benar tajam yang membuat Kalea ingin pergi dari ruangan itu.

"Terus? Perlu gue ingetin lagi?"

"Ini kita ketauan?" bisik Azalia pelan-pelan karena ia tidak berani menatap netra tajam milik seorang Reyyan Devara.

"G-gue nggak tau."

"Gak usah bisik-bisik, emang dengan cara lo begitu gue gak tau?"

Kedua mata gadis itu sontak melotot, keduanya benar-benar takut. Tubuh kedua gadis itu sudah bergemetaran dengan hebat.

"Kenapa melotot? Mau gue colok tuh mata?"

Anak buah Rey yang mendengar langsung tersenyum meremehkan ke arah kedua gadis licik itu, "itu si derita lo."

"Rey, maafin gue." Ucap Azalia dengan raut yang sendu, hanya dengan ini ia sangat berharap Rey akan memaafkannya.

Kalea yang melihat itu sontak menganggukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kalau gue nggak mau?"

"Rey, kamu jahat banget." Ujar Kalea karena sedari tadi Rey hanya menatap raut wajahnya dan pandangannya tidak teralihkan sama sekali.

"Lo lebih jahat, Kalea! Kenapa harus gadis gue yang lo sakitin? Sakitin gue aja cukup lo nggak usah sangkut pautin gadis gue."

"Kita udah temenan dari dulu, Rey."

"Gue nggak peduli."

"Langga, Lingga, Raksa, Rangga sini lo."

Mereka bertiga langsung bergegas menarik tangan kedua gadis itu, "eh kita mau ditarik kemana?!"

"Gak usah banyak omong!" Ujar Raksa dengan santainya berjalan, karena ia tidak ikut menyeret kedua gadis itu.

"Rey, lepasin aku. Aku gak bakalan ganggu gadis kamu lagi, aku janji Rey."

"Sekali gue bilang nggak, ya nggak!"

Kalea terus memberontak dan akhirnya tali yang mengikat kedua tangannya terlepas. Gadis licik itu berlari dengan cepat dan sayangnya pintu utama ruang bawah tanah itu sudah terkunci dan kuncinya ada di tangan Rey.

"Mau lari kemana, hm?" tanya Rey dengan nada yang benar-benar marah, ia sudah menahannya sedari tadi karena melihat orang yang menyakiti gadisnya ternyata teman sekolahnya dulu.

"Rey, kita bicarain baik-baik ya." Pinta Kalea dengan tangan yang bergemetar.

"Mau di bicarain gimana lagi, Kalea!" Rey langsung menarik tangan Kalea dengan keras, bahkan tangan Rey mengecap di pergelangan tangan milik Kalea.

Possessive Reyyan. (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang