DEATH NOTE #1

56 17 2
                                    

WARNING‼️

•no copy⚠️🚫⚠️
•hasil pemikiran sendiri.
•masih pemula jadi wajar kalo ceritanya gak nyambung.
•nerima saran kalian!!!
•typo di setiap bab, tegor aja authornya.

HAPPY READING ALL...
___________________________

Suasa nan damai dan tentram. Itulah keadaan kelas 10¹ saat ini, keadaan yang amat di idamkan Maichel. karna di saat seperti ini, dia dapat menenangkan pikirannya yang sudah sangat berantakan.

Keadaan sepi di dalam kelas di akibatkan para murid yang mulai bergerombol di kantin. Mengisi perut mereka dengan makanan.

Kenapa Maichel tak ke kantin? Jawabannya cukup mudah, diakan sudah punya Artha untuk di babukan. Ya ampun Maich gitu banget kamu jadi teman.

"Huh!" Helah nafas gusar yang keluar dari bibir tipis Maichel.

Matanya hanya menatap sendu pergelangan tangannya yang di penuhi dengan coretan cutter. Salah satu kegiatan yang sering dia lakukan selama beberapa tahun ini.

Sebelum akhirnya dia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan yang ia ciptakan di atas meja.

Tanpa sadar ternyata Maichel sudah terisak di sana.
"Hiks... gue pengen mati..." Lirihnya di sela sela tangis Maichel yang mulai menggema.

Samar tapi pasti Maichel merasakan ada seseorang yang berjalan di samping kursinya tapi, auranya berbeda.

"Tolong"

Lirih seseorang yang membuat Maichel segera mendongakkan kepalanya. Tapi tak ada siapa siapa kelas tersebut hanya terdapat dirinya seorang.

"Gue lagi gak mau di ganggu" setelah mengucapkan itu Maichel kembali membenamkan kepalanya di atas meja. Untuk melanjutkan acara nangisnya yang sempat tertunda karena penunggu kelasnya.

Tak lama dirinya berada di posisi tersebut tubuhnya tersentak karna dengan tiba tiba ada seseorang yang menepuk punggungnya.
"Lo kenapa Kal?" Tanya seseorang, suaranya sudah tak lagi asing di indra pendengaran Maichel, Artha.

"Ayok makan gue udah beliin Nasi uduk buat Lo" Maichel mulai mengangkat wajahnya lalu menatap Artha, yang sudah mengangkat plastik berisikan nasi uduk yang ia beli di kantin.

"Maich gak boleh nangis ya... kan udah ada kita" Naren menyemangati Maichel. Dirinya tau walau Maichel tak lagi menangis tapi matanya terlihat sembab

"Loh kalian gak makan di kantin?" Tanya Maichel heran dengan alis mengkerut. Kenapa teman temannya berada di sini semua. Padahal kan mereka tadi bilang kalau ingin makan di kantin.

Farist menarik napas dalam lalu menghembuskannya kasar
"Kita sengaja gak makan di kantin. Buat nemenin Lo"

Jelas Farist yang langsung di anggui oleh yang lainnya.

"Sekarang Lo makan dulu" Pungkas Artha lalu menyodorkan satu sendok nasi uduk ke dalam mulut Maichel aduhh soswitenya author juga mau dong taaa.

Maichel langsung membuka mulutnya dan langsung melahap suapan yang di berikan Artha.

"Kenapa?" Tanya Artha lantaran dirinya khawatir terhadap Maichel yang hanya diam.

Maichel mendongak lalu menatap mata teduh milik Artha.
"gue, di ganggu lagi sama mereka" Artha menatap Maichel sekilas lalu beralih melihat ke arah pojokan kelas yang terdapat salib yang berukuran kecil yang terletak di sana.

Artha menghelakan nafas beratnya.
"Gak usah ganggu Maich, dia lagi banyak pikiran" Artha berucap dengan nada yang lumayan tinggi dan hal itu berhasil mengambil itensi teman temannya.

Death Note [7 suffering bodies]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang