Mereka melangkah bersama menuju acara pernikahan. Ted terus menggenggam tangan Sasha, seakan-akan tidak ingin kehilangan kehangatan itu. Sasha tampil cantik dan memesona.
Semua mata menatap kagum saat ia membawa Sasha melangkah di atas karpet menuju sebuah meja bundar tempat di mana ia seharusnya duduk. Rico dan Na sedang menghampiri para tamu yang hadir dengan wajah ceria. Namun Ted tidak memedulikan hal itu, karena ada seorang wanita yang mencuri penuh perhatiannya. Sasha.
Beberapa temannya yang duduk di sana, menyambut kedatangannya. Ted melihat kegugupan di raut wajah Sasha. Ia memutuskan melepaskan genggaman dan melingkarkan tangan di pinggul Sasha, yang langsung menegang di bawah sentuhannya. Mereka terus melangkah hingga tiba di meja itu. Ted mempersilakan Sasha duduk sebelum ia duduk tepat di sebelah wanita itu.
Ted mulai berbincang dengan beberapa kerabatnya dan tak lupa ia memperkenalkan Sasha pada mereka. Ia menggenggam tangan Sasha selama berbicara dengan para kerabatnya. Sebuah tepukan di punggungnya membuat Ted berbalik dan menatap Rico yang tampak bahagia.
"Hai, Ted! Ke mana saja, Bro?" sambut Rico hangat. Ted beranjak dari kursi, menjabat uluran tangan Rico dengan bersahabat. Sasha pun segera berdiri dan melemparkan senyum kecil pada pria itu.
"Ada urusan tadi," jawab Ted tersenyum kecil," selamat untuk pernikahan kalian, ya."
"Terima kasih, Ted," sahut Rico gembira. Sasha mengulurkan tangan ke arah Rico.
"Waw, ternyata dia gandenganmu sekarang?" goda Rico pada Sasha seraya menjabat tangan dan mengerlingkan mata genit. Ted langsung menarik Sasha ke dalam pelukannya.
"Kami—"
"Ya, kami menjalin hubungan sekarang," jawab Ted memotong ucapan Sasha yang terkejut sambil menatap wajahnya. Na ternganga kaget serta menunjukkan tatapan sinis pada Sasha. Ted berusaha tidak menggubris reaksi Na dan tetap bersikap tenang. Ia menjulurkan tangan pada Na yang langsung menjabat tangannya. Ted segera melepaskan jabatan tangan itu, lalu mempersilakan Sasha memberikan selamat pada Na.
Wanita itu sama sekali tidak menyambut jabatan tangan Sasha, yang membuat Ted kesal dengan penolakan yang Na berikan. Sasha menurunkan tangan, berusaha tetap tenang dan tak peduli dengan sikap sinis Na. Benar-benar wanita yang kuat dan berani, pikir Ted.
"Kita sudah saling mengenal," ucap Na sinis.
"Aku juga tahu siapa dirimu yang sebenarnya," lanjut Na ketus, "bukankah seharusnya kau mengurus acara ini sampai selesai?"
Ted tidak menyukai hal ini. Ia tahu Na pasti akan menyerang setiap wanita yang berada di dekatnya. Dan sekarang, Na berusaha untuk menyerang Sasha. Ted tahu siapa Na. Ia juga tahu kalau Sasha memiliki masa lalu yang kelam. Maka dari itu, ia tidak menginginkan pertikaian di antara dua wanita itu.
"Dia adalah calon istriku," ungkap Ted tenang, "itulah mengapa dia duduk di sini sekarang. Lagi pula, dia punya tim hebat yang bisa bekerja tanpa harus dimonitor sepanjang acara."
Berbeda dengan dirinya yang merasa bangga, Sasha malah melemparkan tatapan kaget. Begitu juga dengan Na dan Rico, yang terbelalak tak percaya. Ted semakin mempererat lingkaran tangan di pinggul Sasha, berusaha membuktikan bahwa ia serius dengan ucapannya.
"K-kau serius, Ted?" tanya Rico memastikan.
"Tentu saja," sahut Ted santai dan tersenyum lebar.
"Bagaimana bisa?" tanya Na sinis.
"Cinta pada pandangan pertama," jawab Ted tenang seraya menatap Sasha yang masih tercengang dengan ucapannya. Ia menatap Sasha dengan penuh kehangatan dan rasa kagum pada wanita itu. Mata Sasha yang terkejut pun perlahan-lahan melembut dan mulai menyunggingkan senyum kecil padanya. Oh, I like that smile, batin Ted.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Stolen Heart (21+) - The 'A' Series No. 3
RomanceWARNING 21++ !! (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakannya dalam membaca.) ***** Sasha tak pernah ingin menjalin hubungan dengan pria. Ia tegar dan mandi...