BAB 5

52 6 0
                                    

"Are you OK?" tanya Ted bingung, namun tetap berusaha tenang meskipun tatapan liar dan senyum tipis yang tersungging di wajah Sasha membuat bulu kuduknya merinding. Ada yang salah dengan wanita ini. Aku tahu itu! batin Ted curiga.

"Yeah," jawab Sasha dingin.

"Kamu yakin? Aku benar-benar khawatir padamu, Sha," ungkap Ted jujur sembari menggenggam tangan Sasha. Wanita itu tidak membalas ucapannya, hanya menatap Ted dengan tajam dan raut datar.

"Perubahan emosimu yang tiba-tiba membuatku sangat khawatir," lanjut Ted masih terus memerhatikan mimik wajah Sasha.

"Semua baik-baik saja," sahut Sasha datar.

"Tidak, Sasha. Kamu tidak baik-baik saja. Aku yakin ada yang salah denganmu," ucap Ted mengungkapkan isi hatinya.

"Semua baik-baik saja, Ted," ulang Sasha, tersenyum tipis bak pembunuh berdarah dingin.

"Berhenti tersenyum seperti itu!" tegur Ted seraya mempererat genggaman tangannya, "semakin kamu tersenyum, aku semakin yakin kalau kamu berusaha menutupi sesuatu."

Sasha terdiam bak patung dengan tatapan tajam. Ted terus memerhatikan perubahan raut wajah Sasha. Senyum dingin itu mulai pudar digantikan oleh raut datar. Ia bisa merasakan aura mencekam dan gelap yang terpancar jelas di mata itu.

"Aku kotor. Aku sudah rusak," ucap Sasha datar dan tegang.

"Kamu tidak perlu mengenalku. Jangan bicara denganku. Pergilah. Aku tidak membutuhkanmu!" lanjut Sasha tegas, berusaha mengusir Ted. Tetapi ia tidak akan pergi. Keadaan Sasha yang seperti ini, membuatnya semakin ingin terus berada di sisi wanita itu. Ia melepas genggamannya dan membelai wajah Sasha yang kaku. Namun, wanita itu malah menangkup tangan Ted dan perlahan-lahan menjauhkan tangannya dari wajah Sasha.

"Aku akan tetap di sini bersamamu," balas Ted cepat, menyadari penolakan Sasha.

"Kamu tidak tahu siapa aku," jelas Sasha sinis seraya memalingkan wajah darinya. Ted tidak peduli. Ia menangkup wajah Sasha dengan kedua tangan, memaksa agar wanita itu menatapnya.

"Siapa dirimu? Jelaskan padaku!" pinta Ted dengan nada memerintah. Sasha menyunggingkan senyum dingin seraya menatapnya dengan penuh kebencian. Ted tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Sasha saat ini, tapi ia berjanji akan terus berada di sisi wanita itu hingga semuanya jelas.

"Kalian semua sama. Kasar. Pemaksa. Menganggap semua wanita sebagai boneka seks. Kalian semua sama!" ucap Sasha datar, tegas, dan mencekam. Ted terkejut bukan main mendengar ucapan itu. Ia menjauhkan kedua tangannya dari wajah Sasha. Ted diam dan menunggu apa yang akan Sasha ucapkan selanjutnya.

"Kamu. Sama. Seperti Jack!" ucap Sasha penuh penekanan dan amarah.

"Jack? Siapa dia?" tanya Ted cepat, berusaha memancing agar Sasha mau menceritakan semuanya. Ia harus tahu apa penyebab Sasha bersikap aneh seperti saat ini.

Tatapan Sasha begitu tajam dengan seringai sinis. Ted tidak takut sedikit pun, ia tidak gentar ataupun menjauh dari Sasha. Ia tahu kalau mereka baru saling mengenal, tetapi entah mengapa Ted merasa sesuatu yang membuatnya ingin terus menjaga wanita itu. Sasha terdiam selama beberapa saat, membuat dirinya geram dan penasaran.

"Ceritakan padaku, Sha. Aku akan terus di sampingmu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan," kata Ted tulus seraya menggenggam tangan Sasha.

"Really?" tanya Sasha dengan senyum meledek, "kamu tidak akan kuat, Ted." Wanita itu mendengus, meremehkan dirinya.

"Terserah! Ceritakan dan kembalilah menjadi Sasha yang kukenal," jawab Ted tegas dan geram. Tatapan tajam Sasha seakan-akan menunjukkan betapa dirinya tidak suka dengan keputusannya.

A Stolen Heart (21+) - The 'A' Series No. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang