BAB 9

56 5 0
                                    

Malam semakin larut dan waktu berlalu dengan cepat. Sasha mencoba untuk tidak terlalu memikirkan tentang lamaran dadakan Ted, karena ia ingin menikmati tiap menit kebersamaan ini tanpa rasa takut. Sasha menyedot sisa jus sambil menikmati alunan lagu, sementara Ted ke kasir untuk membayar tagihan.

Sudut matanya menangkap pergerakan Elena yang semakin mendekat ke mejanya. Wanita itu langsung duduk di kursi Ted tanpa permisi. Ia cukup terkejut dengan keberanian Elena, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan ramah.

"Hai, Elena. Bagaimana makan malammu?" tanya Sasha ringan, mencoba mencairkan suasana. Elena tak bergeming, hanya menatap tajam dan sinis. Ia berusaha tenang dan kembali menyedot jusnya.

"Menjauhlah dari Ted!" tegur Elena langsung.

"Kenapa?" tanya Sasha tenang.

"Kau tidak pantas bersamanya!" hina Elena lantang, "kau hanya wanita kotor yang mencoba mengambil keuntungan dari Ted."

Mendengar hal itu, jantung Sasha berdebar cepat seperti genderang yang ditabuh dengan penuh amarah. Tatapan yang lembut berubah menjadi tajam seakan ingin membunuh Elena. Senyum yang hangat pun berubah menjadi seringai jahat.

"Kumohon, hentikan! Jangan! Kumohon, jangan keluar sekarang. Aku bisa menangani ini. Aku bisa!" mohon Sasha pada sisi jahat dalam dirinya yang mulai memberontak. Sasha memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan mengepal erat kedua tangan. Ia berusaha menenangkan debaran jantung yang membuat darahnya berdesir cepat.

"Kau tidak akan bisa, hanya aku yang bisa mengatasi pelacur ini! Serahkan padaku dan aku akan menghabisinya dengan cepat," tegas sisi lain Sasha yang tampak antusias. Senyum tersungging di bibir Sasha, sementara matanya mengunci Elena layaknya seekor mangsa segar yang siap disantap.

"Tidak! Kumohon, jangan! Aku bisa menangani ini," mohon Sasha dalam hati seraya menggemeretakkan gigi. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar tak karuan, memompa adrenalin hingga memenuhi kepala.

Perlahan-lahan, semua tampak memudar. Sisi gelap itu telah mengambil alih tubuhnya. Ia tidak bisa melihat dan berpikir dengan jelas. Yang ia rasakan hanyalah amarah dan keinginan untuk membunuh.

"Apa kau bilang?" tanyanya sinis dengan seringai kecil.

"Kau wanita kotor dan seorang pembunuh. Kau tidak pantas bersama Ted!" jawab Elena ketus sambil mengarahkan telunjuk ke arah Sasha.

Tangan kiri Sasha mencengkeram erat pinggiran kursi, masih terus mencoba menekan sisi gelapnya yang semakin mendominasi. Sementara tangan kanannya mulai menyentuh pisau makan yang berada di samping piring. Ia membelai pisau dengan lembut, seakan-akan itu adalah benda terindah yang membuatnya bahagia.

"Aku tahu siapa kau! Aku tidak setuju jika Ted menjalin hubungan denganmu!" tegas Elena lagi. Sasha bisa melihat tatapan penuh kebencian di mata wanita itu, yang malah membuat seringai di wajahnya semakin lebar. Pandangan Elena tertuju pada kotak pemberian Ted yang berada di samping gelas jusnya.

Wanita itu tampak geram dan bibir bergetar menahan amarah. Dengan cepat, Elena mengambil kotak itu dan membukanya. Wajah Elena tampak tegang dan geram dengan mata sedikit terbelalak.

"Dasar kau pelacur! Sudah berapa kali kau tidur dengannya?" bentak Elena seraya berdiri dan melempar kotak kecil itu ke meja dengan kasar hingga terjatuh ke hamparan pasir di bawah kaki mereka.

Sasha mendengus jijik mendengar pertanyaan itu. Oh, ya! Ia senang dan antusias melihat gelora amarah yang terpancar jelas di mata Elena. Jemarinya perlahan-lahan menarik pisau makan, lalu menggenggam erat gagang pisau dengan rasa girang yang tak terkira.

"Ted hanya milikku! Kau tahu itu? Dia milikku!!" tegas Elena marah. Sasha berdiri, lalu menggerakkan pisau seakan benda itu adalah mainan yang menyenangkan.

A Stolen Heart (21+) - The 'A' Series No. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang