Sebagian orang memang terkadang memiliki mimpi yang begitu sempurna tentang kisah perjalanan hidupnya, memiliki uang, memiliki cinta, dan hidup sehat adalah hal yang terlihat nyaris sempurna.
Namun tidak melulu, ada, bahkan kebanyakan manusia memang memilih untuk menghindari sebuah kata 'cinta' yang mereka anggap paling berbahaya di dunia ini ketimbang sebuah kematian.
Tetapi bagi Raya, cinta itu adalah sebuah anugerah yang bisa ia rasakan. Berkat cinta ia menjadi lebih bahagia. Raya tak takut dan tak ragu karena orang itu adalah Danuar.
Seseorang yang mencintainya dengan sungguh, yang berjanji akan membahagiakannya, yang berjanji akan selalu menggenggam tangannya.
Maka, tak ada raut kesedihan yang harus Raya tampilkan di hari ini. Riasan yang sempurna, gaun putih menjuntai dengan aksen yang sangat mewah melekat di tubuhnya.
Danuar benar-benar tak tanggung. Pria itu ingin semuanya terlihat begitu mewah, katanya, kita menikah hanya satu kali, aku ingin sesuatu yang sangat mewah yang dapat kita kenang di sepanjang hidup. Aku ingin kamu tahu, bahwa setelah itu, kamu benar-benar akan hidup bersamaku, Raya. Aku tidak akan memberikan kamu kesusahan setelah aku menggenggam tanganmu dengan begitu erat.
Seerat genggaman tangan Danuar saat ini membuat Raya mengulas senyum bahagia.
Pria itu begitu tampan, tuxedo hitam yang melekat di tubuhnya membuat Danuar berkali-kali ribu lipat terlihat semakin gagah.
Hari ini, dan detik ini, mereka berdua telah di sahkan untuk menjadi pasangan suami istri.
Setelah menyematkan cincin yang tak kalah mewah harganya, Danuar berbisik lembut. "boleh aku mencium bibirmu? Warnanya begitu cantik, namun ku rasa, karena itu bibirmu malah membuat aku tak tahan untuk menyecap rasa manisnya." Mereka masih berada di altar pernikahan. Masih banyak juga tamu undangan yang hadir.
Raya mengulum senyum. Rona merah jambu muncul dengan malu-malu di sertai kedua telinganya yang seirama ikut memerah.
Seharusnya, pria itu tidak perlu meminta izin, mereka sudah sah menjadi suami istri, Danuar bahkan pernah menciumnya tanpa permisi. Lantas, apakah pria itu memang sengaja tengah menggodanya?
"Oh, cantiknya." Danuar mengeluarkan kekehannya sembari mendekatkan diri, mengikis jarak di antara keduanya berhasil membuat Raya berdebar-debar gila.
"Kamu sengaja ingin menggodaku?" Raya melayangkan tanya begitu wajah Danuar berada beberapa senti di hadapannya. Tepuk tangan riuh dan sorak menggoda terdengar oleh telinganya.
"Itu karena kamu terlalu cantik ketika sedang merona, sayang... Aku tidak bermaksud menggodamu, tetapi, kamu benar-benar menggoda," jelas Danuar dengan wajah penuh ingin.
"Lantas, mengapa berdiam saja? Kamu hanya memperhatikanku selama beberapa detik ini tanpa mengabulkan keinginanmu itu."
"Jadi... Boleh?"
Raya terkekeh. "kamu bahkan pernah melakukannya tanpa persetujuan dariku. Sekarang aku istrimu, Danu... "
Maka, partikel lembut itu benar-benar bertemu setelah Danuar menempatkan telapak tangannya pada tengkuk leher istrinya. Danuar benar-benar memiliki minat yang tinggi untuk menyecap, menggigit, dan menghisap bibir sewarna merah cerry itu. Dan adanya balasan yang Raya berikan malah semakin membuat Danuar ingin. Tak ingin melepaskan karena Raya, benar-benar memabukkan.
"Astaga... Danuar! Tunggu sampai acaranya di selesaikan, istrimu akan kehabisan energi jika kamu tidak sabar seperti ini. Ada adikmu, dia melihatnya bagaimana kamu terlihat beringas!" itu adalah suara Tubagus. Teriakan yang akhirnya sukses mengundang tawa dan tepuk tangan tamu undangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ROSE || Namjoon
FanfictionDanuar dan Raya bertemu dalam sebuah acara yang di adakan di Yogyakarta. Hingga pada akhirnya, mereka cukup dekat hanya sebagai teman. Sifat keduanya cukup berbanding terbalik. Hidup Danuar terlampau penuh kilau, sedangkan Raya tak menyukai sesuatu...