4. Hamil

823 53 12
                                    

Hamil, kata-kata yang berhasil membuat Moon pingsan seharian, demam tiga hari tiga malam, mogok makan dan ingin bunuh diri lalu tidak sadarkan diri selama satu Minggu.

Asam lambung naik, dada berdebar kencang dan mengompol dikasur.

Ini adalah mimpi buruknya bagi alpha.

****

Tujuan keluarga Cecilian sebenarnya adalah merebut tahta. Kenyataan tentang Kai menyukai Aram hanyalah alibi agar Kai lebih dekat dengan kakaknya yang seorang Raja.

Dan tujuan mereka berhasil, Moon menjadi omega fatal dan sekarang hamil ada kemungkinan besar Moon akan mati dalam waktu cepat karena tubuhnya adalah tubuh alpha.

Keluarga Cecilian menikahi Moon maka status mereka naik. Apalagi Moon atau Law Raja sebelumnya tidak punya keturunan lagi untuk meneruskan tahta, kecuali harapan satu-satunya yaitu Keluarga Cecilian.

****

Selama satu bulan juga keluarga kandung Moon tinggal diistana merawatnya. Mendengar Moon hamil sebenarnya itu cukup membuat syok ayah dan ibunya.

"Aku benar-benar tidak menduganya," ucap Garam masih stress. Tangannya menggenggam telapak tangan anaknya yang dingin. Sudah lama Moon tidak sadarkan diri, walau tabib bilang hanya syok tapi nyatanya di dunia psikologis ini disebut depresi berat.

"Ini membuatku sakit kepala, aku sendiri omega, aku cukup bingung kalau alpha melahirkan nanti, apa ... Moon benar-benar akan mati? Harusnya alpha itu mandul saat menikahi alpha lainnya tapi kenapa malah seperti ini," lirih Garam sedih.

Alphanya hanya mengelus punggung sambil memperhatikan anaknya tanpa berbicara apapun.

"Hei Moon?" Garam merasakan tangan anaknya bergerak.

"Bunuh aku," lirih Moon membenci dirinya sendiri.

"Kau baru bangun kau pasti melindur hahah," ucap Garam tertawa paksa.

"AKU MALU, BUNUH AKU!" jerit Moon  meremas rambutnya.

"Ini menjijikan, otot perut yang aku latih sampai memiliki delapan kotak tiba-tiba akan menjadi bundar begitu saja, memalukan aku ingin mati saja, aku ingin mati saja," lirih Moon merasa sedih. Ia menyentuh perutnya dan memukul-mukulnya, Garam langsung menahan tangan anaknya itu. Ia pun menggeleng.

Moon langsung menatap tajam seseorang yang baru datang ke kamarnya dan itu Kai yang sedang membawa sprei baru untuk Moon.

"Ini gara-gara kau!" teriak Moon marah. Ia masih meremas rambutnya, Kai pun berjalan ke arah Moon melepas remasan itu dan mengelus rambutnya.

"Menjauh dariku, mati sana brengsek! Kau membuat hidupku jadi rumit!" bentak Moon.

"Moon tenanglah." Garam hanya bisa berkata seperti itu.

Ia tidak bisa melakukan apapun yang membantu Moon.

"Aku benci ...," lirih Moon depresi. Tak lama ia jatuh pingsan lagi.

San yang dari tadi hanya diam saja pun tiba-tiba menarik Kai keluar. Garam merasa akan ada kekacauan yang dibuat Alphanya, ia pun mengikuti San keluar.

Di luar.

San langsung menampar menantunya.

"Aku tidak tahu apa maksud dan tujuanmu, tapi kenapa kalian malah menikah kenapa kalian tidak undur saja, tidak apa-apa menahan malu daripada kejadiannya seperti ini?!" sentak San. Dia tahu kalau Kai pasti yang memaksa, karena di sini kondisi Kai terlihat lebih baik dari Moon yang panik kelihatan adiknya.

Kai hanya menunduk.

"San jangan seperti ini, kita pulang saja." Garam buru-buru menahan tangan San agar tidak memukul Kai lagi.

****

Kai memegang pipinya yang merah, ia tidak melakukan perlawanan. Ia membiarkan ibu mertuanya pergi. Dan hanya bisa merasa bersalah pada keluarga Moon..

Setelah itu Kai masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Ia masih diam, wajahnya tampak lesu, ia tidak memiliki semangat sama sekali apalagi melihat Moon dalam kondisi seperti ini.

Moon seperti ini karena rencananya tapi entah kenapa ia merasa bersalah.

"Aram hari ini akan pulang bersama alphanya, waktu itu aku pernah berjanji padamu akan mengembalikan Aram kalau kau punya anak, dan sekarang aku menepati janjinya," ungkap Kai menempati janjinya.

"Masih syok ya?"

Moon tidak menjawab sepatah katapun, dia hanya bernapas perlahan dan tenang dengan kesadaran yang telah hilang.

"Maaf," lirih Kai merasa bersalah. Ia akui ia adalah pengacau yang sebenarnya, hanya karena keinginan egoisnya ia membuat seseorang menderita seperti ini.

Sayangnya Moon tidak pernah menjawab apa-apa, dia hanya bangun untuk berteriak, marah-marah dan pingsan lagi.

Yang pasti rasa cinta dan suka itu tumbuh.

Malam-malam Moon terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sampingnya, di sana ternyata ada Kai yang sedang tidur sambil memeluk tangan Moon.

Moon pun melihat sprei, selimut, pakaian yang ia pakai sudah diganti semua. Dan ada fakta yang sedikit ia ketahui kalau yang melakukan semua ini adalah Kai, dia tidak pernah menyuruh pelayan untuk mengganti sprei ataupun mengantikan baju Moon padahal Moon selalu dibantu pelayannya saat berganti baju.

"Aku membencimu," lirih Moon sembari mengelus pelan pipi suaminya itu.

Moon ingin menangis tapi air matanya tidak keluar. Ia hanya busa menampakan wajah kecewanya.

Saat Moon sedang mengelus pelan pipi sang suami tiba-tiba ia merasa mual dan tak lama muntah, hal itu membuat Kai bangun.

"Kau kenapa? Masuk angin? Kedinginan, maag? Kurang makan?" tanya Kai bertubi-tubi sambil mencari sapu tangan dan mengelap mulut Moon.

"Ini pasti karena kau jarang makan, ini bukan morning sickness," ucap Kai. Ia membangunkan Moon dari tidurnya dan mengangkat tubuhnya ke atas sofa, Kai pun mengantikan baju Moon.

Dan Moon hanya menurut karena tubuhnya masih lemas. Dia memang jarang makan setelah tahu kalau dia hamil.

Kai keluar sebentar untuk memanggil pelayan menyediakan makanan untuk Moon meski sedikit Moon harus makan.

Moon pun terbaring di sofa sambil memperhatikan Kai mengganti spreinya.

"Apa kau kedinginan?" tanya Kai.

Moon menggelengkan kepalanya lalu berubah menjadi seekor serigala hitam dengan bulu yang lebat.

"Jangan tidur dulu, kau harus makan," ucap Kai.

Meski perkataan itu tidak Moon dengar karena tak lama ia tidur lagi.

"Maaf," lirih Kai memeluk Moon.

Kai membawa pasangannya kembali ke atas kasur, alpha itu membopongnya. Sesekali Kai juga mengecupi tangan Moon dan tidur disebelahnya. Ketika mata itu sudah tertutup.

Kedua mata Moon pun terbuka. Tapi dia tidak tidur lagi, mata itu terbuka sampai pagi dan ketika pagi tiba dia jadi tidur seharian.

Moon ternyata sengaja bergadang agar esoknya tidak bangun lagi. Dan konsep ini selalu ia terapkan setiap hari. Rasa depresi itu membuat Moon enggan tatap muka dengan Kai.

Bersambung

Thor suka cerita ini, bisa dibilang mungkin inspirasi alpha X alphanya dari sini

Thor suka cerita ini, bisa dibilang mungkin inspirasi alpha X alphanya dari sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Bl] Omega FatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang