9. Ngidam

427 42 3
                                    

Penyesalan, Kai benar-benar melakukan penyesalan itu, Moon menjadi ketakutan akibat Kai yang tiba-tiba bertingkah agresif. Moon tidak mau mendekati dirinya.

Bahkan besoknya dia demam karena stres, secepat itu. Moon merasa Kai adalah ancamannya, ia tidak segan-segan mengeluarkan cakarnya untuk menyerang Kai.

"Cepat sediakan handuk dan air dingin," ucap Kai sambil memeluk Moon dari belakang karena selalu berusaha menyerangnya padahal kondisinya sedang demam, gigi Moon mengigit tangan Kai hingga berdarah, Moon benar-benar mengeluarkan taringnya.

"Sttthhh." Kai masih berusaha menenangkannya.

Moon menggeram.

"Maafkan aku, maaf aku benar-benar minta maaf," ucap Kai tulus, namun Moon melototinya.

"Menjauh, tarik menjauh," titah Moon pada pelayannya, tentu saja mereka menuruti Moon yang sedang stres itu daripada Kai.

"Aku benar-benar minta maaf." Pintu tertutup dan Kai menyesal.

****

Penyesalan itu terus terjadi, Moon kabur, bagi Kai tingkahnya kemarin adalah masalah sepele tapi Moon menganggap itu masalah berat yang tidak bisa dimaafkan.

Kai mondar-mandir, dia berteriak ke sana dan kemari memerintah pengawalnya untuk mencari Moon.

Tabib Lin menghampiri Kai sambil berkata,

"Saat hamil serigala pasti berusaha melindungi anaknya, Moon menganggap kau adalah ancamannya, usia kandungnya belum tua, kau memperlakukan dia seperti itu, itu pasti langsung syok karena akan membahayakan anaknya."

"Tingkahnya menjadi aneh," ucap Kai.

"Itu nalurinya, jika dia merasa kau ancaman dia akan kabur menjauh dari wilayahnya, dia manusia serigala, dia bukan manusia, dia tetap binatang," jelas tabib Lin.

"Sekarang bagaimana caranya dia kembali?" tanya Kai menyesal.

"Tidak ada."

"Karena mungkin dia bersembunyi dalam lemari,"

Mendengar itu Kai langsung berlari masuk ke dalam kamarnya, Kai ingat seekor binatang menyukai tempat hangat apalagi jika sedang hamil. Kai pun membuka lemari bajunya dan ternyata benar ada Moon yang sedang tidur di sana, dia membuat sarang dari baju-baju hangat.

Moon mendengkur sambil memeluk mantelnya.

Kai hanya bisa menghela napas lega, dia menutup lemarinya lagi tapi tidak terlalu rapat.

Ia memutuskan untuk pura-pura tidak tahu, agar Moon senang.

****

"Nyaman sekali, ah nyamannya, nggh."

Moon melotot ia langsung menutup mulutnya, apa-apaan tadi! Dia berbicara seperti omega dan para betina.

"Aku alpha ..." Moon menepuk-nepuk pipinya. Ia harus menyadarkan dirinya lagi dan lagi.

Moon kemudian mengintip dalam lemari, di hadapannya sudah ada makanan seperti beberapa roti susu dan buah. Moon langsung memasukannya ke dalam lemari tanpa berpikir milik siapa itu dan dari siapa. Ia juga tidak sadar di dalam lemari itu seluruh pakaian sudah dipindahkan kecuali pakaian yang Moon jadikan sarang.

"Ingin kencing." Dia tiba-tiba menyentuh bawah perutnya saking tidak tahannya dia malah mengompol.

Moon cemberut ia menyentuh bawah perutnya dan matanya mengeluarkan air. Ia menangis, hatinya sensitif dia merasa sedih.

Ia pun keluar dari lemari, betapa terkejutnya dia saat melihat kamarnya. Kamarnya seperti hutan bentuk kasurnya seperti sarang impiannya.

Tanpa bicara apa-apa Kai turun dari kasur, dia membawa Moon ke dalam kamar mandi dan membersihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa bicara apa-apa Kai turun dari kasur, dia membawa Moon ke dalam kamar mandi dan membersihkan. Moon sendiri tidak bereaksi apapun saat Kai mengurusnya. Ia yang mengurus semuanya bahkan dia yang menyuruh pelayan untuk segera membersihkan lemari Moon.

Dia juga yang kemudian memakaikan baju untuk Moon.

Benar-benar tanpa bicara apa-apa setelah mandi dan memakai baju, Kai membantunya naik ke atas, Moon tidak bisa berkata-kata, dia harus berbicara apa?

"Teri."

"Ma."

"Ka."

"Sih ..."

Kai tersenyum mengecup telapak tangan Moon dan mengumamkan kata 'maaf'

Moon tidak menjawabnya, ia langsung memalingkan wajahnya.

****

Besoknya mereka belum damai, Moon mulai sering pergi sendirian karena kondisinya sudah sehat bahkan ke pasar sendiri hanya untuk membeli makanan yang ia mau, ia tidak pernah berkata kalau ia mengidam, dia hanya ingin belanja.

Dan itu membuat Kai cukup marah. Dia marah pada orang-orang istana karena mengijinkan Moon keluar.

"Kalian itu apa kalian benar-benar bawahannya? Menjaga dia saja kalian tidak bisa?! Kerja kalian itu sebenarnya apa sih?!" sentak Kai memarahi pengawal dan pelayannya.

Sang ayah mertua Law hanya memperhatikan Kai dari atas di ruangannya, Kai memarahi bawahannya di lapangan.

"Yang berkuasa itu Moon bukan dia kenapa tingkahnya seperti itu?" gumam Law cukup jengkel.

'Aish sial ini menyebalkan.' pengawalnya saling berbisik.

Salah satu pelayan pun mengangkat tangannya dan mulai berbicara.

"Yang Mulia sedang ada di pase mengidam bukankah Anda yang harus tahu kemauannya sehingga dia tidak keluar sendiri, mi-minimal Anda tanya dia maunya apa—" Mulut pelayan wanita omega itu langsung ditutup oleh teman-temannya.

"Yang Mulia pergi sendiri bukankah itu artinya kalian tidak akrab."

"Ssssthhh kau terlalu berani." bisik mereka.

Kai membubarkan mereka dan langsung ingin menjemput Moon tapi sayangnya Moon datang berjalan pelan sekali seperti siput.

Ia maju selangkah lalu minum dan maju selangkah lagi lalu minum.

"Kau tidak apa-apa? Jarak pasar kan cukup jauh, sebenarnya kau darimana? Kenapa masih bisa berjalan?" tanya Kai buru-buru menghampiri Moon, ia langsung menggendongnya tidak menunggu jawaban dari Moon.

Moon tidak menjawabnya.

"Kau pikir cuek seperti itu keren?!" ucap Kai kesal.

Moon tidak peduli, ia sibuk makan di gendongan Moon.

Tapi saat melangkah Kai langsung merasakan tangannya sakit, jujur Moon berat sekali

"Kenapa? Tidak bisa maju? Aku jalan saja sendiri," ucap Moon terdengar menyebalkan apalagi mulutnya penuh remahan makanan yang menyemprot telinganya.

"Kenapa tubuhnya berat sekali," gumam Kai terdengar.

"Aku bisa berjalan," ucap Moon.

Namun Kai memaksa dirinya berjalan.

"Bisa tidak jangan sambil makan?" pinta Kai. 

Brak

Mendengar itu Moon malah membuang semua makanannya.

'Maaf Tuan Orang hamil biasanya sangat sensitif.' seorang pelayan membisiki Kai.

"Moon ..."

Moon tidak menjawab, dia ingin segera sampai ke kamarnya.

"Belikan makanan yang sama." Kai memerintah, ia jadi merasa bersalah.

Kai pun meletakan Moon diatas kasurnya, tapi Moon tampak menahan air mata dan kecewa, entah kenapa hatinya tidak bisa diajak bekerja sama. Ia rasa ia salah bersifat seperti ini.

"Aku akan menggantinya." Kai masih berusaha membujuk tapi Moon membuang muka.

"Moon ..."

Moon masih tidak menjawab, dia pun memilih tidur.

Bersambung

[Bl] Omega FatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang