7. Dua Bayi

641 48 3
                                    

"Selamat pagi," ucap Kai.

Kecupan Moon selalu dapatkan setiap pagi, kehangatan yang membuatnya mulai merasa nyaman.

Jujur lama-kelamaan ia senang karena kasih sayang yang ia dapatkan. Moon merasa bahagia, ia melupakan semua kesalahannya dan kesalahan Kai dimasa lalu.

Moon senang, ia tersenyum saat tubuh pria didepannya mengecup tangannya juga.

Dia bahkan membantu Moon bangun dari kasurnya, pria itu juga dengan lembut memperlakukan Moon seperti anak kecil. Moon semakin nyaman, semakin lama ia semakin tidak ragu untuk bersandar di dada bidangnya, anaknya menginginkan kebersamaan ini.

"Aku bahagia," gumam Moon tanpa sadar.

"Ya aku tahu," jawab Kai pelan.

Moon langsung menutup mulutnya dan kembali tidur di kasurnya dengan rasa kesal.

****

Pemeriksaan kandungan juga dilakukan sering untuk mengontrol Moon, Moon sudah tidak pernah melakukan tugasnya sebagai Raja lagi, ini rahasia semuanya sekarang diurus oleh Kai tapi jangan beritahu siapa-siapa.

"Dia kembar," ucap tabib Lin saat memeriksa Moon.

Moon tidak bisa berkata-kata lagi, dia tidak senang saat mengetahui bayinya akan ada dua.

Kai juga membuang muka, dia telah berpikir dua kali di situ kalau memiliki kembar bukanlah pilihan terbaik untuk seseorang yang mendadak menjadi omega seperti Moon, Moon pasti kesulitan itulah yang Kai pikirkan.

"Dan kelihatan dia bukan lahir sebagai serigala, tapi manusia, ini akan sulit untukmu," ucap tabib Lin setelah tidak mendapatkan respon dari kedua belah pihak.

"Kapan ini akan berakhir?" tanya Moon lemas saat itu juga.

"Kalau dia serigala dia akan lahir dalam waktu dua bulan tapi kalau dia manusia itu berarti kau harus bersabar bersama dengan dia selama sembilan bulan, dan usia kandunganmu sekarang bukan dua bulan, itu artinya dia benar-benar manusia," jelas tabib Lin.

"Apa yang harus kita lakukan sebelum 9 bulan?" tanya Kai ingin membantu.

"Tentu saja persiapan, dan Yang Mulia harus memperkuat tubuh Anda, saya akan meresepkan ramuannya dan ... mungkin persiapan itu lahiran nanti," jelas wanita tersebut.

Moon meremas selimut yang menutupi perutnya, ia marah kepalanya pusing, ia stress. Moon rasa ini benar-benar menakutkan.

"Kau takut?" tanya Kai langsung duduk diatas kasur dan menjadikan pahanya sebagai bantalan kepala Moon.

"Tidak," jawab Moon lalu diam tapi tangannya bergetar.

Tangan Kai bergerak mengelus punggung tangan Moon, berusaha menenangkan, dan itu berhasil. Moon tampak lebih rileks dari sebelumnya, Moon pun mendongak melihat wajah Kai.

Wajahnya melihat Kai, wajah yang Moon tampilkan adalah wajah kebingungan. Ia menyentuh tangan Kai yang berada di tangan yang satunya sambil menatap Kai lagi dan pelan-pelan menarik tangan Kai ke perutnya.

"..." Moon tidak berbicara, Kai sendiri memaklumi itu. Dia juga ikut tidak berbicara.

Ini terlalu kaku dan beku. Terkadang Moon berbicara dalam hatinya sendiri apa boleh rumah tangga sedingin ini tapi ia tidak mau berbicara.

"Istirahatlah." Kai hanya mengelus perut Moon.

"Iya," jawab Moon dingin.

"..." Moon diam.

"..." Kai juga diam dan menarik tangannya dari perut Moon, ia melihat jam dinding, ia tidak bisa berlama-lama di rumah.

"Aku pergi." Pria itu meminta ijin.

[Bl] Omega FatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang