6. Cecilian

639 53 1
                                    

Keluarga Cecilian tidak seharusnya serakah, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau tapi sayangnya sang ayah dari keluarga itu menginginkan sesuatu yang lebih. Dia ingin cucu, kekuasaan, dan semuanya yang Moon miliki.

Di tengah kesibukan yang Kai alami, dia masih sering menyempatkan diri ke rumah keluarganya, meski hanya untuk menjawab semua perkataan menjengkelkan dari orangtuanya.

"Bagaimana dengan rencana kita, kira-kira kapan dia akan mati? Berapa bulan lagi?" tanya sang ayah.

Kai hanya duduk saja tak menjawab apapun sambil menyeruput kopinya.

"Aku dengar serigala akan melahirkan setelah 2,5 bulan, tapi ini sudah tiga bulan lebih," tanya sang ayah sekali lagi.

Kai hanya menghela napasnya.

"Dia tidak akan mati, aku rasa tidak perlu membunuhnya untuk merebut kekuasaan, soal melahirkan aku akan bertanya padanya apakah bulan ini dia punya keluhan," jawab Kai. Ia tampaknya mulai membenci topik pembicaraan ini. Rasanya memuakan.  Ia pun menjelaskan semuanya.

"Karena sejujurnya aku telah merebut kekuasaan, aku adalah kepala keluarganya dan urusan istana juga mulai diurus olehku bahkan urusan Moon juga sebagai Raja sudah diwakilkan olehku, jadi berhentilah mengharapkan dia mati," balas Kai menaham amarah.

"Apakah kau mulai mencintainya," tanya sang ibu. Kai pun langsung meletakan cangkirnya ke atas meja. Ia mengambil jubahnya dan meninggalkan percakapan itu sembari berkata,

"Sejak awal aku memang mencintainya."

'Aku akan mencari cara agar dia tetap bertahan jika melahirkan nanti.'

'Aku harap kalian berhenti ikut campur urusanku.' pinta Kai dalam hati.

Setelah itu ia membuat batas dengan orangtuanya sendiri dan tidak pernah mengunjungi mereka lagi.

****

Lain sisi, tentang perasaan Moon kali ini. Dia sudah tidak pernah tidur dari pagi sampai siang lagi, dia sudah bisa menjalani hidupnya lebih normal. Sudah bisa menerima kondisinya yang sekarang.

Bahkan lebih sering memanjakan anaknya yang ada di dalam perut. Semua keinginan anak dalam perutnya akan dia kabulkan.

Dan sekarang ia mengidam ingin memberi makan merpati ditaman belakang. Ia sengaja bangun lebih awal.

Meski berjalan ke taman belakang masih harus dibantu oleh pelayannya Moon tidak mempersalahkan itu.

Pelayan wanita yang membantu Moon berjalan dan langsung mendudukkan Moon dibangku. Perutnya sudah cukup besar, ia belum memeriksa ada berapa anak dalam perutnya tapi yang pasti sepertinya banyak karena perutnya sudah cukup besar meski baru 3 bulan.

"Terima kasih," ucap Moon oada pelayannya.

Penjaga burung merpati di sana segera memberikan pakan merpati untuk Moon.

"Bagaimana dengan suasana Anda? Tampaknya Anda terlihat lebih cerah dari biasanya." Pengurus merpati itu bertanya.

"Cukup menyenangkan," jawab pun tanpa ekspresi hal itu membuat penjaga tersebut menjadi lebih canggung.

'Dia sepertinya sudah tidak terlalu tertekan.' Dalam hati penjaga itu.

Moon melemparkan jagung kering untuk memberi makan merpati peliharaannya. Saat Moon sedang memberi makan tiba-tiba ada merpati pembaca surat yang duduk di bahunya, Moon pun mengambil merpati tersebut.

Ketika dibuka itu adalah surat dari sang ayah.

[Aram sudah pulang, ayah harap kau jangan banyak pikiran, istirahatlah lebih banyak]

Moon hanya diam memperhatikan suratnya, entahlah ia tidak senang mungkin efek dari bayi yang sekarang ia kandung. Ada pikiran aneh di otaknya yaitu ia takut kalau Aram akan menikah dengan Kai setelah ini.

'Aku tidak boleh berpikir seperti ini, Kai memang seharusnya milik Aram.' Moon bergumam-gumam.

"Tolong balas suratnya, bilang kalau aku juga senang adikku kembali dan aku harap kita bisa saling bertemu." Perintah Moon pada sang pelayan.

Moon pun menatap kosong merpati yang sedang makan lalu berkata,

"Kalau bertemu nanti aku akan memberitahunya kalau Kai adalah orang jahat."

"Siapa yang jahat," ucap seseorang dibelakang bangku Moon, pria itu baru datang.

"Kau." ucap Moon.

Kai hanya tertawa kemudian duduk disebelah Moon.

"Menyingkir!" Moon langsung mendorong tubuh Kai.

"Apa semua yang telah aku lakukan belum berhasil meluluhkanmu?" tanya Kai heran.

Moon tidak menjawab.

"Kenapa?" tanya Kai lagi.

"Apa aku kurang?" Lagi.

Moon masih diam dan pura-pura sibuk memberi makan merpati.

"Kau bahkan tidak menjawabku," ucap Kai jengkel.

"Saat pertama kali aku melihatmu aku benar-benar langsung jatuh cinta padamu," ucapnya agar tidak dihiraukan oleh matenya.

Moon pun terlihat tertarik dengan obrolan itu dan beralih menatap Kai dengan senyum kecilnya.

"Kau adalah alpha yang gagah tapi kegagahan itu membuatku ingin sekali menundukkan dirimu dibawah selangkanganku."

Namun sayang ucapan selanjutnya, Moon mengubah ekspresinya, Moon terlihat syok dengan perkataan terakhir Kai dan langsung menampar pria tersebut.

Plak

Moon meminta pelayan untuk segera membawanya ke dalam kamar. Ia pun meninggalkan Kai sendirian.

"Tunggu, apa aku salah bicara?" tanya Kai mengejar Moon.

"Moon!" Namun sayangnya Moon langsung menutup pintu dan pelayannya menghalangi Kai di dekat pintu masuk kamar.

"Aku minta maaf, Moon? Hei aku minta maaf," pinta Kai mulai berteriak.

"Penjahat," ucap Moon tidak berekspresi, dia ingin menangis tapi tidak bisa. Suaranya pun tidak bernada.

Kai berteriak diluar meminta Moon membuka pintunya tapi sayang Moon hanya diam saja, ia malah pura-pura tuli sambil membaca buku yang ada di kamarnya. Moon tidak peduli pada suaminya itu meski berteriak memekakkan telinga.

Sampai Kai berhenti berteriak, Moon pun baru membuka pintu, untungnya Kai sudah pergi.

Moon pun menghela napas lega.

"Hayo tertangkap!" teriak Kai bersembunyi di belakang Moon kemudian memeluk punggungnya, Kai pun meletakan dagunya di bahu Moon kemudian tangannya itu melingkar di sekitar perut Moon.

Moon langsung menengok ke sebelah kiri di mana Kai berada, dia terkejut. Tanpa sengaja hidungnya pun menyentuh rambut Kai.

Harum, itulah yang dia cium rambut Kai baunya seperti bau anak-anak, seperti memakai shampo stoberi.

"Aku minta maaf." Kai berucap maaf sekali lagi.

"Iya," jawab Moon dingin. Kemudian dia masuk kamar lagi. Ia tidak banyak bicara atau memang dasarnya tidak mau berbicara dengan Kai.

Aslinya Moon bukanlah sosok yang terlalu pendiam. Diamnya Moon pada Kai itu berarti menggambarkan dirinya yang belum terlalu akrab pada anak Cecilian tersebut.

Harus Kai akui kalau dia memanglah orang asing yang baru singgah di kehidupan Moon. Sejak awal bahkan saat remaja mereka memang tidak terlalu akrab. Mungkin syok bagi Moon tiba-tiba menikahi Kai begitu saja.

Bersambung

[Bl] Omega FatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang