5. Posesif.

38 4 0
                                    

Sinar matahari menyinari masuk melalui jendela kayu kabin Eden mengenai Koga yang tertidur pulas di ranjang berpelukan satu sama lain dengan Eden.

"Mnhh.." Eden bergumam dalam tidurnya, ia mempererat pelukannya di tubuh Koga. Begitupun sebaliknya Koga ia memeluk tubuh Eden semakin erat.

"... BANGUN KOGA!!" suara dari Wristband Koga yang ada di atas meja berbunyi membuat Eden dan Koga seketika kebangun.

"Siapa itu?!" Eden sigap mengambil senapannya.

Koga langsung berdiri dan mengambil wristbandnya, "Romani anjing lu klo bangunin orang Pelan dikit napa Hah? Gw bilang ke bapak buat potong gaji lu baru tau bangsat!" Koga memarahi Romani yang ada di seberang.

Koga menekan beberapa tombol dna seketika layar hologram muncul menampilkan Romani Archaman.

" Koga benda apa itu?" Eden mendekati Koga dengan penasaran.

"Ini alat komunikasi.. Jadi ada apa Romani?.... Kau sudah bisa menghubungi ku?" Koga bertanya kepada Romani.

Romani menangguk, "baru saja semalam, aku mencoba menghubungi mu semalam tapi.. Kau nampaknya masih sibuk.. Bercinta ahahah.. Indahnya menjadi muda- jangan! Jangan! Jangan tutup!!" Romani berniat menggoda Koga namun Koga ingin langsung mematikan sambungan itu yang membuat Romani panik.

" Ya.. Benar aku kemarin sedang bercinta.. Dan.." Koga merangkul Eden yang masih memperhatikan Wristbandnya mendekat.

"Ini pacarku.." Koga mengaku lalu mengecup pipi Eden singkat membuat Eden kaget sejenak.

"..... Hah?" Romani merespon.

"HAH?! Sejak kapan kau pacaran dengan pria yang lebih besar darimu?! Udah gitu kau yang jadi uke?!" Romani berteriak tak percaya.

"Kecilkan suaramu Archaman.. It bukan hal yang mengejutkan kan..." Ucap Koga sambil terus merangkul Eden.

"Eden katakan hai pada pengasuh ku.." Koga mengarahkan Romani ke Eden.

"... Hai?" Eden menyapa dan seketika membuat Koga terjatuh ke lantai.

"Kau kenapa Koga?!"
"kau baik-baik saja? Apa pinggul mu sakit?!"

Eden menghampiri Koga yang terjatuh dna Romani bertanya dengan khawatir.

"E-eden.. Ka-kamu manis banget.. Hai~ aahh!! Ahahahahah... Ahaha.." Koga tertawa terpingkal-pingkal dan berguling-guling di lantai.

Wajah Eden menjadi merah, "Oh... Jadi itu lucu hm?? Aku tau hal yang lebih lucu... Memastikan kau tak bisa bergerak.." Eden tersenyum sadis dan membuat Koga diam seketika.

"maafkan saya... Tolong jangan.." Koga meminta maaf.

"Ekhem.." Romani berdeham untuk menyadarkan keduanya tentang keberadaanya.

"Jadi ada apa?" tanya Koga memperbaiki posturnya.

"Singularity ini memiliki rank S setelah di cek, ini perbuatan Al, ingat? Orang yang adiknya dijodohkan padamu, tapi kau mencampakkan dia usai tidur dengannya.." Romani menjelaskan.

"ah! Si nomor 34.. Ya ingat.. Habisnya dia jelek, pendek, bau lagi.." jawab Koga tanpa rasa bersalah.

"Kau.. Karena sifat mu itulah mereka dendam padamu haa.. Ya benar dan sekarang kami kesulitan menghadapi masalah nya..." Jelas Romani.

"jadi?" tanya Koga.

"Kau harus mencari sendiri penyebab Universe ini dikategorikan Singularity S.. Akan kucoba hubungkan personil lain untuk membantumu.." Romani memberitahu.

Deep In The Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang