12. BOOM

770 72 28
                                    

Budayakan vote sebelum baca


happy reading!

Baca sampe bawah, ada sesuatu yang mau aku kasihtau





















________



beberapa jam kemudian aksa terbangun dari tidurnya di sore hari , anak itu bangun dengan raut wajah datarnya. bahkan saat nararya menawar dirinya ingin makan sesuatu atau tidak ia sama sekali tidak menanggapi.

renfa menghela napas saat melihat wajah datar aksa yang sedang terduduk di atas bankar rumah sakit, ia sedikit kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga aksa.

"bang, lo juga harus makan bang, ingetkan yang di katain dokter? " tanya jevan pada renfa.

renfa menganggukkan kepalanya mengerti, ia memang ingat apa yang dikatakan oleh dokter pada nya tapi tetap saja perutnya menolak untuk diisi makanan.

"gue harus mastiin aksa makan dulu baru gue mau makan. " ucap renfa.

jevan menatap nanar kearah renfa yang sedang menatap lamat aksa dengan tatapan sedih dan kecewa nya.

"abang raka lagi dalam perjalanan, dia bakalan langsung kesini nanti dan kalian bisa tanyain siapa yang udah bikin aksa sama bang renfa kayak gini, " ucap jevan pada yang lainnya.

nararya yang sedang memotong apel menoleh sejenak, kemudian ia langsung meletakkan apel nya di atas piring. "mungkin aksa inget sesuatu tentang pelakunya? " tanya nararya dengan lembut.

aksa menoleh kearah nararya mata nya tidak sedingin tadi saat menatap nararya, "tinggi, rambut nya gondrong, pakaiannya warna hitam terus postur tubuh nya mirip bang jevan . " jelas aksa sambil tangannya menunjuk kearah jevan.

jevan menunjuk dirinya sendiri saat semua orang kini melihat kearah nya. "tapi bukan gue ya!. "

haelvito berdecak malas, "ga ada yang nuduh lo kamal!. "

"bukannya di lorong depan kamar aksa ada CCTV-nya ya?. " celetuk Carlos.

nararya mengangguk membenarkan ucapan Carlos. "iya emang ada, tapi tadi gue cek waktu dimana pelakunya masuk kekamar aksa enggak ada, begitu juga sama cctv rumah lainnya. " nararya menjeda kalimatnya.

"kecuali cctv pagar, gue belum cek CCTV itu. " lanjutnya.

"nah, sekarang coba aja lo cek na siapa tau emang si pelaku itu mirip sama jevan. " titah renfa.

nararya segera mengangguk, ia mengambil ponsel nya dan membuka aplikasi cctv dimansion mereka dan memeriksa cctv pagar rumah mereka.

"dapet! disini pukul 10.57 pria yang mirip banget sama yang aksa jelasin tadi, dia maksa masuk kerumah terus dia tembak satpam yang jaga di gerbang. jadi kemungkinan nya dia bakal bisa lumpuhin penghuni mansion lainnya selama tiga menitan terus dia langsung ke kamar aksa. " jelas nararya.

"bang renfa, lo ke kamar aksa jam berapa?. " tanya nararya, ia menatap kearah renfa penuh harap, fyi renfa adalah pelupa.

renfa mengangguk, ia masih mengingat sedikit dimana dirinya berada dikamar aksa. "kalo gak salah jam sebelas siang, gue keluar waktu denger teriakkan aksa. tapi emang bener kata aksa kalau postur tubuh nya mirip banget jevan,. " jawab renfa dengan jujur.

"tapikan jevan di kampus bareng kita, jadi kita ga bisa nuduh dia sembarangan. " celetuk haelvito

"tapi bang... " ucapan aksa berhasil mengambil alih semua perhatian abang abangnya.

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang