15. ★ [everything will be fine, don't worry. ]

636 74 12
                                    

budayakan vote sebelum membaca

Happy reading!

emoji "🍉" kalo kangen maraka dan printilan nya.



















________

tukk..

tukk..

Suara sepatu beradu dengan lantai rumah sakit beradu, terdengar sangat keras karena lorong rumah sakit yang sepi padahal ini masih jam tujuh malam.

renfa, pemuda itu baru saja kembali dari mansion untuk mengambil baju ganti untuk nya dan adikknya yang lain.

langkah renfa terhenti saat sebentar lagi akan sampai di ruang rawat aksa, "gue harus lurusin semuanya, jangan sampe nana beneran benci sama jevan. " monolog nya.

renfa menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian ia berlari sekuat tenaga nya menuju kamar rawat aksa untuk menjelaskan semua ini.

kalau sampai jevan benar-benar pergi, entah seperti apa keluarga nya nanti. sebagai kakak tertua kedua ia harus menggantikan posisi maraka dan jevan.

sesampainya di ruang rawat aksa, renfa langsung masuk kedalam ruangan berbau obat itu tampa pikir panjang. didalam sana masih ada nararya, carlos dan tentunya aksa.

"Nana gue mau ngomong, tentang masalah ini. " ucap renfa.

"ngomong gimana lagi? Udah jelas kalian sembunyiin ini semua dari gue, apalagi si jevan itu udah dikasih kepercayaan sama bang raka malah ngecewain dia. " cerocos nararya.

"lo udah cek cctv emang? lo udah tau siapa yang bikin asa kayak gini?. " tanya renfa.

nararya terdiam, dirinya belum mengecek cctv. ia hanya berasumsi bahwa ini semua salah jevan yang meninggalkan aksa sendirian.

Renfa mendengus kasar, nararya sedari dulu memang tidak pernah berubah. "Sekarang ayo, kita cek cctv, jangan seenaknya lo nuduh jevan kayak gitu iya gue akuin dia emang salah, tapi ini bukan sepenuhnya salah dia asal lo tau na. "

renfa langsung menyeret nararya ke ruang cctv, ia langsung masuk kedalam sana karena kebetulan tidak ada yang menjaga dan ruangan itu tidak dikunci sama sekali.

renfa duduk didepan komputer yang menampilkan seluruh ruangan lantai ini melalui cctv, dirinya langsung mengotak atik komputer itu di jam yang menurutnya tepat.

"lihat ini baik baik na, " tegas renfa.

nararya memperhatikan layar komputer dengan seksama, layar itu menampilkan sebuah rekaman CCTV kamar aksa pada siang itu.

rekaman CCTV itu menayangkan dimana aksa sedang berbincang dengan seorang perempuan yang mengenakan baju suster, tidak lama kemudian suster itu membantu aksa naik ke kursi rodanya.

di rekaman itu terlihat jelas wajah dan seringaian perempuan yang mengenakan baju suster, orang bername tag salsabila itu me dorong mundur kursi rodanya ketika aksa ingin duduk dan berakhir dengan aksa jatuh terduduk di atas lantai.

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang