14. 5 minutes

633 70 5
                                    

budayakan vote sebelum membaca

happy reading!

eeeeeezzz, aku lg gabisa update tiap hari gara-gara dihantam masa-masa Insecure sma tulisan sendiri+dihujani tugas, belakangan ini jg aku lagi persiapan ulangan Just understand if updating is rare






________

"adek, kapan mau bangun dari tidurnya hm?. " tanya nararya.

kini ia tengah berada didalam ruangan rawat milik aksa, ia masih terus menemani aksa yang belum sadar dari pingsan nya juga karena pengaruh obat bius.

"maafin abang ya, gara-gara abang harus kuliah kamu jadi begini. " lirih nararya, tangannya perlahan bergerak mengelus peka kepala aksa yang tengah tertidur pulas.

klekkk

Kriieettt!

reflek nararya menoleh kearah pintu yang sudah terbuka dan menampilkan jevan dan haelvito, muka bak dewa yunani itu kini tampak babak belur karena pukulan telak dari nararya tadi.

"mau apa sih lo?. " sinis nararya.

nararya langsung berdiri dari duduk nya , kemudian menghampiri jevan dan haelvito.

"gue mau minta maaf sama adek. " jawab jevan jujur.

"gausah lo deket deket adek lagi, dia kayak gini itu gara-gara lo!. " sarkas nararya.

nararya melayangkan tangannya, berniat untuk melayangkan pukulan pada jevan.

"tahan tangan lo nana, gak liat lo abang lo udah babak belur begini?. " tahan haelvito yang memang berada di sebelah jevan.

nararya mendengus kasar, ia berpikir bahwa kali ini jevan sudah sangat keterlaluan hingga membuat adiknya sendiri seperti ini.

ia memang tahu kalau jevan itu memang sangat jahil kepada aksa, tapi bukannya ini sudah sangat keterlaluan dan diluar batas pengampunan nararya?

"Jevan lo sekarang udah keterlaluan jev, jangan harap kalo gue gak akan benci sama lo. "

jevan menundukkan kepalanya dalam, hatinya terasa tertusuk pisau ribuan kali. "tolong... "lirih jevan.

" biarin gue ngomong sama aksa buat terakhir kali, setelah itu lo bebas mau buang gue kemana aja nana." lanjut jevan, netra hitam legam nya menatap nararya penuh harap.

nararya memutar bola matanya malas, "lima menit, kalau lebih gue gak segan buat ngusir lo dari mansion. "

"Nararya." tegur haelvito.

Jevan tersenyum lebar dirinya langsung menganggukkan kepalanya tanpa ragu. kemudian ia melangkahkan kakinya menghampiri aksa yang masih setia memejamkan matanya.

"Halo dek, maafin gue ya cil? gue udah ninggalin lo. harusnya gue tetep jagain lo, tapi gue janji bakal ungkap siapa yang bikin lo begini. " tangan jevan mengelus kepala aksa.

tampa mereka sadari tangan aksa mulai bergerak gerak, dan sedikit lenguhan keluar dari bibir pucat nya. "Nggghh.. "

jevan yang menyadarinya langsung menundukkan badannya, "aksa? aksa denger gue?. " tanya jevan berat.

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang