21. ★ [ rencana leader & captain ]

479 64 5
                                    

Typo atau salah kata mohon ditandai agar bisa direvisi oleh saya kedepannya.

Happy reading sweetie 💗.


*

*

*

*

*


nararya terlihat sangat gelisah di duduknya, ia tidak bisa duduk tenang dan terus saja melirik kearah pintu ruang dimana aksa diperiksa. nararya tidak sendiri, ia bersama dengan jevan, haelvito dan carlos.

Sedangkan renfa sedang diobati karena beberapa luka memar dan jangan lupakan luka tusukan pisau yang ada di punggungnya. itu juga renfa mengobati nya karena paksaan dari nararya, niat awal renfa tidak ingin mengobatinya karena menganggap bahwa luka itu kecil. maraka? pemuda beralis camar itu masih berada di ruangan rawat nya, tadinya ia ingin ikut namun nararya menolaknya mentah mentah.

klekkk

nararya langsung menoleh seutuhnya kearah pintu yang baru saja terbuka dan terlihat lah seorang dokter wanita dengan dua suster dibelakangnya. nararya langsung menghampiri dokter itu untuk menanyakan keadaan adiknya.

"adik saya bagaimana dokter?. "

dokter itu tersenyum saat melihat gurat khawatir di wajah nararya. "tenang saja tuan, adik anda tidak apa apa dia hanya terlalu kelelahan dan shock. pasien hanya memerlukan istirahat beberapa waktu. " jelas sang dokter.

nararya bernafas lega, ia tersenyum manis kearah dokter itu dan berterimakasih. "boleh kami menjenguknya, dok?. " tanya nararya kembali.

dokter itu mengangguk memperbolehkan. "Tentu, tapi jangan terlalu berisik ya. pasien baru saja bangun dari pingsannya. " nararya mengangguk.

nararya mengajak jevan haelvito dan carlos untuk masuk kedalam ruangan aksa setelah dokter perempuan itu pergi dari sana.

nararya mendekat kearah aksa yang juga menatap dirinya dengan tatapan bingung yang sangat tertera. "asa, ada yang sakit?. " tanya nararya lembut.

aksa menggeleng.

"bang renfa kemana?. " tanya aksa memastikan.

"dia lagi di obatin sebentar asa, nanti kalian bakalan ketemu kok. " balas haelvito.

aksa menarik napas nya lega, tadi dia sempat berfikir kejadian di mana ia bertemu dengan renfa adalah sebuah mimpi saja. tapi untungnya itu bukan sekedar mimpi.

"aksa istirahat dulu ya, nanti pasti ketemu sama bang renfa kok. " aksa mengangguk.

*

*

*

didalam ruangan rawat VVIP yang berisikan dua bankar rumah sakit itu sedikit berisik karena penghuni nya yang malahan berdebat mengenai makanan apa yang harus dibeli untuk makan malam mereka.

maraka dan renfa yang tengah terbaring di ranjang hanya bisa menggeleng dan berpura pura tidak mendengar apapun. padahal tadi pihak rumah sakit telah menegur mereka karena terlalu berisik, tapi tetap saja mereka masih saja berisik.

"udah! beli aja yang menurut carlos bisa dimakan semua orang!. " lerai renfa yang jengah dengan keributan yang terjadi.

semuanya langsung terdiam ketika mendengar suara renfa yang meninggi, carlos dan haelvito yang memang akan pergi mencari makanan langsung mengangguk dan pergi dari sana.

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang