22. ★ [ kehidupan yang normal ]

463 64 3
                                    

Typo atau salah kata mohon ditandai agar bisa direvisi oleh saya kedepannya.

Happy reading sweetie💗.

*

*

*

*

*


tiga hari setelahnya

"Bang renfa, waktu itu aksa nangis nangis sampe pingsan di dekat jasad nya luke itu gara-gara dia ngira luke itu bang renfa, gara-gara tali pita yang ada di tangannya. " ledek carlos yang tengah duduk bersama aksa di sebelah bankar renfa.

"oh iya kah?. " tanya renfa dengan nada jenaka nya.

"carlos~." Rengek aksa, wajahnya memerah malu  teringat tentang dirinya yang menangis nangis sampai jatuh ke tanah karena mengira jasad luke adalah abangnya--renfa.

Carlos dan renfa tertawa melihat wajah aksa yang memerah padam itu, sangat kontras dengan warna kulitnya.

"lagian, bang renfa segala tali pita nya dikasih ke luke!. " kesal aksa.

renfa memang memberikan tali pita berwarna kuning pemberian dari aksa ke luke sebagai tanda penghormatan terakhir nya kepada luke yang telah melindungi dirinya dari reruntuhan bangunan itu.

Short flashback on

"renfa merunduk!!. " teriak luke saat bom akan meledak Lima detik lagi.

Renfa langsung merunduk, luke mendekap tubuh renfa dari atas berniat melindungi  renfa dengan tubuhnya. renfa hanya bisa diam ketika tubuhnya didekap oleh luke.

DUAAAARRRR!!!

BRUGH!

reruntuhan dinding langsung menghantam tubuh luke dengan keras, posisi mereka yang berada di lantai tida menyebabkan mereka terjatuh ke lantai dasar karena bangunan yang ambruk.

diambang kesadarannya, renfa merasakan sesuatu mengalir dari atas nya, darah. namun itu bukanlah darahnya, melainkan darah dari kepala luke yang terhantam reruntuhan bangunan itu.

"luke!. " pekiknya tertahan.

luke sudah tidak sadarkan diri dengan posisi tubuh yang masih melindungi tubuh renfa dari reruntuhan bangunan. renfa menggeleng, seseorang mengorbankan nyawanya demi  dirinya.

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang