21. ★ [ kehangatan yang perlahan kembali ]

639 63 6
                                    

. . . . . . . . . .

Happy Reading

. . . . . . . . . .













      BERSELANG beberapa saat, akhirnya nararya tersadar dari pingsan panjang nya, begitu juga dengan jevan yang terbangun dari tidurnya yang nyenyak. karena ia selama beberapa hari itu jevan sama sekali tidak tidur untuk menjaga nararya.

ranjang jevan dan nararya berdekatan, hanya dibatasi oleh tirai berwarna putih khas rumah sakit. kepala nararya sekarang sudah di balut oleh perban, ia sempat mengeluh sakit di kepalanya saat sadar, maraka segera memanggil dokter lewat tombol yang ada di atas bankar.

dokter mengatakan, itu hanya efek dari kepala nya yang terbentur dan tidak ada yang parah. kondisi keduannya sudah lebih baik dari sebelumnya, mereka sudah bisa diajak berbicara panjang bahkan nararya sudah mulai memarahi aksa dan carlos setelah mendapatkan laporan bahwa dua adik kesayangannya itu selalu telat makan.

Jika kalian bertanya kemana lima orang yang membantu mereka saat jevan dan nararya terjatuh ke jurang, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.

Pagi hari ini, langsung disambut dengan kekesalan carlos dan aksa yang terus mendengar omelan dari nararya yang seperti ibu ibu kehilangan tupperware.

"aishh, baru sadar semalem aja udah bawel banget " kesal carlos.

sedari tadi nararya terus menceramahi mereka, bahkan nararya sudah mengeluarkan beribu-ribu kata dari mulutnya ketika tahu carlos dan aksa hampir saja baku hantam.

Nararya melengos kesal, ia mengalihkan perhatian nya dengan cara menoleh ke samping namun pandangannya malah bertemu dengan mata hitam legam milik jevan yang menatapnya dengan renfa dan maraka disampingnya.

"lo... gimana? ada yang luka? " tanya nararya pada jevan, mata nya menelisik mencari cari apakah abangnya itu terluka.

jevan menggeleng, namun tatapan nya masih saja kosong. "gak ada, harus nya lo perhatiin diri lo sendiri yang sampe geger otak ringan itu. udah berapa kali lo ngorbanin diri sendiri buat keluarga lo? "

"itu udah kewajiban gue ngelindungin kalian, "

"tapi harus nya gue yang ngelindungin lo, gue abang lo disini dan gue gk bakal suka kalau adik gue terluka. gue bakal marah kalo lihat lo terluka sampe masuk rumah sakit lagi kayak gini, ngerti? " nararya mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk senyuman khas kelinci nya, ia mengangguk mengerti.

Drrrtttt

Drrrttttt

maraka merogoh saku nya untuk mengambil ponselnya yang bergetar, "Bentar gue angkat telepon dulu"

maraka sedikit menjauh dari sana, ia kemudian mengangkat telepon dari teman nya.

[PANGGILAN BERLANGSUNG]
# maraka font miring, yeonjun font tebal

"halo, bang raka, ruangan jevan sama nararya disebelah mana bang? " ~ 📞

"lo di rumah sakit? kok gak ngabarin? " ~ 📞

"kata kai biar suprise, tapi dia malah gatau ruangan nya " ~ 📞

"ooohh, gitu, haha. lo ke ruangan VIP dilantai tiga, kamar nomer 07 " ~ 📞

[2] Sapta Arunika | [Tahap Revisi]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang