21. Dunia Milik Berdua

6.3K 368 10
                                    

Asha mengaduk - aduk spaghetti yang  masih ada di dalam wajan, agar spaghetti dan bumbu yang sudah dibuat tercampur rata. Menu makan malam hari ini adalah spaghetti bolognese, permintaan Bian beberapa jam yang lalu. Lelaki itu bilang bahwa dirinya sedang malas makan nasi, jadi  lelaki itu meminta Asha untuk membuatkannya spaghetti bolognese.

Setelah merasa spaghetti bolognese itu sudah matang dan sudah tercampur rata dengan bumbu, Asha memindahkan spaghetti bolognese itu ke dalam dua piring bersih, lalu membawanya ke meja makan untuk dinikmati bersama Bian.

"Sayang, spaghetti bolognese nya sudah jadi," ucap Asha sedikit berteriak.

Bian yang sedang asyik bermain PlayStation melepas stik PS yang ada di tangannya, lalu berlalu menghampiri Asha.

"Terimakasih, sayangku," ucap Bian.

"Sama - sama, sayang," ucap Asha.

Bian menarik kursi kosong yang ada di sebelah Asha. Keduanya pun menikmati makan malam mereka dengan tenang, sambil sesekali mereka berbincang.

"Mama tadi whatsapp aku, Sayang, minta kita nginap disana. Katanya kangen sama menantunya," ucap Bian.

"Sama kamu gak kangen?" tanya Asha.

"Enggak. Mamah gitu, semenjak ada kamu, lupa sama aku. Apa - apa sekarang yang di perdulikan kamu," ucap Bian.

Asha terkekeh geli, mendengar keluh kesah suaminya itu.

"Aku terserah kamu aja, kalau mau kesana, ayo. Mumpung besok juga weekend," ucap Asha.

"Habis ini kita kerumah mama, ya. Kamu juga belum pernah tidur di kamar aku, kan? Pasti kamu akan terkagum - kagum melihat betapa bagusnya kamar aku disana," ucap Bian.

"Nanti kita lihat sama - sama, ya," ucap Asha.

Asha dan Bian kembali menghabiskan spaghetti bolognese yang ada di piring mereka masing - masing. Setelah spaghetti bolognese itu habis, mereka meneguk segelas air putih yang ada di samping mereka hingga tandas tak tersisa.

Asha beranjak dari tempat duduknya, hendak memindahkan piring - piring kotor yang ada di meja ke dapur untuk dicuci. Belum sempat Asha beranjak pergi, Bian beranjak dari tempat duduknya, mengambil alih piring kotor yang ada di tangan Asha.

"Biar aku yang cuci piring. Kamu siap - siap aja, biar habis ini kita bisa langsung ke rumah mama," ucap Bian.

"Eh? Gapapa, biar aku aja yang cuci piring. Ini cuman sedikit doang kok," ucap Asha.

"No. Aku tau kamu sudah capek karena dari pagi harus ngurus rumah sendirian. Aku mau bantu kamu, gak salah, kan? Lagipula cuman cuci piring kok, gak berat," ucap Bian.

Senyuman terukir di bibir Asha.

"Terimakasih ya, sayang," ucap Asha sambil mencium pipi Bian.

"Cuman di pipi doang, nih? Gak di bibir sekalian?" goda Bian.

"Modus!" cibir Asha.

"Gak modus, gak enak." ucap Bian. "Yaudah, aku cuci piring dulu, ya, sayang. Kamu siap - siapnya jangan lama - lama. Gak usah dandan, kita cuman pergi ke rumah mama," ucap Bian lagi.

"Iya," ucap Asha.

Asha melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap - siap pergi ke rumah mertuanya. Asha membuka lemari bajunya, mengambil baju yang ingin dirinya kenakan dan baju ganti untuk dirinya selama menginap di rumah mertuanya.

Asha mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah dia ambil. Setelah selesai mengganti pakaiannya, Asha duduk di depan meja riasnya, sedikit memoles wajahnya dengan bedak dan liptint. Ingat, hanya dua barang itu yang Asha kenakan.

Antara Cinta dan Benci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang