26. Hubungan Asha - Liam

4.3K 317 9
                                    

Asha duduk di depan meja riasnya, memoles wajahnya dengan sedikit bedak, agar dirinya tidak terlihat pucat pagi ini. Yap. Pagi ini Asha memang berencana ingin main ke rumah ayah dan bundanya, bertemu dengan ayah dan bundanya, sekaligus dirinya membawakan oleh - oleh untuk orangtuanya.

Bukan hanya Asha saja yang spudah rapih, Bian pun sudah berpenampilan rapih dengan kemeja putih dan jasnya. Setelah mengambil libur beberapa hari kemarin, hari ini dia akan kembali dengan aktivitas kantornya, sibuk mengurus pekerjaan - pekerjaannya yang sempat tertunda karena dirinya tidak masuk kerja.

"Sayang," panggil Bian.

"Apa, by?" tanya Asha.

"Nanti malam kan ada acara anniversary perusahaan papa di hotel, kamu datang ya, temenin aku?" ucap Bian.

"Harus banget aku ikut ya, by? Isteri kamu kan introvert, kayaknya lumayan susah deh kalau ikut ke acara ramai seperti itu," ucap Asha sedikit tidak percaya diri.

"Aku mau bawa kamu karena aku mau kenalin kamu ke semua orang yang datang nanti malam, kalau kamu isteri aku. Please, mau, ya? Janji gak akan lama. Paling cuman tiga jam," ucap Bian membujuk Asha.

"Nanti malam mama, Diandra, bang Ezra, sama Neora akan datang juga kok, jadi kamu nanti bisa ngumpul sama mereka kalau kamu merasa kurang nyaman," ucap Bian.

"Yaudah iya, nanti malam aku temani kamu ke acara anniversary perusahaan papa," ucap Asha pada akhirnya.

"Yeay. Thank you, sayangku," ucap Bian sambil mencium pipi Asha.

Puas dengan make up nya, Asha memasang pashmina yang sudah disiapkan ke kepalanya, bersiap untuk pergi. Bian masih dengan setia menunggu isterinya itu di dalam kamar, seolah enggan meninggalkan isterinya itu seorang diri.

"Masyaallah, cantik banget sih, isteri aku," puji Bian ketika melihat kecantikan Asha.

"Jangan dipuji terus, by, aku malu," ucap Asha sambil menundukkan kepalanya.

"Nikah sudah beberapa bulan, tapi masih malu di puji sama suaminya," cela Bian.

Asha tak lagi menanggapi celaan yang keluar dari bibir Bian. Asha melangkahkan kakinya keluar dari kamar, membuat Bian mengikuti langkah kaki isterinya itu dari belakang.

"Aku kerumah ayah sama bunda bawa mobil sendiri aja, ya? Kamu pasti udah terlambat datang ke kantor, kan?" ucap Asha.

"Gapapa, aku antar aja. Nanti habis antar kamu ke rumah ayah sama bunda, baru aku pergi ke kantor," ucap Bian.

"Arah kantor kamu dan rumah ayah kan beda, by. Gapapa, aku bawa mobil sendiri aja, oke? Aku bisa kok, by," ucap Asha.

"Yakin bisa?" tanya Bian sedikit tidak percaya.

"Yakin, by," ucap Asha.

"Yaudah, hati - hati bawa mobilnya, ya? Jangan ngebut. Sabuk pengamannya juga jangan lupa di pasang. Nyetir mobilnya juga gak boleh sambil main handphone, harus fokus," ucap Bian dengan segala petuahnya.

"Siap, komandan," ucap Asha mengangkat tangannya hormat.

"Jangan lupa kabarin aku kalau udah sampai di rumah ayah," ucap Bian.

Antara Cinta dan Benci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang