53. Wedding Anniversary

2.1K 208 0
                                    

Asha mengaduk adonan kue yang ada di hadapannya hingga tercampur rata. Malam ini, Asha sedang berkutat di dapur, bersama dengan Bian, sedang berusaha membuat cake untuk perayaan wedding anniversary mereka yang ke satu tahun.

Awalnya Asha hanya ingin membuat cake itu sendiri, namun Bian kekeuh ingin membantunya membuat cake, karena suaminya itu tak ingin ia kelelahan. Karena tidak bisa menolak, ia membiarkan suaminya itu membantunya, walaupun sedari tadi lelaki itu hanya memperhatikannya, tidak membantunya sedikit pun.

“Kamu jadi mau bantu aku, gak?” tanya Asha.

“Aku bisa bantu apa?” tanya Bian.

“Tolong lelehin coklat batang, ya, buat di campur di adonan kue ini, nanti,” ucap Asha.

“Okey, tunggu sebentar, ya,” ucap Bian.

Bian mengambil coklat batang yang sudah Asha siapkan, melelehkan coklat itu di atas panci yang di dalamnya sudah ada air yang mendidih. Setelah coklat itu meleleh, Bian mengakat mangkok coklat itu, memberikan coklat batang yang sudah meleleh itu pada Asha.

“Terimakasih, Kak,” ucap Asha.

“Sama – sama.” “Ada yang bisa aku bantu lagi?” tanya Bian.

“Hmm.. Apa, ya?” “Tolong olesin margarin di loyang aja deh, tapi tipis – tipis aja, biar nanti cake nya gak lengket pas di keluarin dari loyang,” ucap Asha.

“Okeey,” ucap Bian.

Malam ini Asha membuat dua cake, satu untuk mereka berdua, sedangkan satu lagi untuk mereka bawa ke panti asuhan besok. Yap. Besok mereka memang berencana ingin pergi ke panti asuhan, merayakan wedding anniversary mereka bersama dengan anak – anak panti.

“Cantik banget sih isteri aku,” usil Bian mencoret wajah Asha dengan tepung.

”KAK BIAN, JAHIL BANGET SIH!” ucap Asha.

Tak ingin kalah, Asha mengambil tepung yang ada di hadapannya, mencoret wajah Bian dengan tepung yang ada di tangannya itu. Keduanya terlibat perang di dapur, hingga tepung – tepung itu jatuh ke lantai.

“Sayang, udah – udah, cukup. Lantai nya licin, nanti kamu jatuh,” ucap Bian menghentikan aksi mereka.

“Gara – gara kamu, nih!” ucap Asha mengerucutkan bibirnya.

“Kenapa cemberut gitu? minta di coret lagi mukanya pakai tepung?” ucap Bian mengangkat dua alisnya.

“AYO KITA PERANG LAGI!” ucap Asha mengambil tepung yang ada di dalam baskom.

“HAHAHAHAHA!” tawa mereka pun pecah.

Mereka kembali sibuk dengan aktivitas mereka masing – masing. Asha dengan adonan kue yang ada di hadapannya, sedangkan Bian kembali mengoleskan margarin di loyang.

Setelah semua adonan itu tercampur rata dan loyang kue sudah selesai di olesi margarin, Asha menuangkan adonan kue itu ke dalam dua loyang yang berbeda. Asha memasukkan dua loyang kue itu ke dalam oven, memanggang kue itu dengan api kecil.

“Huh. Selesai juga akhirnya,” ucap Asha.

“Capek?” tanya Bian.

Antara Cinta dan Benci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang