50. Sidang.

2.7K 295 9
                                    

Kring..

Tidur pulas Asha terganggu kala mendengar alarm ponselnya berbunyi kencang. Asha mengerjapkan matanya, menetralkan matanya dari cahaya lampu yang masuk ke dalam retinanya.

Tangan Asha menyambar ponselnya yang tergeletak di nakas, mematikan alarm ponselnya itu sebelum bunyi alarm ponselnya itu mengganggu tidur suaminya.

Jam baru menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Asha memang sengaja memasang alarm di jam tersebut, karena Asha ingin sholat tahajjud dan kembali belajar. Hari ini ia akan melaksanakan sidang skripsinya. Yap. Hari yang sedari beberapa minggu lalu ia tunggu - tunggu, kini akhirnya datang.

"Hoam,"

Asha menutup mulutnya ketika menguap. Rasa kantuknya kembali menyeruak. Asha memang baru tidur beberapa jam, pantas sekali kalau sekarang perempuan ini masih mengantuk.

Tak ingin kembali tertidur, Asha menyibak selimut yang di kenalan, beranjak dari tempat tidurnya itu, masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air kecil dan mengambil air wudhu.

Selesai mengambil air wudhu, Asha menggelar sajadahnya, lalu memakai mukenahnya. Asha berdiri di atas sajadahnya itu, mulai melaksanakan beberapa rakaat sholat tahajjud.

Berbeda dengan Asha yang sedang sholat tahajjud, Bian yang sedang tertidur di tempat tidurnya mulai gelisah kala tak merasakan ada isterinya di sampingnya. Bian mengerjapkan matanya, menetralkan matanya dari cahaya lampu yang masuk ke dalam retinanya.

Bian mengucek matanya kala melihat Asha sedang sholat. Bian mengalihkan pandangannya ke arah jam yang tertempel di dinding kamarnya, melihat jam berapa sekarang.

"Kak, kok bangun?" tanya Asha setelah selesai sholat tahajjud.

"Kebangun gara-gara gak ada kamu di samping. Aku pikir kamu kemana. Ternyata lagi sholat," ucap Bian.

"Kamu kenapa gak bangunin aku?" tanya Bian.

"Kamu tidurnya pulas banget, aku gak tega bangunin kamu," ucap Asha.

Bian menyibak selimut yang di kenakan, beranjak dari tempat tidurnya itu. Dengan langkah gontai, Bian melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

"Aku sholat tahajjud dulu, ya. Setelah sholat aku temenin kamu belajar," ucap Bian.

Bian menggelar sajadahnya, mulai melaksanakan sholat tahajjud sambil menunggu isterinya itu selesai berdoa.

Asha kembali berdoa, meminta kelancaran apapun yang akan ia lakukan hari ini. Asha tak bisa membohongi perasaannya, walaupun dia sangat excited dengan hari ini, ia cukup takut menghadapi hari ini. Asha takut dirinya tidak bisa memberikan yang maksimal hari ini.

Selesai berdoa, Asha duduk di sofa yang ada di dalam kamar, kembali sibuk dengan skripsi tebal yang ada di tangannya. Asha harus belajar dengan maksimal, agar ia bisa memberikan yang maksimal hari ini. Itulah prinsip yang sedang perempuan itu pegang sekarang.

Bian beranjak dari sajadahnya, ikut duduk di sofa yang sedang Asha duduki, menemani isterinya itu belajar.

"Kamu gak mau tidur lagi, gak?" tanya Asha.

"Gak mau. Aku mau temenin kamu belajar," ucap Bian.

"Mata kamu merah, pasti masih ngantuk banget, kan? Tidur aja, aku bisa belajar sendiri kok," ucap Asha.

"Gak mau." ucap Bian kekeuh.

Asha menghela napasnya berat. Jika Bian sudah menunjukkan sikap keras kepalanya seperti ini, Asha sudah tak bisa lagi memaksa suaminya itu untuk tidur. Asha tau maksud suaminya itu baik, namun sepertinya sedikit berlebihan, menurutnya.

Antara Cinta dan Benci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang