~¢•€~
Bab 4 Makan Malam
{~~~~•~~~~}"Ingat ya Astra keluarga kita ini keluarga bermartabat bukan keluarga ecek-ecek bukan keluarga orang susah nggak punya masa depan jelas untuk hidupnya dan kamu tau untuk menjadi keluarga yang di pandang tinggi kamu harus punya nilai dalam diri kamu bukan malah merusak reputasi keluarga dengan kamu pindah sekolah kayak begini mau di taruh di mana wajah ayah ibu kamu hah!"
"Mau di taruh di mana! Jawab pertanyaan mama jangan jadi patung kamu!" Cecer sang ibu dengan penuh emosi.
Grab
Sang ibu yang sangat marah mencekik leher Astra dan berkata "Saya ingatkan sekali lagi siapapun yang menjadi anak saya harus minimal peringkat satu di sekolah dan kamu taukan pakaian yang kamu pakai, makanan yang sehari-hari kamu makan itu di belinya pakai apa pakai uang! Bukan pakai daun!"
"Dan untuk membayar semua itu kamu harus mengangkat derajat keluarga ini setinggi-tingginya dengan apa, dengan kamu peringkat satu di sekolah, dengan kamu menang semua perlombaan dan menangnya pun harus juara pertama bukan kedua dan ketiga apalagi juara harapan ingat kata-kata mama Harus Nomor Satu! Ulangi!" Perintah sang ibu.
"Ha-rus No-mor Sa-tu," jawab Astra gemetar.
Hal itu membuat sang ibu mencekik lehernya lebih kuat dari sebelumnya dan berkata
"Kamu masih gemetar Astra ini yang membuat kamu nggak bisa jadi yang pertama mental kamu masih lemah usaha kamu masih sangat kecil. Kamu tau untuk mendapatkan sesuatu yang besar kamu harus berusaha semaksimal mungkin belajar belajar dan belajar sampai paham."
"Kalau perlu kamu belajar sampai Muntah Darah sekalian asalkan kamu Rengking pertama di sekolah kamu paham maksud Mama!" Bentak sang ibu.
Astra hanya diam dengan air mata yang mulai membasahi wajahnya. "Huft." Sang ibu yang kesal berhenti mencekik leher Astra dan berdiri tegak menatap wajah Astra dengan sangat tajam dan lalu berkata
"Astra hidup ini cuma sekali sejarah tidak bisa di putar kembali, tidak ada yang namanya kembali ke masa lalu karena itu jangan pernah sia-siakan waktu kamu jangan sampai ada penyesalan dalam hidup kamu karena itu kamu harus menjadi orang sukses dimasa depan."
"Jangan sampai ada penyesalan dalam hidup kamu, satupun jangan sampai dan jangan pernah ada karena kita hidup cuma sekali kita tidak tau akan menjadi apa kita di akhirat nanti karena itu kamu harus selalu menjadi pemenang dalam hidup kamu jangan mau jadi pengecut yang duduk di belakang."
"Untuk menjadi seorang pemenang kamu harus berusaha lebih keras dari yang lain kalau perlu berusahalah sampai sampai rasanya kaki kamu mau patah, berusaha sampai tangan kamu hampir tidak bisa bergerak. Ingat kata Mama selama jantung masih berdetak jangan pernah berhenti berusaha karena dunia akan terus berputar dan berputar Astra."
Sang ibu lalu mendekat berbisik di telinga Astra "Hidup di dunia ini sangat keras hanya orang-orang tertentu yang bisa bahagia dari lahir, saran mama kalau kamu sudah berusaha semaksimal mungkin tapi masih belum peringkat pertama lebih baik kamu Bunuh Teman Kamu yang peringkat pertama itu supaya kamu jadi yang Pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUS NOMOR SATU
Mystery / ThrillerMengisahkan Seorang remaja pria bernama Muhammad Astra Nurcahyo, seringkali di panggil ASTRA yang Murka Karena dirinya tidak pernah mendapatkan apa yang sangat ia inginkan yaitu "Peringkat satu" hingga akhirnya ia mulai berfikir untuk melakukan berb...