13

2.7K 213 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aura sekitar semakin memanas, kedua pemuda dengan paras rupawan itu masih melemparkan tatapan tajam satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aura sekitar semakin memanas, kedua pemuda dengan paras rupawan itu masih melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Berbanding terbalik dengan Athena yang terlihat tenang dan bungkam sedari tadi. Gadis itu tak ingin membuang waktu lagi, sebisa mungkin dia mulai melepaskan genggaman Elano pada pergelangan tangannya. Namun, usahanya tentu berakhir sia-sia karena Elano dengan cepat mempererat genggaman tangannya pada gadis itu.

Arthur yang menyadari pergerakan gadis di depannya itu mulai tersadar dan menggeram marah. "Lepasin Athena, sialan!"

Elano menyeringai, pemuda itu dengan sigap memposisikan Athena ke belakang tubuhnya. "Jangan mimpi, loser!"

Emosi Arthur sudah di ujung tanduk dengan tangan yang terkepal kuat seakan hendak menghajar Elano habis-habisan. Tangannya sudah gatal ingin memberikan pukulan kepada Elano, namun pemuda itu berusaha untuk menahan ambisinya.

Arthur menghela napas, mencoba berpikir jernih karena tidak ingin menampilkan sisi buasnya kepada gadis di hadapannya itu. Dia tak ingin citranya buruk di depan Athena, gadis yang disukainya.

"Lepasin adek gue."

Kedatangan Renard di sana membuat Athena sedikit bernapas lega, namun ternyata hal itu salah besar. Elano tentunya bukan orang yang mudah mengalah untuk hal apapun itu, apalagi mengenai Athena. Bukannya melepaskan Athena, pemuda itu justru membawa gadis itu ke dalam stadion dengan tetap mempertahankan genggamannya yang semakin erat.

Renard hanya bisa mengikuti mereka dari belakang, dirinya jelas sangat paham akan karakter seorang Elano. Dibandingkan dengan kembarannya, Renard memang lebih cerdas dalam mengatur emosi. Sebagai Ketua OSIS di SMA Christopher, pemuda itu juga harus memikirkan jalannya pertandingan saat ini. Renard tak ingin Elano membuat keributan di pertandingan kali ini.

Begitu pula dengan Arthur yang juga mengikuti langkah mereka disertai amarah yang masih membara. Tatapannya yang tajam dan dingin semakin menambah aura maskulin pemuda itu.

Banyak orang yang menatap kagum pada kedatangan mereka di tribun penonton. Popularitas mereka memang tidak usah dipertanyakan. Apalagi pemandangan Athena yang duduk di antara penguasa dua sekolah terbaik sekaligus membuat penonton semakin terkejut dan penasaran.

Athena: Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang