Kedua remaja yang masih mengenakan seragam SMA Christopher itu baru saja tiba di markas Geng Motor Hades. Mata tajam Elano memindai setiap keanehan yang tertangkap penglihatannya, kondisi depan markas tampak sangat berantakan. Tak hanya itu, bunyi kegaduhan yang tertangkap indra pendengarannya juga turut menjadi perhatian pemuda itu.
Sepulang dari pantai, Elano memang berencana mengajak Athena untuk mengunjungi markas Geng Motor Hades, walaupun awalnya terjadi penolakan dari gadis itu. Namun, sosok Elano yang pandai mengolah kata dan merangkainya menjadi alasan yang cukup logis tentu bisa mematahkan penolakan Athena lagi dan lagi.
Bughh!!!
Bughh!!!
Elano menggenggam tangan sang pujaan hati dengan erat, kemudian bersama-sama memasuki markas yang terlihat tidak dalam kondisi baik itu. Banyak barang-barang yang berceceran, bahkan ada jendela kaca yang pecah, padahal tempat itu baru saja selesai direnovasi ulang setelah tragedi penyerangan tempo lalu.
"Bangsat!! Pengecut kayak lo harus mati!!"
"Ada apa ini?" Suara berat Elano mampu mengalihkan atensi beberapa pemuda di depannya. Noda darah di dinding dan lantai dapat terlihat dengan sangat jelas, bahkan baunya sudah menguar ke segala penjuru. Genggaman tangan Elano semakin erat, membuat Athena seketika melirik pemuda itu. Entah sejak kapan, Athena mulai menyadari beberapa tabiat Elano, salah satunya adalah saat ia sedang dilanda emosi seperti saat ini. Athena merasa jika genggaman tangan Elano kepadanya ikut serta menyalurkan emosi yang sedang dirasakan pemuda itu.
Elang berdeham sejenak, memecah keheningan yang sempat terjadi, sedangkan pemuda lainnya sedang menetralkan pernapasan akibat emosi yang sempat meledak-ledak. "Markas hampir diserang, untung aja kita datang tepat waktu, jadi kerusakan yang terjadi nggak separah kemarin."
Elano mengalihkan pandangannya ke arah seorang pemuda dengan kondisi mengenaskan, wajahnya bahkan hampir tidak dapat dikenali. Luka yang masih terbuka membuat darah dengan mudahnya mengalir menutupi wajah pemuda itu dan menetes ke lantai.
"Ada satu pelaku yang berhasil kita tangkap."
Elano melirik Elang dengan sorotan menyelidik. "Satu?"
"Sorry, El. Kita cuma bisa nangkep satu pelaku, sepertinya mereka udah denger suara motor kita dari kejauhan, jadi waktu kita masuk ke markas nggak sempat ngejar pelaku lainnya." Ujar Elang.
"Bawa dia ke ruangan khusus dan panggil dokter."
Willy yang mendengar itu sontak bereaksi tak terima. "Ngapain panggil dokter segala, bos? Biarin mati aja sekalian!!"
Bughh!!!
"Setan! Ngapain lo mukul gue?!" Willy menggeram marah kepada sang pelaku utama, Regar. Sedangkan Regar hanya berdecih sinis kemudian berlalu bersama pemuda lainnya, tentunya untuk menjalankan perintah dari sang ketua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena: Second Life
Teen Fiction[ON-GOING] Athena Carolina, seorang atlet panahan muda berbakat yang beberapa hari lalu meraih medali emas olimpiade tiba-tiba dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan pesawat saat akan kembali ke tanah air. Duka dan tangis mengiringi kepergian...