Bel berakhirnya kegiatan pembelajaran di SMA Christopher baru saja berbunyi nyaring, membuat penghuni kelas 10 Science-1 mulai bersiap untuk pulang. Arista Sasakhi, gadis berambut pendek berwajah manis yang menjabat sebagai ketua kelas tiba-tiba berdiri dan berujar dengan tegas.
"Jangan lupa mengumpulkan tugas dari Pak Dewa melalui e-mail yang sudah dikirim di grup. Maksimal besok jam 7 pagi. Sekian, terima kasih."
"Siap!"
"Okey!"
Athena sudah bersiap untuk beranjak meninggalkan ruang kelas, sebelum suara seseorang dari pintu membuat langkahnya terhenti. "Athena, dicari Elano di depan."
Athena hanya menghela napas, kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Sesuai dugaan, Elano langsung menghampiri Athena yang baru saja keluar dari ruang kelas. Tatapan pemuda itu yang semula datar dan dingin seketika berubah menjadi berbinar-binar layaknya bunga matahari.
Athena memicingkan matanya ketika mendapati gerak-gerik Elano. Pemuda itu tidak berhenti menatapnya dengan senyuman yang entah mengapa sedikit menyebalkan di mata gadis itu. "Kenapa, sih?"
Elano masih mengulas senyum di wajah tampannya. "Abis ini kamu ikut aku, kan?"
"Nggak bisa, gue ada jadwal latihan di akademi." Athena berujar dengan nada pelan namun tegas. Sebenarnya Athena sedikit risih dengan tatapan penasaran dari orang-orang di sekitarnya, namun gadis itu berusaha tidak memedulikan hal tersebut.
"Sayangnya aku nggak nerima penolakan. Aku juga udah izin sama pelatih kamu itu." Ujar Elano.
Athena sedikit terkejut, pemuda di depannya memang tidak bisa ditebak. "Lo kenal sama Coach Ardian?"
Elano menyeringai. "Kamu lupa siapa aku?"
"Gue tetap mau latihan. Lo minggir, sopir gue udah nunggu di depan." Athena berusaha lepas dari jangkauan Elano, namun usahanya tentu berujung sia-sia. Pemuda itu tidak mau melepaskan Athena begitu saja.
Elano terkekeh yang sialnya mampu menambah kadar ketampanan pemuda itu. "Sopir kamu udah aku suruh pulang. Aku juga udah izin ke mama kamu. Jadi tunggu apa lagi?"
Athena memejamkan matanya sejenak dan mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya. "Lo emang ngeselin!"
Elano seketika tertawa yang membuat beberapa pasang mata di sekitar menjadi terheran-heran. Seorang Elano yang otoriter dengan ekspresi dingin dan tak tersentuh bisa tertawa bebas seperti itu merupakan hal yang langka.
"Ya udah, kamu boleh latihan tapi aku ikut." Elano mulai memberikan penawaran lain yang tentunya tidak disetujui oleh Athena. Bukan tanpa alasan, mengingat peristiwa yang melibatkan Elano dan Arthur yang sempat bersitegang kemarin juga menjadi pertimbangan gadis itu. Athena hanya tidak ingin terjadi keributan di akademi.
"Okey, lo menang! Lo mau bawa gue kemana?" Ujar Athena.
Elano kembali tertawa, tangannya bergerak merangkul gadis itu dan membawanya menuju ke area parkiran. "Rahasia, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena: Second Life
Teen Fiction[ON-GOING] Athena Carolina, seorang atlet panahan muda berbakat yang beberapa hari lalu meraih medali emas olimpiade tiba-tiba dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan pesawat saat akan kembali ke tanah air. Duka dan tangis mengiringi kepergian...