Karina berbaring lesu di brankar rumah sakit.
Dokter sedang berbicara dengan Heza di luar, Karina pasrah sebentar lagi suaminya akan tahu rahasia besarnya.
Widya berada di sisinya, wajahnya tampak lebih lega dari sebelumnya. Setahunya Karina baik-baik saja, ya walaupun Widya bingung sih kenapa Karina bisa pendarahan begitu, dokter cuman mau berbicara dengan Heza.
"Bisa nggak ya aku pulang hari ini?" Karina bertanya dengan muka pucatnya.
"Palingan tunggu cairan infusan habis udah boleh pulang." Widya menjawab berlandaskan perkiraannya.
Tak berselang lama Heza masuk, dia diam saja. Widya mengerti, ia memilih melenggang keluar untuk memberi ruang pasangan tersebut.
Setelahnya hening, Karina menunduk, ia begitu malu, harga dirinya terasa jatuh begitu saja. Padahal Heza hanya diam, bagaimana jika Heza mulai berbicara?
Astaga Karina tak berani menatap suaminya.
"Dokter bilang kamu kecapean, dan bayinya... untung dia masih selamat." Heza berkata lemah, dalam kalimatnya jelas tersirat kekecewaan yang dalam. Namun setelahnya ia tersenyum begitu tipis.
"Bayi Yohan, ya?"
"Kamu tahu... Aku kecewa, sedari dulu aku rela jaga kamu, tapi Yohan berani ngerusak hal yang aku jaga selama ini. "
"Padahal kita sempat renggang cuman dua tahun, aku nggak sangka kamu rusak secepat itu."
"Aku pikir kamu susah buat lupain aku, ternyata cuman aku yang gagal move on di sini."
"Tapi aku senang pas tahu kamu yang bakal jadi istri aku, meskipun perasaanmu hilang, seenggaknya aku bisa jaga raga kamu."
Heza mengelus surai lembut Karina, matanya menatap wajah cantik itu menangis. Hati Heza mencelos untuk kesekian kalinya.
"Ma-af, Za. Lebih baik kita cerai aja..." Cicit Karina di sela tangisnya.
Heza nggak habis pikir, iya dia kecewa masalah Karina hamil anak Yohan. Tapi, apa mungkin dia setega itu ngeiyain buat cerai, mengingat Yohan sudah pasti tak mau tanggung jawab atas anaknya itu.
Dan Karina...
Bukan tipe perempuan yang rela menyerahkan mahkotanya untuk cinta. Apalagi menyerahkan keperawanannya untuh sebuah ketidakpastian? Itu hal yang bodoh!
"Cinta itu bodoh dan kuno."
Karina kerap mengatakan itu saat ia masih bersama dengannya dulu.
Heza pikir masalahnya ada di Yohan. Ini bukan kesalahan Karina.
"Kamu pikir aku sejahat itu ngeiyain permintaan kamu? Nggak!! Aku nggak sejahat Yohan yang buang kamu gitu aja! Aku nggak masalah sama anak itu, ayo kita anggap itu anak kita bersama, dan kamu..., jangan pernah lagi berkaitan dengan Yohan!!"
💌💌💌
"Ngapain?"
"Mandi."
Yuzy mendengus, lihat suaminya lagi sibuk berkutat sama alat dapur ngapain juga dia nanya ya. Yuzy salah sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARUTA 12 || Blok A
Fanfiction"Angka kelahiran di negara kita makin rendah. Itu kenapa pemerintah menetapkan sistem 'nikah di bawah umur 23 tahun'." - Auriga Sabin "Jadi kita dijodohin pemerintah, gitu?!" - Prima Naurin