19.nge-prank malaikat

2.2K 168 9
                                    

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

Suasana di kantin begitu ramai dan riuh. Seiring dengan bunyi tawa dan obrolan antara teman-teman yang berseragam sekolah, wangi makanan yang menggoda memenuhi udara. Namun, di antara keriuhan itu, ada satu kelompok yang paling rusuh diantara kelompok lain, yaitu geng TUB-5.

"HAHA!! NGAKAK GUE!!" Suara ketawa menggelegar dari Syahin membuat meja mereka menjadi pusat perhatian.

"Gila lo!! Haha, bisa bisanya ngoda cowo." Sekarang giliran Haidar yang ikut ngakak.

Tak menyangka, Haidar kira otak Kent ini ada sedikit isinya tapi ternyata benar-benar tak ada otak anaknya pak Geno ini.

"Ya mana gue tau. Tu Julianto pake dres makanya gue kira dia cewe, apalagi kulitnya bening banget persis kayak cewe," ucap Kent kesal sambil memakan cemilan di atas meja.

Dari semalam Kent tak bisa tidur karena kejadian sore kemarin. Hampir saja Kent menyukai orang sesama jenis. Kent tak bisa membayangkan kalau itu terjadi.

"Nggak lucu kan,kalau gue bilang sama bunda,besoknya langsung tinggal nama,"batin Kent bergidik ngeri.

Jika dipikir-pikir, ini semua juga bukan salah Kent. Salahkan cowo itu kenapa berpakaian dan berprilaku layaknya seperti cewe.

"Makanya punya mata tu lebar-lebar, dikit-dikit bening langsung tancap gas," cibir Haidar.

"Iya iya si paling bener," gumam Kent.

"Eh, btw lo semua tau nggak—"

"Nggak," sosor Syahin dengan cepat.

"Gue belum selesai ngomong, dodol. Lama-lama gue buang juga lo ke sungai Amazon," pungkas Kent sambil melempar kulit kacang yang baru saja dia makan.

"Hah? Maraton? Gue baru tau ada sungai maraton?" cetus Syahin bingung.

Kent menatap Syahin dengan jengkel. Dia dengan geram memegang telinga Syahin dan memperlebarkannya.

"AMAZONN!!" teriak Kent tepat di telinga Syahin membuat cowo itu mengusap-ngusap telinganya karena suara Kent menjadi menggema.

"Hah? Kurang juga! Makanya punya telinga sering-sering dicongkel, kalau bisa congkelnya pake linggis," celetuk Kent terlanjur jengkel.

"Ya nggak gitu juga kampret, gendeng telinga gue hampir pecah dengar teriakan lo," sewot Syahin.

"Berantem terus. Ini nih biasanya ciri-ciri orang caper," sahut Rey yang dari tadi diam.

"Sok asik, lo tu nggak diajak," ujar Kent dan Syahin serempak.

Keduanya serempak menatap tajam Rey membuat sang empu membalas dengan mengangkat jari tengah kepada keduanya.

"Nyesel gue buka suara," batin Rey.

Rey baru sadar sekarang. Ternyata menjadi teman mereka lebih tertekan daripada mengisi ujian matematika.

Muslim Girl AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang