5. Message

157 17 11
                                    

Iori menatap ke arah manajernya dan para staf yang bertugas. Bibir Tsumugi mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar tetapi dapat Iori tangkap jelas. Daijoubu, kami sedang berusaha mengatasinya. Tolong berimprovisasi. Iori mengangguk. Para member lain juga pasti memahami itu.

"Minna-san dimohon untuk tetap tenang. Tidak ada percikan api, tidak ada suara arus listrik. Kita semua akan aman. Kurasa ini hanya suatu kejutan di akhir acara, seharusnya tidak akan lama hahaha."

Kembali dengan tawanya, Shimooka mengambil alih. Ia tidak tampak panik bahkan meskipun tablet yang ia bawa berkedip-kedip tak jelas. Pembawa acara senior tentu punya lebih banyak pengalaman.

"Yes~ jika kalian takut, genggamlah tangan orang di sebelah kalian." Ucap Nagi. "Ayo kita juga bergandengan!"

Tamaki tanpa perlu disuruh dua kali sudah mengulurkan tangannya dan menggenggam paksa pergelangan tangan Nagi dan Sogo yang ada di sisi kanan-kirinya.

Suasana itu berlangsung hingga setengah menit kemudian. Lampu-lampu dan alat elektronik di studio mulai menyala kembali.

"Aih, layarnya masih mati?" tanya Shimooka seraya melirik ke layar di samping panggung.

"Haik, sumimasen. Kami sedang mengusahakannya." Suara salah satu staf terdengar dari earpiece yang kembali berfungsi.

"Bukan masalah. Kamera bisa tersambung untuk live?"

"Haik. Acara bisa tetap kita lanjutkan sebentar lagi."

Shimooka mengangguk setelah mendengarkan instruksi dan dalam hitungan ke tiga, siaran langsung kembali berjalan. "Maaf atas gangguan kecil yang terjadi, sepertinya saat ini pesan kalian belum bisa ditampilkan. Tapi tenang saja, aku tetap akan membacakannya dan Idolish7 akan meresponnya."

Shimooka mengetuk tablet di pangkuannya yang layarnya sudah kembali normal.

"Saa.. Sekarang, kita akan lanjutkan sesi acara. Berikutnya adalah pesan dari.. Tsuki-san," ucap Shimooka. "Yaampun. Ini surat yang panjang sekali. Mari kita bacakan pelan-pelan."

"Yoo~ Idolish7!! Semuanya sehat?
Kuharap kalian tetap sehat setelah membaca surat spesial ini."

Yamato tersenyum miring. "Wah, orang ini punya selera humor yang menarik."

"Belum lama ini aku mengikuti idolish7 dan yaah~ Mengenai member kesukaanku, tentu saja itu Nanase Riku!! Haii Riikuu! Apa pesan ini sampai padamu?? Apa kau membacanya??"

"Wah Riku-kun, sepertinya kali ini adalah fans beratmu. Dan juga, bukankah penulis surat ini adalah laki-laki*?" Shimooka berkomentar sejenak.

Mitsuki tertawa dan mengacungkan jempol, "itu keren, Riku!"

Riku tersenyum, "Arigatou, Tsuki-san!" Ia melambaikan tangan, memberikan senyuman terbaiknya, bahkan membuat sorak sorai penonton terdengar heboh.

"Ehem, kita lanjutkan membaca.."

"Kau tau? Dalam waktu singkat ini, aku bisa mengerti kalau kau itu idol yang jenius. Kemampuan vokalmu tidak diragukan lagi, kemampuan menarimu juga lihai, dan yang paling penting.. Ekspresimu. Itu sempurna!

Iori berjengit mendengar itu. Alisnya sedikit berkerut. Pesan ini agak aneh.

"Aku selalu penasaran bagaimana caramu melatihnya. Apa sejak kecil kau memang... Seekspresif ini?"

Mitsuki juga mulai merasakan ada yang ganjil. Kenapa Shimooka-san memberi jeda saat membaca surat itu?

Ada sedikit jeda lagi sebelum Shimooka kembali membacakan pesannya. "Omong-omong, aku penasaran dengan masa kecilmu. Apa kau dekat dengan orang tuamu? Dengan ayahmu? Apakah dia yang berperan membentuk dirimu? Adakah pengalaman luar biasa yang pernah kau lakukan bersama dengannya?"

IDOLISH7: AcheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang