Ruang talent Trigger.
Satu kata yang mendeskripsikan perasaan Ten saat ini. Aneh.
Ten berulang kali menghentakkan kakinya ke lantai sembari menyilangkan tangan di dada. Gelisah. Perasaan itu entah dari mana muncul beberapa waktu yang lalu, sedikit mengganggu.
Ten menghela napas pelan, pandangannya ia alihkan menuju televisi di tengah ruangan yang sedang menayangkan siaran langsung MOP.
Dari layar kaca, Zool melambaikan tangannya. Di tengah sorak-sorai penonton yang meriah, keempat member itu tampak puas setelah sukses membawakan lagu Poisonous Gangster.
Tampang sok garang yang sebelumnya mereka pasang kini lepas begitu saja. Tanpa ragu para pemuda itu mulai menebarkan fan service ke sana-sini.
Touma tampak begitu sumringah. Ia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, dengan lantang menyebut nama grupnya berulang kali.
Haruka, meskipun agak kikuk karena malu, menodongkan jemarinya ke arah penonton seraya berkata bang!
Minami dengan sopan menunduk dan beberapa kali memberikan wink ringan.
Kemudian ada Torao dengan gombalan mautnya, sukses membuat para penonton ambruk kegirangan.
Keempat member itu melangkah keluar meninggalkan panggung. Layar televisi kemudian beralih menampilkan sepasang MC yang bertugas.
Satu grup telah selesai tampil, grup selanjutnya akan maju sebagai gantinya. Dan setelah ini, Re:vale.
Mengingat urutan tampilnya semakin dekat, Ten mulai bertanya-tanya.
Apa aku gugup?
Tidak mungkin.
Ten bukanlah tipe orang yang mudah terguncang oleh hal-hal semacam itu. Dia sudah berulang kali naik panggung. Berkali-kali dihadapkan pada tekanan besar sampai suatu titik dimana kondisi sehat atau sakit sudah bukan lagi masalah untuknya. Tapi, kali ini berbeda.
Ada sesuatu yang salah.
Instingnya mengatakan demikian.Masalahnya bukan ada padaku..
Tapi Ten merasa seakan-akan ia jadi ikut terkena imbasnya.Dan saat itulah, terdengar langkah suara berisik dari balik pintu yang terburu-buru menuju ke arah ruangan anggota Trigger berada.
Tok tok!
"Shitsureishimasu!"
..
..
..
"Apa kalian gila??"
Masih dalam posisinya yang menunduk, Tsumugi berjengit kaget saat mendengar suara menggelegar yang dilontarkan oleh sosok di depannya. Anesagi Kaoru.
Tsumugi memang sudah memantapkan hatinya untuk datang langsung ke ruangan Trigger guna meminta bantuan terkait penampilan MOP yang sudah di depan mata. Tapi tetap saja, manajer Trigger segalak itu.
"Bagaimana bisa kalian seenaknya meminta Trigger untuk bertukar jadwal dengan Idolish7 10 menit sebelum waktunya tampil??" sentak Anesagi.
Suasana di ruangan itu terasa sesak. Ketiga member Trigger yang duduk di sofa diam mengamati. Ryuu menahan napas, tampak cemas tapi ragu untuk masuk ke dalam percakapan. Gaku mengerutkan keningnya, malas sekali mendengar omelan manajernya. Sementara Ten, pemuda itu membuang nafas kasar seolah tau apa alasan di balik hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOLISH7: Ache
FanfictionRiku dan Ten. Nanase dan Kujou. Marga mereka berbeda. Sekalipun mereka adalah saudara kembar, hubungan keduanya tak lagi sama. Tak ada lagi afeksi hangat. Senyuman pun sekedar sandiwara di depan kamera. Yang tersisa hanyalah goresan luka akibat masa...