Prolog

694 46 10
                                    

Cinta, Persahabatan dan Keluarga
Aspek kehidupan yang berpengaruh besar dalam hidup setiap manusia

Anindya baru saja tiba di kediamannya tepat saat jarum jam menunjuk ke angka 07.30 malam. Gadis itu menghela napas panjang dan meregangkan ototnya yang terasa kaku. Merasa lega karena ia bisa segera beristirahat, setelah sebelumnya ada dua les yang harus ia datangi.

"Waktunya untuk mandi setelah itu periksa tugas yang belum selesai," monolognya seorang diri.

Iya, benar seorang diri, karena memang gadis itu tinggal sendirian di rumah berlantai dua, tetapi cukup minimalis. Jangan tanyakan kenapa gadis itu hanya tinggal seorang diri.

Realita hidupnya akan membuat gadis itu merasa lemah. Harus mengingat kembali akan masa-masa awal perceraian kedua orang tuanya yang berakhir ia memutuskan untuk tinggal sendiri tanpa harus bingung akan ikut salah satu dari kedua orang tuanya. Terlebih, sekarang kedua orang tuanya sudah memiliki keluarga baru masing-masing. Ia tak mau merusak kebahagiaan mereka, meskipun ia harus merasa sepi seorang diri.

Bukannya ia tidak bisa menerima akan kehidupan orang tuanya yang baru. Anindya justru turut merasa bahagia. Hanya saja, jika harus tinggal bersama, rasanya akan lebih nyaman berada di rumah sendiri. Rumah masa kecilnya, masa bahagia, saat keluarganya masih utuh.

Setelah selesai dengan ritual mandinya. Anindya mengecek benda pipih miliknya. Ada beberapa pesan dari beberapa teman kelas. Juga banyak pesan dari grup kelas 11 ips 3 yang sepertinya sekarang sudah sepi. Mungkin teman-temannya sudah istirahat atau mengerjakan tugas sekolah. Namun, tak ada satu pun pesan dari salah satu kedua orang tuanya.

Anindya menghembuskan napasnya pelan. Kemudian, ia pun memilih pesan dari salah seorang teman kelasnya untuk ia baca lebih dulu. Sepertinya, pesan itu cukup penting menurutnya.

Sherli 11 ips 3:
Bu wakil
Lagi sibuk gak
Gue mau tanya dong

Pesan yang dikirim sejak satu jam yang lalu itu oleh teman sekelasnya. Segera ia balas dengan cepat. Khawatir, jika yang ditanyakan adalah hal yang penting. Terlebih, itu mengenai sekolah. Hal yang memang ia prioritaskan untuk saat ini.

 Hal yang memang ia prioritaskan untuk saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai berkirim pesan dengan temannya, Anindya segera merebahkan dirinya untuk beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai berkirim pesan dengan temannya, Anindya segera merebahkan dirinya untuk beristirahat. Kedua matanya menatap langit-langit kamar, sebelum akhirnya ia memilih untuk memejamkan matanya menjemput mimpi indah. Dalam tidurnya, ia hanya berharap agar esok hari dan seterusnya hal-hal manis ada di kehidupannya yang sepi, seorang diri. Cukup keluarganya saja yang berantakan, jangan ada lagi hal-hal berantakan lainnya. Agar ia memiliki alasan untuk tetap bertahan di dunia.

I hope tomorrow will be fine and sweet.

Cinta, persahabatan, juga keluarga baru akan mengisi sisi kosong di setiap perjalanan seorang Anindya Kamala. Benang merah mulai terajut tanpa gadis itu ketahui. Apakah akan berjalan dengan baik atau malah menambah sisi kosong lainnya?

*
*
*

See you di bab berikutnya teman-teman 😉

The Beginning [TERBIT] OPEN PRE-ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang