Teman rusuh pengisi ruang kosong kehidupan teman lainnya.
"Anin!!!"
Suara lengkingan yang terdengar di koridor kelas 11 ips Cakrawala 01 dari seorang gadis yang masuk dalam jajaran anak cheerleader berhasil mengalihkan atensi banyak siswa yang berada di tempat itu. Karena memang kebetulan, sekarang sedang istirahat jam kedua. Gadis yang membuat heboh koridor itu, sekadang sudah merengkuh pundak Anindya—teman kelas sekaligus wakil ketua kelas di kelasnya, 11 ips 3.
"Sibuk banget lo dari tadi. Gue sampek susah buat ngobrol sama lo, mengalahkan artis ibu kota," cerocos Sherli sembari terus mengikuti langkah kaki si wakil kelas.
Anindya terkekeh geli, sudah terbiasa akan kehebohan Sherli. Karena, teman-teman sekelasnya juga tak jauh berbeda memiliki perangai seperti gadis yang tengah menempel padanya itu.
"Emang ada apaan?"
"Itu ... yang semalem. Sekalian langsung gue ajak ngobrol anaknya," papar Sherli mengingatkan obrolan yang mereka bahas malam tadi.
Anindya menoleh ke Sherli yang tampak selalu semangat setiap harinya. "Anaknya lagi kumpul di lapangan basket tadi."
"Yah ... gagal lagi. Padahal harus segera didiskusikan," ujar kecewa dari belah bibir Sherli.
"Nanti aja di group, Sher," balas Anindya tenang.
"Ok deh! Nanti mention di group aja, Nin."
Lantas, keduanya memasuki kelas mereka. Yang langsung disambut kehebohan para geng rusuh. Di mana mereka tengah berkaraoke ria seakan tengah berada di sebuah panggung besar. Siapa lagi ketuanya kalau bukan Zidane si anak band dan Marcel yang memang sudah sekufu dalam membuat kerusuhan.
"E–eh! Ada bu wakil. Dari mana, nih? Kok gak ngajak-ngajak?" Nyanyian Zidane terhenti saat Marcel tiba-tiba menyapa Anin yang baru masuk.
"Bu Wakil pilih kasih, nih. Masa Sherli doang yang diajak. Kita-kita yang ganteng ini dibiarin di kelas," sambung Zidane semakin merusuh.
Anindya menghela napas panjang. Sebulan bersama dengan teman-temannya itu. Membuat Anin sedikit banyak sudah mulai terbiasa akan tingkah laku random mereka.
"Kalian berisik! Nanti yang ada rusuh tempatnya kalau kalian ikut," ujar Anin santai.
Zidane dan Marcel kompak berdecak. Ingin memprotes, tetapi urung tatkala Leon—ketua kelas mereka ikut muncul membawa sebuah tumpukan buku. Bersamaan dengan bunyi bel masuk, yang membuat teman-teman lainnya berhamburan masuk ke dalam kelas.
"Balik ke tempat duduk masing-masing. Gue mau bagiin buku tugas kalian," titah Leon tegas. Yang langsung dituruti oleh para teman-temannya.
****
Getar ponsel Anindya tiada hentinya mengganggu fokus gadis itu sejak setengah jam yang lalu. Anindya masih bergeming, tak ingin menggubris. Terlebih, ia sudah sangat hafal, penyebab ponselnya tak berhenti bergetar itu adalah pesan rusuh dari group kelasnya.
Kumpulan anak ajaib yang bertemu sejak sebulan terakhir di kelas yang sama. Nyatanya, memiliki kepribadian unik yang selaras. Selaras dalam hal merusuh dan meramaikan group ataupun kelas.
Sudah merasa tak terlalu fokus akan hal yang dikerjakannya. Anindya pun mengecek pesan group yang sudah ada ratusan. Anindya menggeleng pelan melihat angka ratusan itu. Entah apa yang dibahas oleh teman-temannya hingga sampai ratusan dalam waktu beberapa jam.
Group=> Family 11 ips 3
Anin:
Bentar Sher
Lagi ngerjain soal
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning [TERBIT] OPEN PRE-ORDER
Novela Juvenil[Naskah event PENSI bersama Teorikata. Sedang dalam proses revisi untuk terbit cetak] Berawal dari salah seorang temannya yang meminta bantuan mencari kenalan anak basket. Anindya Kamala si wakil ketua kelas 11 ips 3 terjebak dalam hubungan rumit de...