BAB 3

202 8 0
                                    

Alexa luar biasa gembira malam ini. Kayla memang paling tahu cara terbaik menghilangkan penat. Lahir sebagai anak tunggal dari seorang pengusaha retail ternama, Kayla tumbuh menjadi gadis manja dan suka berpesta.

Kayla adalah ratu pesta di universitas. Tampaknya, gelar tersebut akan tetap melekat pada wanita itu. Sejak dulu, Kayla tak pernah sungkan mengajak mereka berdua bersenang-senang terutama ketika ia atau Devina sedang murung.

Alexa sangat menyayangi Kayla. Wanita itu bahkan memiliki sifat yang hampir sama dengannya—bebas, penggila anggur putih, pintar, berpikiran terbuka, tapi begitu mudah jatuh cinta dan bisa menjadi sangat bodoh hanya karena cinta. Perbedaannya, Alexa lebih memilih menutup hatinya dari semua romantisme cinta akibat pengalaman pahit di masa lalu, sedangkan Kayla tidak pernah jera jatuh cinta meski telah berkali-kali tersakiti.

Hingga saat ini, Alexa masih belum mengetahui bagaimana cara Kayla melupakan semua rasa sakit akibat patah hati itu dengan mudah. Ia tidak tahu apakah Kayla benar-benar jatuh cinta atau hanya mengalami 'sindrom buta perasaan'—sindrom yang mereka ciptakan bersama. Sebuah sindrom di mana kita tidak tahu apakah perasaan itu benar-benar cinta atau hanya sekedar rasa suka yang begitu besar, atau bahkan hanya rasa haus akan romantisme dan perhatian. Ya, sindrom buta perasaan.

Cukup lama Alexa bersenang-senang di lantai dansa. Berniat mengistirahatkan kaki sejenak, Alexa mulai melangkah menjauh dari lantai dansa. Jantungnya masih berdegup cepat dipenuhi kegembiraan, sama seperti dentuman musik yang keras dan penuh semangat. Napas yang terengah-engah tak sedikit pun menghapus senyum ceria di wajah cantiknya, pertanda bahwa suasana hati Alexa sudah membaik.

Alexa sengaja melupakan tuntutan Pappy untuk sesaat. Ia akan memikirkannya kembali jika sudah mendapatkan jalan keluar terbaik bagi semuanya. Namun malam ini, Alexa bertekad melepaskan semua beban di pundaknya dan menghabiskan waktu dengan bersenang-senang.

Kelelahan, tapi gembira. Alexa duduk di sofa dengan senyum puas dan embusan napas lega. Sambil sesekali menatap Kayla dan Devina, Alexa menyambar botol anggur di meja bundar, lalu menuangkannya ke gelas tinggi. Seraya menikmati rasa manis yang tersisa di lidah, Alexa tersenyum kecil melihat Kayla yang menari centil dan menggoda sambil menempelkan tubuh pada salah satu pria.

Setelah mengisi anggur kembali ke gelas dan menenggaknya untuk yang kedua kali, ponsel Alexa tiba-tiba berdering keras. Tak penasaran dengan si penelepon, Alexa mengeluarkan ponsel dengan santai.

"Halo!" sapa Alexa sedikit keras, berusaha menyaingi dentuman musik.

"Di mana kau sekarang?" tanya Nico, kakaknya yang tercinta dan terposesif. Nada bicaranya datar seperti biasa, tapi sarat interogasi.

"Queeny's," jawab Alexa santai sambil mengisi kembali gelasnya, lalu membawa benda itu ketika bersandar di sofa. "Ada apa, Nico?"

"Hanya ingin mengucapkan selamat. Congratulation."

Ucapan selamat itu terdengar begitu datar dan tanpa ekspresi. Ciri khas Nico yang tak pernah berubah. Namun, minat Alexa tertuju pada keriangan diiringi rengekan manja yang terdengar jelas di belakang Nico.

"Give it to me, give it to me. Oh, come on, Nico! Give it to me," pinta Maira yang terdengar bersemangat, gembira, dan tidak sabaran. Alexa tersenyum kecil mendengar perdebatan kecil nan menggemaskan antara Nico dan kakak ipar kesayangannya, Maira. Nico memang bisa berubah menjadi kekanak-kanakan jika berhadapan dengan Maira.

"Alexa! SELAMAT, YA!" teriak Maira, semangat dan gembira.

"Sweety, jangan keras-keras. Kalau Angelo bangun, kita jadi tidak bisa bercinta lagi," gerutu Nico manja, membuat Alexa menggeleng geli.

Crazy Of You (21+) - The "C" Series No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang