Wade duduk di sebelah kanan Alexa, sementara Darla berada di sisi kiri wanita itu. Saat ini, mereka berada di ruang latihan berdindingkan cermin yang berguna sebagai penunjang bagi para pemain agar bisa berlatih dan memperdalam akting dengan baik.
Tanpa berbicara sedikit pun, pandangan mereka semua tertuju pada seorang pelatih dan Dave yang sedang berlatih dialog serta cara menunjukkan setiap ekspresi agar terlihat nyata baik di mata dan wajah pria itu.
Dave tampak begitu bersemangat. Wade cukup puas melihat kemajuan Dave yang mampu berperan dan mengingat dialog dengan baik, padahal mereka baru saja mulai latihan dua jam yang lalu. Bagi Wade, Dave termasuk salah satu pendatang baru yang memiliki daya tangkap cepat. Ia beruntung bisa memakai pria itu sebagai pengganti Ethan, bukan hanya karena kemampuan Dave, tapi juga karena Wade bisa semakin dekat dengan Alexa.
Wade melirik jam dinding yang ada di ruangan, hampir pukul 18.30. Ia tidak sabar ingin membawa Alexa pergi dari sini. Ia sudah memesan sebuah meja di salah satu restoran yang terkenal akan keindahan pemandangannya di malam hari. Ia juga berencana menghabiskan malam ini bersama Alexa.
Ketika menoleh, Wade mendapati Alexa tersenyum hangat pada Dave. Ia pun mengalihkan pandangan ke Dave dan melihat senyum balasan yang pria itu tujukan kepada Alexa. Sorot hangat dan dalam Dave kepada Alexa seketika memercik api cemburu dalam dadanya. Wade mendengus malas seraya memutar bola mata, lalu berdecak kesal menanggapi kemesraan yang membuatnya mual.
Cukup sering ia melihat Dave menatap Alexa seperti itu. Namun, yang menyebalkan bagi Wade adalah ketika Alexa membalas tatapan dan senyuman Dave. Wade kemudian berdeham cukup keras, berusaha mengusir rasa kesal yang bercokol di tenggorokannya.
"Bagaimana kalau kita makan malam sekarang?" bisik Wade, berusaha mengalihkan pandangan Alexa dari Dave. Wanita itu menatap arloji sekilas, lalu kembali memerhatikan Dave tanpa sedikit pun menoleh ke arahnya.
"Apa latihannya masih lama?"
"Mungkin. Memangnya kenapa?" Kening Wade spontan mengerut kesal saat menyadari perhatian Alexa masih terpusat pada Dave yang sedang mendengar penjelasan dengan serius.
"Lalu? Bagaimana dengan mereka? Apa kita tidak mengajak mereka?" tanya Alexa yang akhirnya menoleh dan menatap Wade dengan raut cemas, sebelum kembali memerhatikan Dave. Ia bisa melihat keengganan dan kekhawatiran di mata itu, yang malah membakar api cemburu dalam dadanya.
"Aku akan meminta salah satu pegawaiku membelikan makan malam untuk mereka."
Alexa kembali menatap Wade. Wanita itu tampak sungkan menerima usul tersebut, sedangkan ia rela memberikan segalanya asalkan bisa membawa wanita itu pergi menjauh dari tempat ini, terlebih dari Dave.
"Sungguh. Aku tidak mau merepotkanmu, Wade. Ini sudah malam, dan mungkin sebagian besar pegawaimu sudah pulang. Lagi pula, aku sudah berjanji pada Dave untuk menemaninya di hari pertama latihan." Masih dengan raut ragu dan sungkan, Alexa kembali mengalihkan pandangan ke Dave.
"Lalu, apa gunanya Darla kalau kamu masih harus selalu berada di sisinya dan menemani setiap saat? Atau ... mungkin aku harus meminta ijin Dave sebelum mengajak wanitanya makan malam?" celetuk Wade sedikit sinis.
Alexa segera menoleh dan menatap tajam seraya memasang ekspresi tersinggung. "Aku bukan wanitanya, atau siapa pun! No one can own me, Wade. No one!"
"Oh, really? Kurasa kamu lupa kalau selama seminggu ke depan, kamu adalah milikku, Alexa," bisik Wade parau dan menggoda. Refleks, mata Alexa terbelalak. Rona merah pun menghiasi pipi wanita itu, merespons senyum nakalnya. Ia yakin Alexa tahu arti di balik ucapannya.
Wade pikir, Alexa akhirnya tunduk dan menyerah. Sebaliknya, wanita itu malah tersenyum sinis, kemudian bergerak mendekatkan bibir ke telinga Wade. Alexa sengaja mengembus lembut di telinga Wade, dan bulu kuduknya pun meremang seketika. Embusan hangat itu berhasil membangkitkan gairah Wade dalam sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You (21+) - The "C" Series No. 1
RomanceWarning!! 21+ (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakannya dalam membaca. Sadar diri, sadar umur.) ***** Semua orang mengira hidup seorang Alexa Neandro s...