BAB 17

79 2 0
                                    

Setiap nada mengalun merdu dari bibir Dave. Alexa merasa sangat beruntung bisa menemukan seseorang yang memiliki suara indah dan bening tanpa harus dipoles seperti penyanyi pada umumnya. Dave memiliki teknik vokal yang sangat bagus, suaranya selalu stabil, dan penjiwaannya ketika menyanyi benar-benar mampu menyentuh hati setiap pendengar. Itulah yang membedakan Dave dari penyanyi orbitannya yang lain. Suara dan cara Dave menyanyi membuat setiap lagu seakan hidup dan memiliki jiwa.

Sesekali, Alexa mengalihkan pandangan dari Dave demi mengamati Gerald yang sedang melakukan tugasnya. Percaya bahwa tangan Gerald tak pernah mengecewakan, Alexa kembali menatap Dave yang ternyata sedang menatapnya. Tatapan hangat dan dalam itu seolah menunjukkan kalau saat ini Dave sedang bernyanyi untuknya. Lagu yang pria itu nyanyikan memang sangat indah dan menyentuh, tapi Alexa tak menyukai tatapan yang Dave berikan padanya. Berusaha bersikap acuh tak acuh, Alexa kembali mengalihkan pandangan ke Gerald.

Akhirnya, proses rekaman selesai sebelum jam makan siang. Alexa mengacungkan kedua ibu jari kepada Dave seraya tersenyum puas demi memberi suntikan semangat pada pria itu. Meski begitu, Dave tetap saja masuk ke ruangan kendali dengan raut sedikit gugup setelah keluar dari ruang rekaman. "Bagaimana hasilnya? Apakah bagus? Apa kamu suka?"

Alexa tahu kalau pertanyaan itu ditujukan padanya. Ia pun mengangguk semangat tanpa sedikit pun mengurangi senyum puasnya. "I love it, Dave. Kita akan mendengar hasil akhirnya besok, dan percayalah, kamu melakukannya dengan sangat sempurna."

Mendengar pujian Alexa, raut gugup Dave sirna seketika digantikan senyum lebar yang membuat wajah pria itu semakin tampan. Tatapan hangat yang sedari tadi mengunci Alexa pun berubah menjadi sorot penuh harap.

"Jadi ... kita makan siang bersama hari ini?"

"Tentu saja. Tapi, jam dua nanti aku ada pertemuan dengan tim marketing salah satu produk minuman ternama," jawab Alexa santai, memberi kepastian yang menyenangkan hati pria itu. Dave tersenyum lebar, tak mampu menutupi kebahagiaan yang terpancar jelas di matanya.

"Tidak masalah. Aku bisa langsung pulang ke apartemen dan kembali menghafal skenarioku."

"Oh, jangan lupa jam empat nanti ada pertemuan sekaligus latihan pertamamu, Dave," ingat Alexa agar pria itu bisa tiba tepat waktu.

"Iya. Iya, aku ingat. Jadi, kita mau makan siang di mana?"

"Hmm, bagaimana kalau kita makan di Mozza?" usul Alexa.

"Whatever you want, Alexa."

Lagi, tatapan hangat dan tulus itu tertuju pada Alexa. Enggan menyambut tatapan itu, Alexa mengalihkan pandangan kepada Darla yang masih duduk di sudut ruangan, tampak berusaha menjadi sosok tak kasatmata, sementara ia mulai bersiap-siap pergi dari tempat itu.

"Darla, apa yang kau lakukan?" tegur Alexa. Wanita itu langsung menoleh, lalu menyunggingkan senyum kaku. "Ayo, kita makan siang."

"Oh, jadi aku boleh ikut?"

Alexa mengerutkan kening, heran mendengar pertanyaan yang mengiringi raut kaget Darla. Dengan lirikan penuh isyarat, mata Darla tertuju pada Dave. Alexa menatap Dave yang langsung membuang wajah, mencoba mengalihkan perhatian dengan melontarkan basa-basi pada Gerald, yang malah terkejut dan menoleh saat mendengar sapaan Dave. Namun, sedetik kemudian Gerald berbalik menatap barisan mesin monitor karena lirikan tajam Alexa memerintahkan agar pria itu tetap diam dan kembali bekerja.

"OK. I think I know what's wrong in here," tebak Alexa tegas seraya menatap sinis Dave yang masih mengalihkan pandangan darinya. Alexa kembali menatap Darla dan memberikan isyarat pada wanita itu agar menghampirinya. Patuh, Darla berjalan ke arahnya, lalu berhenti tepat di hadapan Alexa dengan raut kaku tak terbaca.

Crazy Of You (21+) - The "C" Series No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang