BAB 8

103 3 0
                                    

"Apa sebenarnya yang ingin kamu tawarkan padaku?"

Alexa berusaha tak menggubris ucapan bermakna ganda yang Wade lontarkan sebelumnya. Keberadaan Wade yang cukup dekat membuat Alexa sedikit gelisah. Bukannya karena tidak menyukai pria itu, tapi karena sensasi aneh mulai menjalari tubuhnya, yang entah mengapa malah membangkitkan kembali kilasan-kilasan liar akan seks panas mereka.

Tak memedulikan sikap dingin yang ia tunjukkan, Wade malah mengangkat salah satu tangan dan membelai lengan Alexa yang terbuka bebas. Dengan sorot menantang, ia menatap Wade lekat-lekat dan menangkap perubahan nyata di iris hijau terang yang mulai menggelap karena gairah. Jantung Alexa melonjak kegirangan merespons luapan gairah yang terang-terangan Wade tunjukkan. Namun, sebisa mungkin Alexa menyembunyikan perasaannya.

Masih mempertahankan sikap dingin andalannya, Alexa mengalihkan pandangan sejenak dari mata Wade, lalu mengunci belaian lembut sarat godaan di lengannya. Hanya berselang beberapa detik saja, ia kembali menatap Wade dengan sorot menantang dan senyum miring sinis. Kemudian, ia mencengkeram pergelangan pria itu, menghentikan belaian yang membuat darahnya berdesir cepat, lalu menjauhkan tangan Wade darinya, kemudian mundur selangkah demi menjaga jarak tanpa melepaskan tautan mata mereka. Tak menyukai jarak yang tercipta di antara mereka, secepat kilat Wade melingkarkan salah satu tangan di pinggang Alexa, lalu menarik cukup kuat hingga tubuhnya tersentak.

"Jangan berpura-pura seolah kamu tidak menyukai sentuhanku, Babe," ujar Wade tipis sarat godaan, tampak jelas tak peduli akan penolakan yang Alexa tunjukkan.

"Aku tidak berpura-pura."

Alexa berkelit setenang dan sedingin mungkin. Tak percaya, senyum nakal Wade semakin lebar dan kilatan gairah di mata pria itu berubah menjadi gelora yang cukup besar untuk menggoda serta menghipnotis Alexa.

Sebisa mungkin Alexa menahan tubuhnya agar tidak terlalu menempel pada Wade, tapi gagal. Karena, pria itu sengaja mempererat pelukan dan memenjara Alexa dengan lingkaran posesif yang membuat napasnya tercekat. Wajah mereka pun begitu dekat sehingga embusan hangat Wade terasa begitu menggoda ketika menyapu bibirnya. Setidaknya, ia menjaga agar payudaranya tidak menyentuh dada Wade.

"Aku bisa mengingatkan kembali bagaimana kamu begitu menyukai setiap sentuhanku, kalau itu yang kamu inginkan, Alexa," goda Wade parau. Rahang pria itu mengeras ketika menatap bibir Alexa, dan ia bisa menebak isi pikiran Wade saat ini.

Refleks, Alexa pun menatap bibir Wade yang begitu menggoda pertahanan dirinya. Dengan susah payah, ia menolak godaan untuk memagut dan mengulum bibir itu. Alexa tidak ingin mengulangi kesalahan. Ia tidak boleh berhubungan seks lagi dengan Wade karena pria itu adalah sahabat Nico.

Cukup sekali. Ya, cukup satu kali. Satu kali hubungan seks yang menakjubkan, batin Alexa seraya mengalihkan pandangan dari bibir pria itu dan kembali menatap mata Wade yang sedari tadi memerhatikannya.

"Wade, lepaskan aku," pinta Alexa tipis sembari mendorong dada pria itu, berusaha memutus jalinan panas yang tercipta di antara mereka berdua. Sekali lagi, usahanya gagal. Sepertinya, Wade tak akan melepaskan pelukan sampai Alexa menyerah.

"Really, Alexa? Seingatku, malam itu kamu memelukku begitu erat dan memintaku untuk terus memuaskanmu, Babe. Don't you remember?" goda Wade, tak menyerah menyerang pertahanan diri Alexa. Dengan berani, pria itu mulai mendekatkan wajah, berniat menciumnya.

"Back to business, Wade," putus Alexa seraya menekan jari telunjuk di bibir pria itu, menahan pergerakan dan mencegah hal liar kembali menimpa mereka berdua. Kali ini, Wade menegakkan kepala hingga wajah pria itu cukup jauh dari bibirnya. Namun, tak sedikit pun api gairah di mata Wade mereda.

Crazy Of You (21+) - The "C" Series No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang