Chap 13 : Our Friendship

66 10 0
                                    

Kembali ke rumah Aran, Shania yang melihat berita itu langsung berteriak histeris melihat cafe yang dibangun oleh Aran dan teman temannya habis dilahap si jago merah dan menyebabkan puluhan orang meninggal ditempat. Aran yang baru saja selesai mandi terkejut mendengar teriakan sang Ibunda, dengan segera berlari menuju ruang keluarga dan melihat sang ibunda menangis histeris. Boby yang juga melihat berita itu pun sama terkejutnya dengan sang istri, kini ia berusaha menenangkan istrinya itu.

"Udah Bun tenang yaa, semoga emang kecelakaan bukan sengaja dibakar."

"Gak mungkin mas hiiks, Aran sama yang lain selalu ngecek kondisi cafenya hiiks gak mungkin sampe ada kejadian kayak gini."

"Bun ada apa? bunda kenapa nangis kayak gini." Ucap Aran sambil memeluk dan menenangkan Shania.

"Cafe kamu Ran hiiks, Cafe kalian kebakaran bahkan sampai ada yang meninggal Ran hiiks."

Sontak Aran yang mendengar itu terkejut bahkan sangat terpukul, tempat yang menjadi impian ia dan teman temannya hangus terbakar dan menyebabkan puluhan orang meninggal.

Tak kuasa Aran pun terjatuh bersimpuh di lantai sambil menangis, cobaan yang diberikan tuhan kali ini benar benar memukul dirinya.

Tak lama suara nada dering dari handphone Aran pun berbunyi, saat ia melihat ternyata yang menghubunginya adalah Zean dan langsung menjawab panggilan darinya.

"Halo Ran, Assalamualaikum. Lo udah liat berita di TV?" Ucap Zee begitu panik.

"Waalaikumsalam, udah Zee. Gua udah liat cafe kita hangus kebakaran." Ucapnya sendu.

"Gue, Papah, sama Mamah lagi otw ke sana Ran. Kita baru aja sampai rumah terus kaget liat berita. Yang lain udah gua kasih tau dan mereka pun ikut nyusul. Lo gimana?"

"Iyaa Zee, gua nyusul ke cafe. Gua siap siap dulu ntar kita ketemu disana."

"Iya Ran."

Setelah mematikan telfonnya, Aran bergegas mengganti pakaiannya dan meminjam motor milik Ayahnya untuk pergi ke cafe. Selama di perjalanan, Aran mengedarai motor sedikit ugal ugalan karena panik dan kalut. Akhirnya setelah hampir 10 menit Aran sampai di cafenya dan melihat pemadam kebakaran yang masih berusaha memadamkan api yang mulai kecilnya.

Para warga yang ada di sekitar pun turut membantu memadamkan api agar tidak menyebar terlalu luas. Aran cs beserta gracio juga turut membantu damkar agar api cepat padam. Si jago merah semakin lama semakin kecil dan menghilang setelah 3 jam untuk meredakannya.

"Baik, alhamdulilah api sudah berhasil kita padamkan. Selanjutnya kita sisir lagi area cafe dan evakuasi korban yang mungkin masih ada di dalam untuk dibawa ambulans ke rumah sakit agar di identifikasi oleh pihak rumah sakit. Boleh pertemukan saya kepada pemilik cafe ini?" Tanya petugas pemadam kebakaran terhadap warga. Aran cs yang merasa dicari pun memutus Gito agar menjadi perwakilan pemilik cafe, karena cafe itu adalah milik mereka ber 5.

"Saya pak pemilik cafenya. Ada keperluan apa ya pak?" Ujar Gito sopan.

"Jadi begini, kami pihak damkar mencurigai bahwa cafe milik bapak ini sengaja dibakar karena sangat kuat bau dari bensin yang sangat khas saat kami memadamkan area belakang cafe. Untuk itu kami akan menghubungi pihak kepolisian agar kasus ini di usut tuntas. Apakah bapak sebagai pemilik cafe mengizinkannya?" Tegas petugas damkar itu.

"Baik pak, silahkan saja. Saya sebagai pemilik cafe juga ingin tau bagaimana cafe saya bisa terbakar. Karena belum genap 2 jam saya meninggalkan cafe ini bersama teman teman saya, tiba tiba saya mendapat kabar bahwa cafe saya kebakaran hebat." Setelah Gito memberikan izinnya, petugas damkar itu mengangguk dan langsung menelfon kepolisian untuk datang ke TKP. Gito pun langsung memberi tahu yang lain dugaan dari petugas damkar tadi.

MémoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang