Chap 16 : Pengakuan

60 9 0
                                    

Setelah Ollan sadar, Aran cs yang sangat penasaran kenapa Ollan berkhianat dari The Bully's dan memihak kepada mereka. Saat hendak menanyakannya, mereka terpotong oleh Gracio yang lebih dulu menanyakan mengapa Ollan bisa menjadi seperti ini. Ollan menjelaskan bahwa saat sampai di lokasi pertemuan tiba - tiba ada 5 motor dengan masing - masing 2 orang diatasnya yang mengelilinginya. 

Mereka mengatakan bahwa tak ada maaf untuk seorang pengkhianat, dia harus mati di tangan mereka. Ollan yang terkepung mau tak mau harus melawan 10 orang tersebut. Awalnya pertarungan mereka masih seimbang karena Ollan sendiri memiliki basic bela diri.

Namun saat terdesak, salah satu dari mereka mengeluarkan pisau dan segera menusuk perut Ollan. Ollan yang sedang lengah pun tak sempat menghindar, pada akhirnya ia langsung tumbang.

Mereka yang melihat Ollan tumbang dengan segera meninggalkannya sendiri, namun menyisakan satu orang untuk memantau memastikan Ollan benar - benar mati. Ollan yang tak kuat menahan rasa sakit dari tusukan itu akhirnya pingsan, tak lama kemudian Gracio dan yang lainnya datang lalu menyelamatkan Ollan.

"Jadi gitu Om, Ollan curiga mereka orang suruhannya Vion yang ngikutin dari markas."

"Buat kalian terutama Aran, maafin gua. Kelakuan gua selama ini ke ke kalian apalagi ke Aran mungkin gak bakal kalian maafin. Kita sebenernya dimanfaatin doang sama Vion, kita gak pernah punya dendam sama kalian.

Vion awalnya baik, cuman setelah kalah dari lo di olimpiade nasional dia diejek satu sekolahan karena udah janji bakal menang. Dari situ dia mulai dendam sama lo, kita yang udah temenan dari SMP disuruh nge bully lu tanpa dia." Jelas Ollan dengan perasaan menyesal.

"Lo tau, dari semua anggota The Bully's cuman lo yang pengen gue tonjok. Apalagi terakhir lu nonjok Aran sambil dilempar ke tembok." Geram Aldo.

"Udah gitu kalian bikin Aran sakit perut sampai 2 jam gak balik ke kelas terus pintunya kalian halangin biar Aran ke kunci. Kalau bukan karena Aran, kalian udah abis dari lama." Lanjut Zean

"Selama ini kita semua ditahan sama Aran biar gak ngelawan ke kalian semua, Lo pernah mikir gak kenapa Aran gak pernah ngelawan? Selain karena orang tua kalian donatur SMA FX Sudirman, Aran selalu nganggap kalian itu temen. Dia selalu bilang kalian itu lagi khilaf, Aran ngeyakinin kita semua kalau kalian semua bisa berubah." Tutur Daniel

"Dan pada akhirnya kalian tiba - tiba berubah, kita gak pernah percaya sama kalian yang jadi baik. Aran selalu ngeyakinin kalau kalian berubah, tapi apa? Cafe kita kebakaran hebat padahal kita selalu ngecek keselamatan cafe. Jadi apa rencana kalian sebenarnya Lan?" Sambung Gito.

Suasana di ruangan tiba - tiba menjadi tegang. Sebelum Ollan menjawab pertanyaan dari gito, orang yang tadi memata - matai mereka sadar dari pingsannya.

Dengan segera Gracio mencengkram bajunya dan mengangkat tubuh orang yang bertumpu di tembok lalu sambil menatapnya tajam. Cello dan Rasya yang ingin memisahkan ditahan oleh Zean.

Ia sangat tahu ayahnya itu tidak akan melukai orang tersebut, itu hanya gertakan semata. Kalau kalian bertanya kemana bidadari mereka, tadi dia diantar oleh supir keluarga Harlan ke suatu tempat.

Makanya dia tidak melihat keganasan suaminya itu.

"KASIH TAU SIAPA ORANG YANG NYURUH KAMU BUAT NGEBUNUH OLLAN HAH?!" Gertak Gracio.

"Say- saya....." Bingung orang itu.

"JAWAB YANG BENER BUKAN SAYA SAYA, SIAPA YANG NYURUH KAMU HAH?!" 

"Om Cio ngeri yaa kalau marah, ini aja sama Ollan yang mata matanya terluka ngerinya minta ampun. Gimana nanti kalau si Zean yang ditusuk." Bisik Aldo pada Daniel.

MémoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang