Chap 20 : Kehilangan

68 8 2
                                    

"AARGHHH ANJ*** GAK BISA DI ANDALIN!! OLLAN GAK MATI, SI CHRISTIAN JUGA NGIKUT JADI PENGKHIANAT, DAN SEKARANG ORANG - ORANG YANG GUE SURUH CULIK CEWEK - CEWEK ITU GAGAL DAN DITANGKAP POLISI?!! ANJ*** BANG***" Kesalnya sambil menghancurkan barang yang ada di sekitarnya.

"Yon, tenang Yon, kita harus mikirin rencana baru. Percuma kalo lo marah sama kesel sendiri, tapi gak mikirin langkah kita selanjutnya." Jason berusaha menenangkan ketuanya itu.

Orang itu adalah Vion yang sedang tenggelam dalam amarahnya karena rencana yang sudah di susunnya gagal. Terlebih lagi Ollan yang sudah di anggap seperti keluarga sendiri, ternyata memilih untuk mengkhianati dirinya serta The Bully's. Tak hanya Ollan, Christian yang merupakan salah satu anak buah terbaiknya itu pun ikut berkhianat dan memilih memihak pada Aran cs.

"Musuh yang paling bahaya itu orang terdekat kita, gue kira kalimat itu bohong. Yon, rencana kita udah hancur semua, gak akan ada yang berhasil. Langkah kita selanjutnya harus ngapain Yon?" Tanya Ariel pada Vion yang mulai mereda emosinya.

Vion yang memang kali ini tidak bisa memberikan ide untuk langkah mereka selanjutnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa melihat pada Ariel. Seolah olah ia sudah gagal dan tak bisa melakukan apapun untuk menghancurkan Aran.

"Kalau lo mau nekat, kita ilangin orang yang penting dan berharga buat Aran."

"Maksud lo, Van?"

~~~~

"Telinga gue kok panas banget yaa, siapa yang lagi gosipin gue?" Heran Ollan. Karena memang biasanya kalau telinga tiba - tiba merasa panas, itu artinya ada yang sedang membicarakan orang itu.

"Sugesti lo aja kali Lan. Btw Om Cio, kapan yaa  ngebolehin keluar dari rumah sakit? Udah 3 hari nginep di sini, bosen liat tembok mulu." Keluh Aldo.

Memang setelah menjemput para CPB dan kembali ke rumah sakit, mereka tidak diperbolehkan keluar dari rumah sakit itu. Kalau ingin membeli sesuatu keluar rumah sakit, Gracio lebih menyuruh bodyguard nya untuk membelikan kebutuhan itu. Katanya sih takut ada apa - apa di luar nanti, makanya mereka semua tidak diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

Lalu bagaimana dengan para CPB? Bagaimana bisa mereka diizinkan orang tuanya untuk ikut menginap? Well, Gracio membujuk mereka semua agar putrinya diizinkan menginap selama beberapa hari dengan alasan keselamatan mereka. Karena tak mau anaknya kenapa - napa, mereka semua pun mengizinkannya.

"Lebay lo Do. Kita cuman disuruh stay di sini, bukan cuman diem di lantai tempat Ollan dirawat." Protesnya kepada sahabatnya. Karena sudah 3 hari Aldo sama sekali tidak keluar dari lantai khusus yang dibuat oleh Gracio di rumah sakit itu.

"Dih, gue tuh gak mau aja nanti tiba tiba dibekap sama orang asing, pingsan terus diculik. Kalo kejadian kan ngeri, gue yakin kalian pasti bakal nyelamatin gue tapi waktu disekapnya itu nanti gue disiksa, gak dikasih makan, suruh bersihin ruangan, iihh." Aldo bergedik membayangkan hal hal itu.

"Kebanyakan nonton sinetron gini nih akibatnya, kebanyakan drama."

"Daripada lo, nonton Thai series mulu, Niel."

"Mending Thai series lah daripada sinetron Indo, bisa sambil belajar bahasa Thailand."

"Lo kira, selama ini gue gak tau apa yang ditonton sama lo, Niel?" Aldo tersenyum licik, ia merasa akan memenangkan perdebatan kali ini melawan Daniel. Merasa rahasianya sudah tidak aman Daniel dengan segera mengancam Aldo agar dirinya tak membocorkan hal itu.

Tiba - tiba pintu terbuka, menampakkan 2 orang pasangan suami - istri yang nampaknya hendak pamit pada Ollan. "Nak Ollan, Om sama Tante Shania pulang dulu yaa, Aldo, Daniel, Om pamit yaa," ujar Boby mewakilkan Shania yang hanya tersenyum pada 3 orang itu.

MémoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang