5. Pandangan Pertama(editing)

1.1K 60 3
                                    

Marry POV

Aku akhirnya sudah di Camp Halfblood. Disini aku akan berlatih selama musim panas, sepertinya menjadi demigod itu sangat melelahkan. Dan sepertinya musim panas kali ini, akan menjadi musim panas yg panjang.

Author POV

Ketika Marry ingin menghidupkan handphone-nya, Marry langsung cepat dicegah oleh seseorang. Dia tidak tau itu adalah Nico, adiknya alm.Bianca.

"Kalau kau tak ingin kita dalan bahaya, jangan pernah menghidupkan sebuah benda yg memiliki sinyal"ucapnya Nico.

.
"Tapi aku merindukan Ibuku"Protes Marry.

"Whatever. Aku akan memberikan ponsel ini ke mr.D"Lalu Nico pergi secepat kilat dengan menaiki awan hitam yg dibuatnya.

"Siapa itu? Awan hitam apa itu?"Tanya Marry pada dirinya sendiri.

"Itu adalah Nico, putra paman Hades, dan dulu dia punya kakak perempuan bernama Bianca. Tetapi dia tewas dalam misi kami, dan Nico menyalahkanku karena tidak bisa menjaganya"jawab Percy yg ternyata berada di belakang Marry.

Lalu Marry hanya melongo setengah mengerti, dan Percy mengusap kepala adiknya dengan tangan kanannya.

Lalu Percy membawa Marry ke tempat latihan pedang.

"Apa kau sudah memiliki senjata?" Tanya Percy sambil mengeluarkan sebuah pulpen seperti miliknya, tetapi pulpen miliknya lebih besar dibanding milik Percy, dan punya Marry berlambang sebuah benda yg mirip garpu.

Kemudian Percy menekan tombol yg ada di atas pulpen tersebut, dan dengan seketika pulpen itu berubah bentuk menjadi sebuah pedang.

"Aku juga punya sesuatu yg seperti itu, tetapi lebih besar daripada punya mu, berwarna biru laut, dan memiliki gambar seperti sebuah benda yg mirip garpu."Jawab Marry polos.

"Itu bukan sebuah garpu my sister, itu sebuah Trisula, senjata dewa poseidon"Protes Percy sambil tertawa geli, di tambah lagi melihat wajah Marry yg merona malu.

"Kau memang adikku yg sangat manis"lanjut Percy, sambil terkikik geli.

"Benarkah? Lalu apakah tyson menurut mu tidak manis, Dia kan juga sangat baik."tanya Marry, itu lebih seperti pernyataan, daripada pertanyaan.

Lalu Percy tertawa lagi dan meletakkan kedua tangannya ke bahu Marry.

"Kau satu satunya adik perempuanku, okey?"Kemudian Marry mengangguk.

"Karena sebab itulah kau adikku yg paling manis."Ucap Percy sambil menatap mata adiknya dalam dalam.

"Mau berduel?"Lanjut Percy, dan Marry mengangguk sambil menekan tombol pulpennya. Lalu pulpennya berubah menjadi sebuah pedang dari logam berat dan Marry sepertinya tidak sanggup untuk mengangkatnya.

"Sepertinya kau perlu menemui seseorang, sister."Kata Percy lalu menarik tangan ku ke sebuah bengkel.

Kenapa disini banyak benda benda untuk berbengkel? Batin Marry. Dan ternyata dia berada di sebuah bengkel dewa hapaesthus.

Si dewa api, pandai besi, pandai patung, dan dewa gunung berapi.

Marry POV

Percy membawaku ke kabin Hepaesthus dan menemui seseorang, aku belum tau namanya.

"Hai, Perce."sapa pemuda itu, sambil meletakkan sebuah benda yg ku sangka adalah sebuah pedang yg masih setengah jadi.

"Kau pasti Marry, right?" Tanyanya padaku, lalu aku mengangguk dan tersenyum padanya.

"Oh, Liam, bisakah kau membuatkan adikku sebuah pedang yg ringan dan tidak terlalu besar?"Tanya Perce pada Liam.

"Tentu saja Perce, tapi aku perlu mencari bahan bahannya dulu"jawab Liam sambil membuka kacamata tukangnya, itu lebih seperti topeng besi. BatinkU.

Aku baru menyadari sesuatu, ternyata dia cukup (sangat sangat)... tampan.

Malah bisa dibilang sangat (sangat)... menawan.

Matanya berwarna abu abu, hidung mancung, rambut pirang yg dipangkas tidak terlalu pendek.

Sepertinya, aku mulai tertarik padanya.

Oh, ayolaah. Itu tidak mungkin.

Katika aku tertangkap sedang menatapnya, ketika dia juga menatapku, aku menundukkan kepalaku, menyembunyikan wajahku yg aku yakini sudah semerah tomat.

Lalu dia tersenyum manis padaku, dan membuat jantungku yg hampir jatuh karena ulahnya.

"Okey Liam, aku akan pergi dulu. Apakah kau ingin tinggal disini bersama Liam, Anny?"Tanya perce dg tatapan jahilnya padaku, aku menggeleng.

Sebernarnya aku sangat ingin.

"Baiklah kalau begitu. Liam, nanti malam temui kami di amphiteater dekat api unggun setelah makan malam."Ucap Perce, dan kami langsung pergi dari bengkel itu.

Oh, aku tidak ingin pergi dari bengkel inii..

Author POV

Marry dan Perce pergi mencari Tyson dan Grover.

"Hei, menurutmu dimana mereka?" Tanya marry pada perce.

"mungkin Tyson berada di dekat danau kuno, lalu Grover mungkin sedang berada di antara anak anak dewi aprhodite."Jawab Percy asal asalan.

"Aku akan mencari tyson, dan kau carilah Grover, ini sudah akan menjelang makan siang, akanku temui kau di ruang makan. Paviliun makan disanakan?"Ucapku, lalu percy mengangguk. Itu lebih seperti perintah dari seorang ibu ke anaknya, daripada seperti adik ke kakaknya.

Marry POV

Aku menemukan Tyson di tepi danau kuno, dibawah sebuah pohon besar, dan aku mendengar Tyson sedang berbicara, tapi dia sedang sendiri.

Aku lupa, ternyata ayah bisa berbicara pada kami. Batinku.

Hei, sudah beberapa hari ini aku tidak bicara lagi dengan ayah.

"Hai, Tyson. Kau sedang apa?" Tanyaku sambil duduk di sampingnya.

"Aku sedang mencoba untuk bicara pada ayah, tapi dia tidak menjawabku, mungkin dia sedang sibuk"Jwabnya dengan sedih.

"Oh c'mon, you not allone, we here for you, I'am and Percy always any for you Tyson."Ucapku untuk menghiburnya.

"Aku tau"Jawab Tyson.

"Kau tak seperti Kak Tyson yg gila, dan tidak seperti kak tyson aku kenal, apa yg merasukimu?" ucapanku berhasil membuatnya terrtawa.

Tbc

I'am A Demigod(Daughter of Poseidon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang