6.Amphiteater(editing)

1K 61 2
                                    

Marry POV

Aku bersama Tyson sedang berjalan menuju paviliun makan.

Ketika kamu setengah jalan.

Tiba tiba Liam datang menuju padaku.

"Hai, kita belum resmi berkenalan kan?" Tanyanya padaku.

Lalu aku mengangguk.

"Namaku William Houston. Seperti yg kau tau, aku putra dari Dewa Hephaestus."Jelasnya sambil mengajukan tangannya padaku.

Lalu aku menyambut tangannya. Sambil berkata.

"Lalu aku Marry Anny Damarcus. Ayahku adalah..."Aku terdiam sebentar. Sebelum aku melanjutkan kata kata ku.

"Dewa"

"Poseidon"potongnya. Lalu tersenyum manis.

Liam POV

AKU memberi kode pada Tyson untuk meninggalkan kami berdua untuk mengobrol.

Dan Tyson mengerti, kemudian pergi meninggalkan kami, tentunya tanpa diketahui Marry.

Dia terlihat sangat gelisah karena aku terus menggenggam tangannya.

Lalu aku melepaskannya, dan aku melihat wajahnya yg sudah semerah tomat matang.

Aku terus tersenyum melihat wajahnya yg cantik.

Lalu melanjutkan perjalanan yg menuju Paviliun makan.

Marry POV

AKU benar benar ingin melompat kesana sini karena dia menatapku dalam dan tersenyum manis.

Tapi aku menahan perilaku ku itu karena aku tidak ingin dianggap gila oleh orang orang di sekitarku dan oleh pemuda yg cukup tinggi, tampan, dan tentu saja sangat menawan.

"Hai, anny, here!"Sahut Percy berteriak di salah satu meja makan yg cukup besar dan hanya di isi oleh dua orang saja.

Tidak seperti meja makan yg lain dipenuhi oleh Demigod lainnya.

Lalu Liam mengantarku ke meja Percy. Dan berkata.

"Aku temui saat di amphiteater" ucapnya singkat dan tersenyum manis padaku.

Mungkin wajahku sudah sangat merah karena ulah Liam padaku.

Aku melihat Percy dan Tyson yg memandangiku sambil tersenyum.

Oh. its make me more shame.

"So, anyone have a appointment tonight, huh!"Tanya Percy dengan dengan nada jahilnya.

"Yes, youre right"sambung Tyson di sebelahku.

Oh my gosh! I feeling I will die because of shame tonight.
Batinku.

Setelah aku selesai makan malam, aku melihat para Demigod membawa piring mereka yg masih berisi cukup banyak ke amphiteater dan menumpahkannya ke api yg ada disana kemudian berdoa.

Amphiteater sangat luas. berbentuk bulat dan aku pikir itu lebih cocok di bilang sebuah bioskop, karena para Demigod duduk di atas rumput yg peperti jenjang raksasa yg dibuat melingkar.

Di tengah tengahnya ada api unggun yg cukup besar.

tempat dimana para demigod menumpahkan makanannya.

Lalu aku juga ikut ikutan melakukannya.

Setelah menumpahkan makananku ke api, aku kembali ke paviliun makan dan meletakkan piringku ke meja.

Dan sesuai janji, Liam menghampiriku.

"kita Jadi kesana kan?" Tanya Liam padaku.

"Tentu saja."Jawabku senang.

Lalu dia menggenggam tanganku. Ketika Liam menyentuh kulit tanganku, rasanya ada listrik tegangan rendah yg menjalari semua tubuhku.

Demi dewi Aprhodite! Apakah ini rasanya menyukai seseorang?! Teriakku di dalam hati.

Liam POV

Kami berdua sampai ke amphiteater.
"kau mau duduk dimana?"Tanya Liam padaku.

Lalu aku memandang sekitar Amphiteater, dan menunjuk tempat yg agak sepi.

"Disana saja."jawab Marry singkat.

Lalu aku membawa Marry ke tempat yg dia inginkan.

Disana cukup dingin, karena kami cukup jauh dari api unggun.

"Kau sepertinya kedinginan, Anny."Ucapku. Dia hanya memakai kaos berlengan pendek berwarna biru tosca dan celana jeans pendek sepaha.

Aku heran, kenapa dia berani memakai pakaian seperti itu di malam hari.

"Tidak, aku tidak kedinginan." Jawab Marry berbohong.

"Kau memang sangat tidak pandai berbohong, Anny."Kataku pada Marry, sebenarnya aku lebih suka memanggilnya Anny.

Lalu aku melepaskan jaketku dan memakaikannya kepada Marry.

"Efcharisto, Liam."ucapnya dalam bahasa yunani.

"Parakalo, my Anny."Jawabku.

"Darimana kau Belajar bahasa yunani?" Tanyaku.

"Aku belajar dari ibuku, dia berdarah yunani dan Amerika."Jawabnya singkat.

"Ooh, berapa umurmu?"

"17 tahun pada tanggal 6 bulan depan, srkarang masih tgl 8 kan? Masih sekitar 1 bulan lagi."Jawabnya sambil menatapku.

"Dan kau?"Lanjutnya.

"umurku 19 tahun pada tanggal 20 besok"jawabku singkat.

Lalu kami mulai mengobrol tentang keluarga, sampai ke alerginya.

Ternyata dia alergi udang, dan hewan laut lainnya.

Itu anehkan? Padahal dia adalah putri dari dewa penguasa air dan lautan.

Marry POV

Tidak terasa, malam sudah semakin larut, dan keheningan mulai merasuki.

Hanya ada tawa dari orang orang di sekitar kami, dan seorang anak dewa appolo yg memainkan sebuah lagu, dengan menggunakan biolanya.

Lagu yg dia mainkan sangat indah dan lembut, bagaikan menghipnotis seluruh orang yg mendengarnya.

Lalu aku mulai mengantuk dan teridur di bahu Liam.

Dan setelah itu, aku sudah tidak mengetahui apa apa lagi.

Liam POV

Ternyata, Marry sudah tertidur di bahuku. Aku melihat wajahnya yg cantik dari pantulan cahaya yg remang remang.

Lalu, Percy dan Tyson menghampiriku.

"Liam, sejak kapan dia tiduR? Pertunjukan sudah selesai. Dan apakah kau bisa mengantarnya ke kabin kami?"Tanya Percy.

"Tentu saja, Perce." Jawabku. Kemudian aku menggendongnya sampai ke depan pintu kabin dewa Poseidon.

Lalu Percy membukakan pintunya, dan Tyson menganbil alih Anny dariku.

Karena, jika aku masuk ke kabin yg bukan kabinku, maka aku akan mendapat hukuman sesegera mungkin dari mr.D dan Chiron.

Setelah aku mengantar Anny, aku kembali ke kabinku, lalu aku pergi ke kamar mandi. Lalu menggosok gigi, dan mencuci muka.

Setelah dari kamar mandi, aku langsung pergi ke kasurku lalu aku berguling guling sambil memikirkan Anny.

Tiba tiba rasa ngantukku datang, dan aku kemudian tertidur.

TBC

I'am A Demigod(Daughter of Poseidon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang