Chp.8

920 148 51
                                    

•••

"Aduh..." ringis Minwoo ketika kakaknya Hannam menempelkan plester pada luka di dahinya.

"Hei, diam, dong!!" suruh kakaknya Hannam itu, yang botak.

"Pak, luka saya jangan ditekan, dong! perih, tahu." rengek [Name] merasakan perih di pipinya.

"Rasa itu hanya sementara. Jadi, nona diamlah."

"Apa harus kesini?" jengkel Yubin.

"Di rumahmu nggak ada apa-apa." balas Hannam.

Benar, saat ini mereka berada di kediaman keluarga Hannam. Wajah mereka babak belur akibat berkelahi dengan Hwangyeon dan kru-kru nya, di markas Kru Ghost.

Karena, Hwangyeon menyebarkan foto-foto Miyoung yang sedang berduaan dengan om om yang ternyata adalah, Kim Cheonggang, direktur majalah sz.

Kesalahpahaman itu membuat Miyoung jadi tidak masuk sekolah.

Setelah Minwoo dan yang lain tahu bahwa mereka sedang di jebak karena ulahnya si Hwangyeon, disamperin lah ke markasnya sama mereka.

Berakhir dengan perkelahian hingga polisi datang. Tapi mereka berhasil kabur, berkat Jahyun.

"Hei, nak! kalian habis berkelahi?" tanya ayahnya Hannam yang baru datang.

"Eh, ayah?"

"Selamat malam!" sapa mereka pada ayahnya Hannam.

"Dulu kau berkelahi sendirian, sekarang kau berkelahi dengan teman-teman mu?" tanya ayahnya Hannam, matanya menangkap [Name].

"Dan seorang gadis?"

[Name] langsung gugup, ia hanya bisa cengengesan sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Hehe, saya nggak sengaja ikutan.."

Hannam dan yang lainnya hanya menunduk.

Senyuman hangat muncul di bibir sang ayah ketika melihat putranya yang dulu sendirian, kini memiliki teman di sisinya.

"Tapi, ayah senang lihat teman-teman di sampingmu." katanya.

"Ayah sudah pernah bilang, kan. Lotre yang sebenarnya bukanlah uang, tapi teman."

Hannam, [Name], Yubin, dan Minwoo menatap wajah ayahnya Hannam.

"Teman-teman di sampingmu itu adalah hartamu. Jagalah, jangan sampai kehilangan mereka." lanjutnya.

Mata [Name] menatap kagum pada sosok ayah di hadapannya.

Jadi, inikah yang disebut seorang ayah?

Sosok ayah seperti inilah yang ia inginkan sedari kecil.

Bukan, yang...

~
"Semua hancur gara-gara kau."

"Kau dan ibumu sama-sama tidak berguna."
~

"Kalian pasti lapar habis berkelahi. Ayo, pergi makan. Mau makan apa?" tanya ayah Hannam.

Dengan penuh semangat, Hannam, [Name], dan Minwoo berseru "TENTU SAJA DAGING!!"

~

"Wah~ kenyang banget!" ucap Hannam mengelus perutnya yang sudah terisi daging sapi.

"Ah, iya~ perutku kenyang banget!" [Name] menimpali.

"Ayahmu keren banget!" puji Minwoo.

Mereka sekarang ini sedang berjalan di jalanan yang sepi. Yubin hanya diam dan berjalan lebih dulu di depan mereka.

𝖵𝖾𝗅𝗈𝖼𝗂𝗍𝗒 𝖺𝗇𝖽 𝖵𝖺𝗅𝗈𝗋  [ᵂᴵᴺᴰ ᴮᴿᴱᴬᴷᴱᴿ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang