Chp. 17

911 142 48
                                    

•••

Sore hari yang indah saat langit mulai berwarna oranye dengan campuran warna pink yang cantik. Hannam dan [Name] duduk berdua di bangku taman. Niatnya untuk latihan bersama, tapi sayangnya... Setelah latihan jaman VOC bareng Pak Nam kemarin, [Name] sampai tidak bisa berjalan dengan benar alias pincang. Jadi, ia tidak ikut latihan bersama Hannam sore ini.

Slruuup

Gadis itu menyedot susu kotak di tangannya dengan tenang. Matanya lalu melihat ke kaki Hannam.

"Kau yakin latihan pakai sepatu basket?"

Hannam tersenyum bangga memamerkan sepatu Jordan miliknya.

"Tentu saja! Sepatu ku baru saja dimodifikasi."

[Name] mengangguk, senyum kagum terbentuk di bibir ranumnya.

"Pantas saja terlihat keren."

Hannam nyengir dengan bangga, ia berdiri dan memakai helmnya. Tangannya yang besar itu menepuk pucuk kepala [Name] lembut.

"Sebab itu aku ingin mengetesnya. Aku berangkat dulu, ya!"

Gadis itu tersenyum dan mengangguk, melambaikan tangannya pada Hannam yang sudah naik ke sepedanya sambil berkata  "Iya, hati-hati. Semangat!"

Setelah itu Hannam mulai menjauh dengan cepat mengayuh sepedanya melewati orang-orang di jalanan. [Name] juga ikut pergi dari tempat tersebut. Berjalan santai walaupun masih sedikit pincang saat kakinya menekan alas di bawahnya.

Muncul suatu pikiran di kepalanya saat melihat Rumah Sakit besar tempat Minwoo dirawat. Dia ingin mampir lagi, padahal dia sudah hampir seharian menemani Minwoo. Beralasan hanya agar Minwoo makan banyak. Entah dengan gaya apalagi cara [Name] menunjukkan kasih sayangnya kepada Minwoo.

Berharap kalau dia akan sembuh dan bisa berjalan hingga kembali bersepeda bersama yang lainnya lagi.

[Name] berjalan melewati Cafe. Tiba-tiba sekali dia ingin beli minuman di sana. Masuklah ia ke dalam Cafe yang ramai pengunjung itu. Memesan minuman dan mencari tempat duduknya. Matanya melirik ke sudut ruangan, eh...tapi, kok?

"Shelly...?"

Mata gadis itu terbelalak melihat Shelly duduk berhadapan dengan seorang pria berambut pirang.

"Dan... seorang bule lain?!"

[Name] langsung over thinking, bergumam pada dirinya sendiri bahwa Shelly nggak mungkin selingkuh dari Jay. Tapi, kecurigaan nya makin bertambah ketika si pria pirang itu senyum-senyum pada Shelly.

"Wah... Nggak beres ini!"

[Name] langsung menghampiri meja mereka dengan wajah kesalnya. Menggebrak meja dengan pelan, Shelly dan selingkuhannya itu langsung terkejut.

"Eh?!"

"Shelly... Kau selingkuh?" Tanya [Name] menunjuk ke pria itu "Dengan bule ini?!"

Shelly tentu menganga konyol pada temannya itu.

"Selingkuh apanya? Aku tidak selingkuh!"

[Name] menggeleng tidak percaya "Parah kamu Shell....Jahyun se ganteng itu kamu selingkuhi?!"

Bule yang satunya lagi memasang ekspresi tertekan "Orang ini apa-apaan, sih...?"

Shelly sampai berdiri "Tidak, [Name]!! Aku dan Owen cuma teman, tidak lebih!"

"Teman?" Pandangan [Name] menyipit "Eeh yang bener?"

"Astaga...Aku nggak bohong, tahu!" Shelly mulai kesal.

𝖵𝖾𝗅𝗈𝖼𝗂𝗍𝗒 𝖺𝗇𝖽 𝖵𝖺𝗅𝗈𝗋  [ᵂᴵᴺᴰ ᴮᴿᴱᴬᴷᴱᴿ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang