Chapter 4

608 38 17
                                    

Mingyu mendorong Jeonghan hingga terpojok, mengungkung pria manis itu ia mencoba untuk mencium ibunya yg melawan. Jeonghan berusaha menghindar, namun Mingyu tentu saja bukanlah tandingannya. Pemuda itu menarik wajahnya, menciumnya dengan kasar Mingyu benar-benar tau cara bagaimana membuatnya tersiksa

Ciuman itu terlalu ter buru-buru, Jeonghan meringis ketika pemuda yg tengah menerkam nya itu menggigitnya dengan ganas

'Sialan!'

Keduanya saling menatap tajam. Lidah Mingyu berhasil menerobos melilit dan menghisap lidah pihak lain dengan kuat. Rasa manis itu benar-benar membuatnya merasa mabuk, Mingyu semakin menekan ciuman mereka, semakin mencumbu Jeonghan hingga tanpa sadar membuat pria cantik itu melenguh dan mendesah

"Emmh.."

'Bajingan'

Jeonghan memukul dada Mingyu, meminta anaknya untuk segera melepaskannya sebelum ia benar-benar mati. Karena demi apa pun anaknya itu membuatnya hampir kehilangan oksigen, ia menciumnya terlalu dalam, terlalu basah, dan terlalu mem-

'Apa yg kau pikirkan Yoon Jeonghan'

Dadanya bergemuruh, ia merasa kesal sendiri. Sentuhan Mingyu begitu panas, dan ciuman kasar ini menuntut nafsunya untuk lebih bergairah lagi

Di depan matanya sendiri, anaknya itu terlihat sangat menikmati bagaimana panasnya ciuman mereka. Mata tajam yg tertutup itu begitu menawan, dan Jeonghan menjadi ingin terus memandanginya. Rahang tegas pemuda itu terus memutar ke kanan dan ke kiri, membuat sebagian dirinya diam-diam merasa puas karena reaksi Mingyu yg seperti ini. Tanpa Sadar bibirnya sedikit tersenyum, Jeonghan seperti hilang akal untuk waktu satu detik

Jemari itu menyentuh leher putih yg terekspos, merambat hingga ke dada menyebabkan sengatan listrik pada dirinya. Jeonghan memejam, hampir mengumpat tiba-tiba ia menjadi sangat terangsang

'Sadar sialan!'
'Dia anakmu!!'
'Kenapa kau menjadi begitu terangsang hanya karena sebuah sentuhan kecil?!!'

Mingyu membuka kancing teratasnya, membuat dadanya berdetak dengan kencang ketika jemari itu bergerak menurun, bersentuhan langsung dengan kulit di dadanya. Dalam ciuman mereka yg belum selesai ia hampir menahan nafas, tatapan sayu itu seperti menatapnya penuh dengan nafsu

Satu kancing kembali dibuka, Jeonghan dengan reflek menahan lengan pemuda itu. Menggenggamnya dengan kuat ia tidak sanggup dengan segala sengatan yg ia rasakan. Lubangnya terasa gatal, tapi dengan berat ia harus bisa mengendalikan diri, mengendalikan sisa-sisa dari akal sehatnya yg menyimpang

Mingyu tentu saja menatapnya tidak suka, melepaskan tautan mereka dadanya bergemuruh tidak terima dengan penolakan Jeonghan

"Kau menolakku?!"

Jeonghan meneguk ludah kasar, nyalinya seketika menjadi ciut dihadapkan dengan Mingyu yg seperti ini

Tatapan dingin yg anaknya layangkan, ia pernah melihatnya beberapa kali. Tatapan yg membuat hawa di sekitarnya tiba-tiba menjadi sangat merinding ketika ia sedang bersama dengan Seungcheol, Mingyu selalu mengawasinya

"A-aku akan duduk di depan" Jeonghan tergagap, meneguk ludahnya dengan susah payah ia menunduk berusaha menghindari tatapan Minggu. Tatapan itu sangat dingin, begitu menakutkan hingga ke batasnya. Pemuda itu seperti sudah siap untuk melahap dirinya habis-habisan

Membuang nafas kasar Mingyu merasa marah dengan Jeonghan yg seperti ini, bayangan ayahnya yg mungkin tidak pernah mendapat penolakan ini total membuat dirinya memukul Kaca pintu mobil dengan keras. Membuat Jeonghan tersentak hingga tubuhnya sedikit bergetar. Jeonghan ketakutan

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang