Seungcheol berdiri terpaku, netranya menatap kosong dua foto yg terpajang bersisian di rumah duka. Bunga krisan putih mengelilingi foto keduanya, membuktikan seberapa banyak orang yg begitu merasa kehilangan atas kepergian dua sosok yg banyak dikagumi
Choi Sung-eun, satu-satunya saudara yg ia miliki itu harus berakhir tragis bersama suaminya. Akibat kebakaran yg terjadi di rumahnya, kakak satu-satunya itu harus meregang nyawa ketika ia berusaha menyelamatkan putranya yg terjebak di dalam. Kim bum suaminya yg baru saja pulang dari kantor pun ikut menerjang api, berlari tanpa ragu masuk ke dalam ketika salah satu warga mengatakan bahwa istrinya dengan nekat masuk ke dalam
Ketiganya berhasil keluar, bersama dengan para petugas damkar Kim Bum berhasil membawa istri dan anaknya keluar
Mingyu digendongannya jatuh pingsan, istrinya pun tidak sadarkan diri ketika dibawa dengan tandu
Dan di detik-detik perjalanan menuju rumah sakit, keadaan di dalam ambulans itu menjadi ricuh, Sung-eun dan Kim bum tiba-tiba mengalami gagal jantung yg hebat, menyebabkan rasa tercekik kesakitan yg membuat keduanya semakin sulit untuk bernafas.
Di dalam dua mobil ambulans itu, para petugas kesehatan berusaha dengan sangat untuk menyelamatkan pasien mereka masing-masing. Namun hidup seorang makhluk memang bukanlah mereka yg menentukan, Sung-eun bersama suaminya pada akhirnya dinyatakan wafat dalam waktu yg sama, meninggalkan putra mereka yg terbangun dan menangis secara tiba-tiba di mobil lainnya.
Bocah 5 tahun itu kini tengah berdiri, di dampingi sang nenek bocah nakal yg biasa ceria itu sama sekali tidak menampilkan ekspresi apa pun. Pandangannya lurus ke depan, menyaksikan gelapnya lantai yg tidak sama dengan di rumahnya
Lengan kecilnya beberapa kali menjabat lengan para pelayat, wajahnya yg datar tidak menampilkan ekspresi apa pun, meski kenyataannya di dalam sana ia menjerit, Mingyu mendadak lupa bagaimana caranya untuk menangis. Air mata itu tidak keluar meski ia ingin, emosi di dalam dirinya menggumpal, Mingyu mengutuk takdirnya sendiri
"Mingyu-ya"
Mingyu mendongak, mendapati Seungcheol yg sekarang tengah berdiri mengulurkan lengan kepadanya. Wajah pamannya itu tampak basah, Mingyu tidak bodoh ketika melihat bagaimana pamannya berusaha meredam suara tangis hebat saat bertemu tatap dengan dirinya
Bocah itu mengalihkan pandangannya, memutuskan kontak mata mereka dan menyuruh Seungcheol untuk segera pergi dari hadapannya
"Pergilah paman"
"Aku baik-baik saja"Dan dengan itu Seungcheol benar-benar runtuh, air mata yg berusaha ia tahan mati-matian itu akhirnya keluar. Seungcheol bersujud di kaki Mingyu, memeluk bocah itu erat ia menangisi kembali kepergian kakaknya yg terasa tidak adil. Pemuda itu meraung, menangis memeluk Mingyu satu-satunya harta berharga yg kakaknya tinggalkan
'Appa... '
'Eomma'
"Cheol, bisa sekalian antar aku ke kampus. Aku ada kelas pagi ini"
Jeonghan dengan setelan jasnya yg rapi menghampiri suaminya di depan, berniat untuk ikut menumpang di mobilnya karena ia sedang malas menyetir. Alasan pertama, ia hanya ingin berdekatan dengan suaminya. Dan alasan yg paling utama, pikirannya menjadi sedikit kacau terkait mobilnya sendiri, dan hal sial itu diakibatkan oleh perbuatan anaknya yg kurang ajar, Jeonghan menjadi sedikit waswas jika harus membawa mobil sendiri lagi
Seungcheol di depannya tampak kelabakan, entah mungkin karena pekerjaannya yg mendesak Jeonghan dapat menyimpulkan jika ajakannya hari ini pasti akan ditolak kembali
"Eum Han"
"Gak papa kok"
"Aku berangkat dianter pak supir aja"Jeonghan tersenyum getir, ulu hatinya kembali nyeri dihadapkan dengan hal-hal kecil seperti ini. Matanya yg bersinar sedikit meredup, Seungcheol masih sama seperti pertama kali mereka bertemu. Pria itu selalu memberikan penolakan, mendirikan dinding kokoh yg menjadi batas diantara mereka untuk tidak terlibat terlalu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME
RomanceHome menceritakan tentang konflik di sebuah keluarga yg manis Kehidupan rumah tangga Jeonghan dan Seungcheol semakin terlihat tidak baik-baik saja dikarenakan orang ketiga yg muncul diantara mereka