Chapter 14

368 36 19
                                    

Flashback
Setelah kejadian dicekiknya Jeonghan












"Han"

Mingyu mengepalkan jemarinya kuat. Ia marah. Benar-benar marah ketika ia terkurung di kamarnya sendiri dan kemudian dihadiahi tampilan Jeonghan yg tampak kacau. Jeonghan tampak kusut, rambutnya acak-acakan dengan bekas merah yg melingkari lehernya

'Sialan'

Gigi pemuda itu semakin bergemelatuk, membayangkan apa yg telah ayahnya perbuat kepada miliknya

Langkahnya dibuat lebar, Mingyu dengan marah melewati Jeonghan begitu saja untuk meninju ayahnya sebelum pintu itu dibanting oleh Jeonghan dengan keras

Pemuda itu melirik Jeonghan dengan kesal. Menatap dingin pria manis itu karena merasa dihalangi 'Apa yg sedang kau lakukan Yoon Jeonghan'

Jeonghan hanya menatap lantai yg dingin. Ia terkekeh kecil seolah semua yg terjadi hari ini tampak lucu

"Berhenti tertawa"
"Kau menyedihkan Yoon"
Jeonghan hanya tersenyum mendengar hal itu. Ya, benar. Apa yg putranya katakan memang benar. Jeonghan tidak tersinggung sama sekali, Mingyu memang selalu memiliki caranya sendiri untuk peduli. Meski dengan ucapan pedas dan wajah tak bersahabat, Jeonghan tahu putranya begitu menyayangi dirinya

Pria manis itu menyentuh lehernya yg terasa masih sakit. Ia berbalik, menatap Mingyu yg tengah menatapnya dengan begitu khawatir. Kekesalan di wajah tampannya begitu ketara. Jeonghan sedikitnya menyesal, seharusnya ia tidak datang menemui anaknya disaat kondisinya seperti ini

Jeonghan meraih lengan Mingyu dengan lembut, diusapnya telapak tangan yg mengepal itu hingga perlahan-lahan terbuka. Pria manis itu tengah berusaha menenangkan putranya, menatap Mingyu dengan lembut, ia memohon agar pemuda itu untuk tetap tenang sekarang
"Aku tidak apa-apa"
"Jadi jangan terlalu khawatir"

Mingyu berdecak. Apa Jeonghan sekarang tengah membela ayahnya? Sepenting itukah dia sehingga ia menjadi seperti ini. Tidak waras. Mingyu rasanya ingin mengoyak tubuh Seungcheol sekarang juga
"Apa?"
"Jangan terlalu khawatir?"
"Kau serius mengatakan itu disaat kau mendatangiku dengan keadaan seperti ini"

"Yoon Jeonghan"
"Jangan terlalu egois"
"Aku berhak mengkhawatirkanmu sebanyak yg aku mau"

Pemuda itu menarik lengannya dari Jeonghan dengan kasar. Melangkah lebih dulu untuk pergi ke kamar mandi, Mingyu membanting pintu itu dengan keras. Membuat Jeonghan sedikitnya terkejut hingga tanpa sadar meneguk ludahnya sendiri dengan susah payah. Pria manis itu menatap pintu kamar mandi putranya dengan getir, ada rasa nyeri yg menjalar ke ulu hatinya dengan cepat. Jeonghan disana hanya bisa tersenyum simpul sebelum berlalu, lagi-lagi ia menyakiti perasaan putranya

'Mingyu-ya'
'Maaf'

Tidak jauh berbeda dengan keadaan Jeonghan, Mingyu yg tengah menatap dirinya di pantulan cermin itu pun sangat amat tampak kacau. Tumpukan amarahnya masih belum bisa ia lampiaskan, menyebabkan dadanya bergemuruh kuat dengan kepala yg terasa hampir pecah. Hari ini terasa amat memuakkan, semua yg ada di hadapannya tampak sangat menyebalkan seperti serangan tinju yg tidak ada hentinya

Papanya, Yoon Jeonghan, terutama dirinya yg sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Ia kalah dengan status, kalah dengan posisi anak yg harus menuruti ucapan orang tuanya, kalah dengan posisi kuasa terendah di rumah ini

Mingyu terkekeh mengerikan, ia menatap pantulan dirinya di cermin yg tampak tidak bersahabat. Bisikan setan di telinganya kian memanas, mencemooh dirinya dengan begitu kuat dan rendahan

'Bagaimana kau bisa melindunginya Kim? Untuk keluar dari kamarnu saja kau tak memiliki kuasa'

Mingyu semakin mengepalkan lengannya kuat. Memejamkan mata ia berusaha menahan emosinya yg kian memuncak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang